Langsung ke konten utama

MUDITA; epilogue (3.5/5)

Maaf.”

Jeongguk menahan geli ketika keduanya telah berada di kamarnya. Taehyung yang salah tingkah adalah pemandangan menyenangkan untuk dilihat. Mereka baru saja dipergok oleh Nyonya Jeon beberapa saat lalu. Wajah pucat bundanya ketika menatap horor pada dirinya yang nyaris dilucuti oleh Taehyung di tempat terbuka pun masih terbayang di ingatan. Mereka kelabakan sewaktu teriakan Nyonya Jeon memecah suasana sensual di antara keduanya. Taehyung nyaris membuatnya terjerembab saat menurunkan Jeongguk dengan tiba-tiba. Jeongguk setengah menahan malu membenarkan pakaiannya yang tersingkap, sementara Taehyung hanya menyengir seperti orang kelimpungan dan mengucapkan hai canggung yang jelas dibalas delikan oleh Nyonya Jeon.

“Kenapa minta maaf?” Jeongguk tergelak, mengambil posisi duduk di atas kasur menghadap Taehyung.

Taehyung membuang napas keras-keras, “Yang tadi itu kelepasan.”

Jeongguk mengangkat bahu tidak peduli, “Santai aja,” jawabnya ringan, “Bunda kaget doang pasti waktu tau anaknya hampir diperkosa di muka rumahnya sendiri.”

Taehyung mendelik atas ucapan Jeongguk barusan. “Excusme? Yang bisik Taehyung, buka baju lo please itu siapa?”

“Diam.” Jeongguk memberengut sebal, telinganya memerah, “Pokoknya nggak usah terlalu dipikirin sikap Bunda tadi.”

“Jangan kayak binatang, kalau mau seks di kamar, bukan tempat terbuka gini” ujarnya mengulang kembali kalimat yang diucapkan oleh Nyonya Jeon dengan intonasi dimirip-miripkan. Mendesah lelah setelahnya, “Gimana bisa gue nggak mikirin? Kalo nggak dapat restu ntar masa gue ajak lo nikah lari?”

Panas menjalar pipinya saat mendengar kata menikah keluar dari mulut Taehyung, jantungnya berdebar kencang membayangkan jika hal itu kemungkinan akan terjadi suatu saat nanti.

“Salah lo sendiri,” Jeongguk mencibir, “Lagian, emang anaknya udah mau sama lo?” sahutnya menggoda. Namun, wajah Taehyung yang mengeruh membuat Jeongguk dengan segera menambahkan. “Becanda elah,” lanjutnya, menyikut pelan rusuk Taehyung, “Nggak usah tegang-tegang banget, Om.

Alis Taehyung menukik, “Om?” dengusnya tidak percaya. “Kita seumuran, fuck.”

Jeongguk menjulurkan lidahnya mengejek. “Coba deh lo ajak gue jalan, terus nanti lo tanya orang-orang, mereka pasti bakal ngira gue lagi gandengan sama paman gue.”

Hening sesaat sebelum seringai tercipta di belah bibir Taehyung. “Oke,” Taehyung berucap tiba-tiba, membuat Jeongguk mengernyitkan dahi sesaat setelah pria itu melanjutkan, “Kapan mau jalannya?”

“Kok?” Jeongguk mengerjap, lalu seketika salah tingkah. “Bukan gitu maksud gue, dasar brengsek.”

Taehyung terbahak, “Emang nggak mau jalan sama gue?”

“Tau ah,” Jeongguk mencebik lalu berdiri, berniat keluar dari kamar ketika tangannya di tahan oleh Taehyung.

“Mau ke mana?”

Jeongguk menjawab singkat, “Ambil minum.”

Taehyung menggeleng pelan, “Nggak usah.” Dia kemudian menarik tubuh Jeongguk, menghasilkan pekikan tertahan saat tubuh pemuda itu kehilangan keseimbangan dan jatuh ke atas pangkuan Taehyung. “Gue nggak haus.”

Jeongguk tercekat saat merasakan napas Taehyung berhembus mengenai lehernya. Dan dia segera memberontak.

“Gue yang haus,” jawabnya berkilah, mencoba berdiri dan menjauhkan diri dari pemuda itu. Namun yang terjadi justru Taehyung mengunci tubuhnya dengan kedua lengannya yang mengalung di pinggang Jeongguk.

Taehyung menarik sudut bibirnya, melirik siluet samping wajah Jeongguk yang menegang dan berucap geli, “Nggak usah tegang-tegang banget, adik kecil.”

Jeongguk mendelik mendengar Taehyung meniru kalimat yang diucapkannya beberapa saat lalu dengan nada mengejek. Menjadikannya mendengus jengah dan mengumpat singkat, yang justru menghasilkan gelak tawa lagi dari Taehyung.

Brengsek.”

Taehyung mengendikkan bahu main-main. “Lo sendiri yang bilang kalau gue kayak paman lo.”

Pelototan dari Jeongguk dia dapatkan. Pemuda itu memprotes tidak terima. “Tapi gue nggak ada bilang kalo gue anak kecil.”

Bibir Taehyung mendadak membentuk satu seringaian, “Yeah, that’s right.” Sebelah tangannya tiba-tiba saja turun, menyelip di antara bokong Jeongguk, “Mana ada anak kecil punya bokong gede,” meremasnya pelan, dan berbisik, “Iya atau iya?”

Jeongguk kehilangan kata-kata. Napasnya tertahan di pangkal tenggorokan ketika Taehyung tidak juga memiliki tanda-tanda akan menarik tangannya dari bokong Jeongguk. Membuatnya langsung berusaha melepaskan diri dan memukul-mukul lengan Taehyung, sebab Jeongguk tidak sanggup menahan sensasi kulit Taehyung dan kulit bokongnya yang hanya terhalang kain celana tipis.

Hingga berontakannya berhenti ketika merasakan bagian sensitif lehernya dibaui oleh Taehyung. Pria itu mengendusnya lamat-lamat, sengaja menghembuskan napas keras-keras di sana, membuat tubuh Jeongguk sontak melemas dan otot-otot tubuhnya sekan menolak bekerja.

“T—tae..” Jeongguk mendeguk susah payah, “Turunin” 

Ucapannya lantas teredam oleh lenguhan yang tidak sengaja tercipta sewaktu bibir Taehyung berada di permukaan kulitnya, mengecupi beberapa kali dan membasahinya dengan lidah. Menjilati perlahan menuju garis tengkuk sebelum kemudian menyesapnya lama dan sesekali menggigiti kecil dengan lidahnya yang turut menggelitiki kulit Jeongguk disela sesapannya.

Jeongguk menggigit bibir dan matanya mulai tertutup menikmati. Tangannya yang digunakan untuk memberontak tadi telah terkulai lemas di antara tubuhnya sementara tangannya yang satu berpegang erat pada lengan bertato Taehyung. Dan remasannya semakin menguat seiring isapan Taehyung yang semakin intens, menjilati rakus lehernya dan meninggalkan banyak bekas yang mulai memerah di sana.

Kelopak mata Jeongguk terbuka lebar ketika dia nyaris sudah larut dalam suasana tiba-tiba dibuat tersadar sewaktu merasakan tangan Taehyung menyelisip di antara kaosnya, membelainya lembut hingga otot-otot perut Jeongguk menegang sempurna. Napas Jeongguk tercekat, sementara Taehyung tidak memberinya jeda untuk meraup oksigen saat lidah pemuda itu kemudian beralih mengulum daun telinganya.

“Ttaehyung,” Jeongguk berusaha merangkai kata, “Kitashh, makan, ayo? Di bawah. Bunda.. Bunda.. Taehyung..” kalimat rancu itu berubah menjadi rengekan saat tangan Taehyung semakin gencar bermain-main di perutnya, telunjuknya membuat gerakan memutari sekitaran pusar Jeongguk.

“Iya?” Taehyung menyahuti racauan Jeongguk ringan. “Kenapa sama Bunda?”

“Mmakan malam,” Jeongguk sekuat tenaga menahan rasionalnya tetap terjaga sementara bagian lain dirinya telah tertutup oleh nafsu, “Bbunda pasti udah masak.”

Taehyung tersenyum di lehernya, berbisik lembut, “You sure, mau makan?”

Jeongguk mengangguk kalut namun kemudian lenguhan nyaring tercipta ketika Taehyung menggerakan telapaknya naik menuju dada Jeongguk dan dia berbisik lagi, “Dada lo aja udah gini,” dia menyentuh puncak dada Jeongguk yang mengeras, “Anddd... what about this.”

Dan akal sehat Jeongguk tercecer habis bersama desahan yang keluar dari mulutnya saat merasakan bagian selatan tubuhnya yang dibalut kain dan sudah setengah menegang diremas oleh Taehyung tiba-tiba. Jeongguk menutup mulutnya cepat dan menggigiti telapaknya. Takut kalau-kalau suaranya terdengar hingga luar. Sementara Taehyung dengan gerakan pelan menggeser duduknya, mengangkat Jeongguk dan membaringkan pemuda itu di atas kasur.

Jeongguk menelan napas gugup sewaktu Taehyung melepas kemeja dan kaosnya lalu melempar sembarang ke lantai. Menghasilkan pemandangan yang membuatnya meneguk ludah kasar. Taehyung banyak sekali berubah. Postur tubuh tegap dengan rambut diikatnya dan bisep yang besar serta tato memanjang di sebelah lengannya adalah surgawi. Jantungnya berpacu cepat ketika Taehyung merangkak menghampiri Jeongguk dan berada di atas tubuhnya dengan bertumpu pada lengan agar tidak menindihnya.

Keduanya berpandangan seperkian detik, sebelum Taehyung semakin memangkas jarak di antara mereka, meraih satu tangan Jeongguk dan meletakkan di pinggangnya sendiri sebagai gestur meminta pemuda itu memeluknya. Jeongguk yang menangkap hal itu lalu mengangkat satu tangannya yang lain, kedua lengannya lantas melingkar lemas di punggung telanjang Taehyung.

Taehyung menatap Jeongguk sekali lagi, tersenyum kecil dan mendaratkan ciuman pada kedua kelopak Jeongguk yang refleks menutup secara bergantian. Beralih menuju dahinya, mengecup lama dengan napasnya yang gemetar. Menyalurkan seluruh perasaannya yang selama ini dia tahan-tahan untuk muncul ke permukaan. Melepas segala frustrasi yang menggerogotinya sampai Taehyung rasanya nyaris mati. Ciuman Taehyung lalu beralih pada kedua pipi Jeongguk, mengendus permukaan kulit sehalus dan sekenyal bayi itu  lamat-lamat sebelum berpindah ke puncak hidungnya dan berakhir di atas bibir Jeongguk.

Tidak ada ciuman tergesa seperti di teras rumahnya tadi, hanya lumatan-lumatan lembut dan terkontrol dari dua belah bibir yang bertaut. Keduanya saling memagut satu sama lain. Tangan Jeongguk beralih mengalung pada leher Taehyung, menekannya sesekali untuk memperdalam ciuman keduanya yang dengan perlahan berubah semakin intens. Dan Jeongguk lantas memukul pelan belakang Taehyung, memberi isyarat bahwa dia akan kehabisan napas.

Bibirnya terasa begitu tebal saat tautan salivanya dengan Taehyung terlepas, dia mendongak, tersengal saat berusaha meraup udara banyak-banyak untuk memenuhi paru-parunya. Sementara Taehyung memanfaatkan hal itu dengan menyusuri garis rahang Jeongguk menggunakan lidahnya, memberikan kecupan-kecupan kecil hingga turun menuju leher dan menyesap ringan jakun kecil pemuda itu, tersenyum ketika merasakan tubuh Jeongguk yang menegang di bawah kungkungannya. Pelukan Jeongguk pada leher Taehyung mengerat ketika bagian atas kaosnya ditarik ke bawah dan Taehyung mulai menyusuri tulang selangkanya dengan hidungnya, mengecupi lembut permukaan kulitnya dan kembali menyesapnya lama.

Tangan Taehyung tidak berdiam diri, menyingkap kaos Jeongguk dan menampakkan perut pemuda itu. Dia menyusurinya dengan jari. Jeongguk memejamkan mata sewaktu lidah Taehyung sudah berada di permukaan perutnya, mengendusinya menggoda lalu  perlahan ciumannya semakin naik.

Jeongguk seketika terperanjat sewaktu lidah Taehyung sudah berada di puncak dadanya dan lenguhan yang sejak tadi berada di pangkal tenggorokannya tidak lagi ditahan-tahan. Jeongguk mendesah, menyeruskan nama Taehyung berulang dan menjadikan birahi dalam diri Taehyung semakin menggila. 

Tubuhnya lalu bergerak naik turun dengan perlahan, menggesekkan bagian selatannya sendiri pada paha Jeongguk. Dan Jeongguk rasanya nyaris gila. Segala titik sensitifnya dihajar hingga babak belur oleh Taehyung, membuatnya frustrasi oleh lonjakan hormon yang tidak sanggup dibendungnya. Pemuda itu tidak berhenti mengulumi dadanya, sementara tangan lainnya juga sibuk memainkan puncak dadanya. Lalu.. di bawah sana.. Jeongguk meneguk ludah frustrasi, memandang terpana saat Taehyung bergerak dengan begitu erotis bersama kejantanan pemuda itu yang terasa begitu keras di pahanya.

Jeongguk tersedak oleh air liurnya sendiri saat gesekan itu bergeser ke atas kejantanannya. Membuatnya kepalanya kosong saat miliknya dan Taehyung yang hanya terhalang fabrik kain itu saling bersentuhan dan menggesek satu sama lain. Jeongguk memegang lengan Taehyung kuat, memejamkan matanya erat saat nikmat menjalar hingga dirinya kepayahan bernapas.

“Lo..” Jeongguk menahan suaranya agar tidak berubah menjadi lenguhan, mengambil jeda sejenak untuk mengontrol dirinya disaat Taehyung dengan begitu kurang ajar semakin menggesekkan kejantanan mereka dengan tempo cepat. “Sumpah.." dia berujar tersengal, "Kok lo jadi cabul banget?”

Jeongguk merinding saat tawa Taehyung terasa di dadanya. Segala kegiatan pemuda itu pada tubuhnya terhenti dan dia seketika menjauhkan diri. Namun kemudian, dengan gerakan tiba-tiba, Taehyung mengangkat tubuh Jeongguk ke pangkuannya dan dia mendudukan diri bersandar pada ranjang. Menumpukan kedua tangan di belakang kepala dan memandang Jeongguk intes lalu berkata menggoda, “Lo sendiri bisa cabul, nggak?”

Jeongguk mendelik, salah tingkah saat menyadari tubuhnya sudah berada di atas perut Taehyung dan pemuda itu menatapinya lamat-lamat, memperhatikan wajah sayu Jeongguk yang berantakan dengan kerah kaosnya yang terulur hingga menampakkan garis selangkanya.

“Nggak bisa,” Jeongguk mendengus, susah payah membenarkan posisi kaosnya namun percuma karena tarikan Taehyung membuat kaos itu melonggar. Dia lalu berusaha turun, namun Taehyung justru memegangi pinggulnya, menahan Jeongguk dan berefek pada ereksi pemuda yang awalnya sudah mengganjal bokongnya itu semakin terasa. 

“Masa nggak bisa, emang seks sama Eunwoo gimana?” pancing Taehyung.

Jeongguk menggigit bibir, menghel napas dan dia menunduk saat menjawab, “Eunwoo yang biasanya ngelakuin. Gue bagian nerima doang.”

Taehyung terdiam.

Jadi? Jeongguk tidak berbohong?

Nafsu yang telah mendidih di kepalanya tiba-tiba saja surut seketika begitu mendengar penuturan Jeongguk. 

“Lo udah pernah seks beneran sama Eunwoo?” tanyanya gamang untuk memastikan, sekalipun tahu bahwa jawabannya hanya akan membuat Taehyung terluka.

Jeongguk mengangguk sekilas, “Lo juga udah sering seks sama Edrea, kan? Sama aja.”

Rahang Taehyung mengeras. Namun dia masih berusaha menahan diri. Mengabaikan ucapan Jeongguk, Taehyung bertanya lagi. “Berapa kali?”

“Nggak tau, lupa,” jawab Jeongguk jujur.

“Berarti sering?”

Anggukan dari Jeongguk membuat ulu hati Taehyung serasa dicubit. Membayangkan pemuda yang dicintainya setengah mampus bisa begitu mudah dicumbui oleh orang lain membuatnya kehilangan nafsu. Rasanya tidak adil. Sementara untuk mereka berdua; mereka butuh berdarah-darah, jatuh berkali-kali, dipisah oleh jurang, dan segala kesulitan lainnya agar bisa bersama seperti saat ini.

“Kapan terakhir seks sama dia?”

“Dua bulan lalu.”

"Kenapa lo ngelakuin?"

"Pengen, lah."

"Lo pernah minta duluan?"

"Sesekali."

Taehyung membuang napas dan Jeongguk dibuat terkejut saat tiba-tiba tubuhnya diturunkan oleh Taehyung. Dan Jeongguk sontak memanik saat Taehyung hendak beranjak dari ranjang.

“Taehyung, mau ke mana?” tanyanya gemetar, meraih tangan Taehyung dan berujar lagi, “Lo..lo marah? Taehyung-ie marah sama Jeongguk-ie?” suaranya menyerak.

Jeongguk nyaris akan menangis ketika Taehyung tidak juga berpaling menatapnya. “Ttaehyung, lo jijik ya sama gue? Nggak mau sama gue lagi? Taehyung.. Taehyung mau pergi? Mau pergi ninggalin Jeongguk-ie lagi? Taehyung.. maaaf... harusnya.. harusnya..”

Bahu Taehyung menurun mendengar suara Jeongguk yang bergetar dan nyaris menangis terisak. Dia menghembuskan napas beberapa kali sebelum berbalik menghadap Jeongguk. Tersenyum. 

“Nggak, Gguk. Gue nggak jijik, gue nggak marah, dan nggak bakal pergi juga.” 

Pemuda itu lalu menarik Jeongguk ke dalam pelukan hangat. “Lo katanya mau makan, kan? Yuk turun. Gue juga belum nyapa penghuni rumah. Langsung ngeloyor ke kamar lo aja.”

Jeongguk menggigit bibir, berkata canggung dan menunjuk ereksinya yang masih mengeras, “Terus ini gimana?”

Taehyung terdiam sesaat hingga setelahnya dia tergelak, “You want a sex, eh?” ujarnya geli, “Tapi gue udah turn off," ujarnya menggoda. "Gimana dong?”

Jeongguk memberengut, nyaris akan menangis.

Menanggapi hal itu, Taehyung terkekeh geli, “Do it. Do anything you want," dia merentangkan kedua tangannya, pasrah. "Lakuin apapun yang lo mau. My body is yours. Gue milik lo.”

Maka tidak butuh hitungan detik ketika pemuda itu lalu memulai ciuman lebih dulu pada Taehyung, yang kali ini dilakukan lebih agresif oleh Jeongguk. Mereka bercumbu cukup lama, dan Taehyung nyaris tersedak dalam ciuman mereka saat tangan Jeongguk sudah berada di atas kejantanannya, dengan gerakan canggung meremas pelan untuk membangkitkan kembali birahi dalam diri Taehyung. Jeongguk sedang berusaha keras menyenangkan Taehyung. Dan Jeongguk tersenyum di atas bibir Taehyung kala merasakan celana pemuda itu mulai mengembung.

Ketika ciuman keduanya berakhir, Taehyung lantas membaringkan Jeongguk, melepas celananya sendiri dengan tenang sebelum membantu pria itu melucuti pakaiannya hingga hanya tersisa dalaman yang menutupi tubuh mereka. Taehyung meneguk ludah kasar. Matanya memindai sudut ke sudut bagian tubuh Jeongguk yang coba pemuda itu tutupi dengan kedua tangannya. Taehyung lalu menindihi Jeongguk, meraup belah bibir Jeongguk yang sudah membengkak dan menyesapnya lagi sementara tangannya bergerak memilin puncak dada pemuda Jeon. Ciuman Taehyung lalu turun, menyusuri rahang, menuju leher, sedikit berlama-lama melumati dada Jeongguk sebelum semakin ke bawah dan berhenti di bagian tato Jeongguk yang tetutup sedikit oleh kain celana dalamnya.

Jeongguk sontak memekik saat jemari Taehyung terasa di kulitnya sewaktu pemuda itu tengah menurunkan celana dalamnya sampai batas lutut, mengekspos keseluruhan diri Jeongguk. Sempat terpikir oleh Jeongguk untuk menghentikan kegiatan Taehyung karena rasa malu, namun diurungkannya sebab takut Taehyung akan kehilangan mood seperti tadi. Jadi dia hanya memejamkan mata, wajahnya memerah saat Taehyung tidak melakukan apa-apa badannya dan dia kontan bergerak gelisah. Taehyung sedang memperhatikannya.

Hingga kemudian, Jeongguk dapat merasakan lidah Taehyung berada di pinggulnya, menyusuri tato Jeongguk dengan gerakan sensual dan memberikan kecupan-kecupan ringan di sana. Jeongguk dapat mendengar suara Taehyung yang juga tengah melepas celananya dan dia tiba-tiba merasa gugup luar biasa.

“Gguk, lo punya lubrikan nggak?”

Jeongguk mengangkat alis dan membuka mata. Namun dia segera menyesali hal itu saat wajahnya merona hebat ketika mendapati tubuh telanjang Taehyung dengan ereksinya yang benar-benar tegang.

Mengatur napasnya, Jeongguk berucap gemetar, “Di meja rias gue, laci kedua.”

Taehyung langsung turun dari kasur dan menuju meja yang ditunjuk Jeongguk, membuka laci nomor dua dan segera menemukan lubrikan yang dicarinya.

Pemuda itu lalu kembali pada Jeongguk, membuka wadah lubrikan dan mengambil dengan dua jarinya.

Jeongguk menahan respirasinya ketika melihat jemari Taehyung yang terasa begitu menggariahkan oleh cairan lubrikasi. “Lo tau dari mana soal ginian?”

Taehyung menarik tubuh Jeongguk agar terangkat sedikit naik, membuat Jeongguk cepat-cepat mengalihkan pandangan karena malu. “Gue sering nonton porn gay.”

“Oh?” Jeongguk mengerjap, “Kirain sering pake lubrikan sama Edrea.”

Taehyung menggeleng halus. Nyaris hendak mengucapkan bahwa dia sama sekali tidak melakukan seks dengan Edrea, namun kalimat itu urung diucapkannya. Biar saja seperti ini. Setidaknya Jeongguk tidak akan merasa bersalah sendirian.

Dengan perlahan, Taehyung lalu memasukkan kedua jarinya pada belahan bokong Jeongguk, menciptakan lenguhan tertahan dari pemuda Jeon dengan tubuhnya yang refleks membusung saat merasakan jari panjang Taehyung berada di dinding rektumnya. Pemuda itu melakukan penetrasi, memasukkan kembali satu jarinya saat dirasa rektum Jeongguk telah membuka. Sementara tangannya yang lain mengelusi pinggang Jeongguk menenangkan. Dan ketika dirinya merasakan jarinya menyentuh sesuatu di dalam sana bersamaan tubuh Jeongguk tersentak hebat dan jarinya yang dicengkram kuat oleh dinding rektum pemuda itu, Taehyung lantas mengeluarkan jarinya. Dia telah menemukannya.

Dengan sisa lubrikan di tangannya, Taehyung menyapukan pada area kejantanannya, melakukan hand job sebentar untuk mempersiapkan ereksinya, sebelum melebarkan kedua paha Jeongguk dan mengangkat pinggul pemuda itu, membuat Jeongguk tertarik hingga posisinya jadi setengah duduk dengan bertumpu pada kedua tangannya di atas kasur.

“Gguk."

"Iya?"

"Buka mata lo.”

Jeongguk sontak saja menggeleng oleh permintaan itu. 

“Kita nggak bakal lakuin ini sampai lo buka mata lo dan liat sendiri penis gue masuk ke rektum lo.”

Telinga Jeongguk serasa terbakar saat mendengar kalimat kotor itu terucap dengan begitu gamblangnya oleh Taehyung. Menggigit bibirnya malu, dia lalu membuka matanya perlahan, semburat merah menjalar hingga pipinya kala matanya menangkap kejantanan Taehyung sudah berada di dinding rektumnya yang memerah dan berkedut. Taehyung menatap Jeongguk, mencengkram pinggul pemuda-nya selagi tangannya yang lain dengan gerakan perlahan mulai memasuki lubang milik Jeongguk. Taehyung mendesis dan Jeongguk melenguh keras.

“Jangan ditutup mata lo,” peringatnya dengan sorot lembut namun sarat akan dominasi ketika Jeongguk nyaris akan membiarkan kelopak matanya turun kembali.

Maka Jeongguk menurut, memaksa matanya untuk tetap terbuka selagi kejantanan Taehyung dengan perlahan namun pasti mulai tenggelam di dalam lubangnya. Keduanya mengambil napas sejenak, saling memandang satu sama lain dan Taehyung melayangkan ciuman pada bibir Jeongguk yang dibalas rakus oleh pemuda itu. Jeongguk menggigit bibir Taehyung lumayan kuat bersama desahannya yang teredam selagi Taehyung mulai bergerak di bawah sana dengan amat perlahan. Membiarkan dirinya dan Jeongguk terbiasa hingga lama kelamaan ritmenya mulai seirama.

Keduanya saling berbagi cinta satu sama lain, dengan Jeongguk yang memegang bahu Taehyung sementara pemuda Kim menahan pinggulnya agar Jeongguk tetap dalam posisi setengah duduk. Tidak peduli bahwa mungkin teriakan Jeongguk akan terdengar hingga luar, tidak peduli bahwa waktu telah menunjukkan pukul sebelas malam, menandakan Taehyung menghajarnya tanpa henti nyaris dua jam lamanya dan tidak ada tanda-tanda akan klimaks. Berkali-kali menahan Jeongguk untuk tidak keluar dulu dan dengan sengaja menghentikan gerakannya atau menusuk pada bagian yang salah ketika Jeongguk sudah di ambang kenikmatan. Menjadikannya frustrasi dan kejantanannya berkedut nyeri karna sejak tadi menahan mani yang sudah menumpuk. Dan ketika Taehyung dengan tiba-tiba mempercepat gerakannya, menciptakan desahan berisik Jeongguk dan decitan kecil dari ujung ranjang yang terantuk dinding. Jeongguk berteriak oleh klimaks yang datang padanya, meredam geraman yang juga tercipta dari Taehyung saat pria itu melepaskan spermanya di dalam sana.

Racauan ungkapan cinta yang melambung tinggi selepas bercinta keluar dari mulut Taehyung. Memujai segala yang ada pada diri Jeongguk selagi dia membaringkan pemuda itu perlahan ke tempat tidur, mengambil tisu untuk membersihkan dirinya dan Jeongguk lalu mematikan saklar lampu dan menyalakan penerangan dari lampu tidur yang minim cahaya. Taehyung lalu meraih selimut, menyelimutkan ke tubuh mereka berdua dan memeluk Jeongguk yang sudah memejamkan mata. Menciup kepalanya penuh sayang sembari dia memikirkan tentang bagaimana menghadapi penghuni rumah ini besok pagi. 

Sebab, Taehyung yakin seratus persen, bahkan tetangga sebelah rumah Jeongguk pun akan mendengar desahan pemuda itu.

Komentar

  1. APA INI KNPA AKU BISA MERASAKAN MUDITA APDET?!

    BalasHapus
  2. LUNAR GA JAGO AJA BEGINI GIMAN PAS JAGO WTF

    BalasHapus
  3. 😭😭😭😭😭 taehyunggg azcgmnmbgfzxxsnmkkkk

    BalasHapus
  4. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHXHSJSJSKSKSKXHSUWOEL

    BalasHapus
  5. Aaaaaaaaaaaaaaaarrrggghhhh kasian tetangga sebelah dengar kalial hah huh hah huh

    BalasHapus
  6. Aaaaaaaaaaaaaaaarrrggghhhh kasian tetangga sebelah dengar kalial hah huh hah huh

    BalasHapus
  7. mau istigfar dulu abis baca..
    ASTAGFIRULLAHALAZIM:)

    BalasHapus
  8. gue baru solat dzuhur baca ginian pahalanya ilang ya 🤔😔

    BalasHapus
  9. Aaaaaaaaaaaaa ASBSGSGSHSGSHSBSJSJGSSGGDGS

    BalasHapus
  10. Enak banget kayanya smpe kenceng gtu desah nya oghey🤣

    BalasHapus
  11. Aw mantaps,taekook ngews😭😭😭

    BalasHapus
  12. Ueueueee, akhirnya mantap mtap😭

    BalasHapus
  13. KA LUNAR INI APA, AKSKSLSMLCLGFMFLL😳😬

    BalasHapus
  14. AKHIRNYA TAEKOOK NGE W😭😭✊🏻

    BalasHapus
  15. AAAAA finally mereka penyatuan jugaa setelah sekian ku tunggu 🤗

    BalasHapus
  16. Ini adalag scan terdetail yang pernah kak lunar ketik dari smua au

    BalasHapus
  17. gila gue mo gila rasanya baca ini huhuhuhu akhirnya yg gue tunggu2 AHAHAHA

    BalasHapus
  18. SJSKSKKSKSKJSJSKKSKSKKSKSJSJSLSKKSJDJSLJSJSKKSKSKSK

    BalasHapus
  19. skjskkskkskskkskskjksjskjskskskkskkskjskskks

    BalasHapus
  20. Gpp lah sad ending yg penting taekook udah crot slebew

    BalasHapus
  21. NGAJSHSJSJSJKSJSKSKSJSJSJAJDHXGDJDHDJFGDHJSBDHSSB AAAAAA

    BalasHapus
  22. KA LUNAR AKU MALU 🤭😳😳😳😳😳

    BalasHapus
  23. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  24. wah ternyata ngewenya di (3/5) nanti (5/5) adalagi nihh hehe

    BalasHapus
  25. EHHHH YAALAHHH INI ... NGEFEEL BANGET ..... SAMPAI IKUT PANASSS

    BalasHapus
  26. KA LUNAR YANG KATANYA GA JAGO AJA BEGINI, APALAGI KLO UDH JAGO. BTW BTW AKHIRNYA NGEWONG JG YHH KLEN BERDUA SETELAH BERIBU PURNAMA😇🙏

    BalasHapus
  27. 4-5nya begimana ini ASDFHHGHJGKFJFKD;FJDHFKDGDSGLDCBDJCJDFUFSJV CBZFCUTFDJVCKDGCUDGNJLCFGBJLFB

    BalasHapus
  28. LUN KOK JAGO JUGA NULIS GINIAN😭😭😭😭 BISA BISANYA SEKALI NULIS BEGINIAN KEK GINI😭

    BalasHapus
  29. LUNARNIMMMMMM 😭😭😭😭😍

    BalasHapus
  30. Sumpah ya teha dirty talk nya jago bgt ya ampuuun langsung naik ke ubun2 ini napsu. Udah gila ini lunar buseeeeet

    BalasHapus
  31. SJAUISDHSHDBW GILA GUE SELAMA BACA INI

    BalasHapus
  32. AAAAAAAANAJSJSJSJSJSNSHSSNSJNSUSJSUSJSSISJSUSJSJSJSJSJSJSN AKU BACA APAAN 😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  33. AKSKAOAKSJSISKUSJSJSUSJSHSUSJDBDUSJSYSJ *pingsan*

    BalasHapus
  34. AKU GAK BISA RT, KUTIP RT, ATAU BALAS DI TWITTER, NANTI TEMEN RL AKU LIAT GIMANA DONG SKSKSJSJSJSJ

    BalasHapus
  35. MASUKKK BGT SENSASIIINYAAA WOOWOWWWW BGT DAHH

    BalasHapus
  36. okay..... MAMPUY LU BESOK KENA SEMPROT BUNDA HAHAHAHAH

    BalasHapus
  37. AJAJAJAJSJAJSJSKSJ KALUN JAAJJSJSJSJS😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  38. SJGDJGCGNFLUFJTXZJRHFKYDJTLFHDLYF OMAIGADDDD 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  39. OMH SKSKSKSMSHSGAWYEKDBDGSSYKSB.

    BalasHapus
  40. OMAYGAD😭😭😭👍🏻👍🏻

    BalasHapus
  41. Sekian lama menunggu akhirnya 😭

    BalasHapus
  42. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA GATAU LAGI BYE

    BalasHapus
  43. ASDFGHJK .... KE EWE AN APA LAGI INIHH😭😭

    BalasHapus
  44. Pantes w denger berisik berisik apaan disebelah rumah, oh taunya tekuk lagi ewita😌 btw gue tetangga nya gais

    BalasHapus
  45. BSKSKDBFBDJEIEJRBS9WJDHDHDHDHDHDJDNDJJDJSNDBDNHAHAJSJSJSJJ

    BalasHapus
  46. HAI AKU LG HORNY TERUS BALIK KESINI NGHDHS

    BalasHapus
  47. AOSJWIBDJWNSIANSUFDVJWBDJWN

    BalasHapus
  48. mengkesal gw baca beginiin siang😔knp gak tengah malemmmm sksksksk

    BalasHapus
  49. FAKKK TERPANTAU DIRI SAYA SUDAH MENGGILA SEKARANG *letoy*

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUDITA; 246

Jeongguk tidak menyadari bahwa tubuhnya telah merosot ke lantai, air mata merembes melalui celah bulu lentiknya.Tidak ada  sekaan  dan usapan seperti biasa, kali ini Jeongguk membiarkannya tumpah begitu saja, mengalir untuk pertama kalinya dengan mulus melalui pipi hingga turun ke dagu. Rasanya sakit sekali. Dada Jeongguk begitu sesak, seakan tidak ada oksigen untuk bisa dikonsumsi parunya. Setiap taluan pada detak jantungnya mengantarkan denyut nyeri yang menjalar melalui aliran peredaran darahnya, menjadikan tubuh Jeongguk bergetar hebat oleh rasa remuk yang begitu hebat menghujam hatinya.   Jeongguk duduk dan meringkuk, terisak keras. Perkataan Bunda beberapa saat lalu mengawang di telinganya, sakitnya masih sama tiap kali ingatan itu berputar di memori Jeongguk, begitu sesak. Jeongguk sungguh-sungguh tidak mengharapkan kata itu keluar dari mulut Bunda untuk kedua kali. Alasan mengapa Jeongguk menjauh dari rumah, menghindar dari Bunda. Cukup sekali, cukup sekali Jeong...

“The Moon and The Beautiful”

  “Aku mendapat pesan dari Namjoon  Hyung  beberapa saat lalu.” “ Hm ?” “Dia mencarimu, katanya kau menolak panggilannya dan tidak membuka pesan yang dia kirim.” “Aku menolak panggilannya?” “Ya, dan dia memintamu untuk ke ruangan kerjanya sekarang, ada yang ingin dibicarakan denganmu.” “Siapa?” “Namjoon  Hyung. ” “Apa katanya?” Sang lawan bicara — Jeongguk mulai merasa kesal, dia mendecih dan memutar bola mata jengah, menyaringkan nada bicaranya dan menekan setiap kata pada kalimatnya, “ Dia. Ingin. Kau. Ke. Ruangan. Kerjanya. Sekarang. ” “Namjoon  Hyung ?” Jeongguk menarik napas, setengah membanting stik  game- nya, ia kemudian bangkit dan melangkah menghampiri Taehyung. Pria besar itu tengah berbaring di sofa sejak beberapa jam lalu dengan pandangan fokus pada ponsel pintarnya. Dia bahkan mengabaikan Jeongguk ketika ditawari ajakan bermain  overwatch  bersama dan menolak panggilan serta tidak membaca pesan pribadi maupun pe...