Langsung ke konten utama

Interlude; 56

    Mereka memasuki wilayah pulau Fanildo sekitar satu setengah jam kemudian. Saat itu waktu telah berada di angka sembilan malam. Yang lain lalu mulai mengeluarkan senter, jika saat melintasi daratan laut tadi mereka terbantu oleh bulan dan bintang yang menggantung pada Milky Way, maka keadaan pulau justru sangat gelap gulita. Tidak banyak cahaya yang mampu menerobos masuk melalui celah daun-daun.

    Taehyung dan lainnya mulai menyusuri Fanildo, memutuskan untuk tidak saling memencar karena sekalipun sebagian besar kawasan itu oleh pohon kelapa yang berjejer rapi dan hasil-hasil olah kebun dari penduduk lokal, kemungkinan untuk tersesat juga tetap ada. Mereka berniat untuk istirahat pada shelter atau gubuk tempat biasa para penduduk menginap untuk menjagai hasil kebun atau sekadar melepas penat.

    Namun, baru sekitar lima menit berjalan, hujan deras mengguyur tiba-tiba hingga membuat mereka semua harus berlari. Beruntung shelter terdekat tidak berada begitu jauh dari bibir pantai dan jaraknya hanya sekitar seratus meter dari tempat mereka berdiri. Tapi tetap saja, sekalipun berhasil mencapai tempat bernaung tersebut beberapa saat kemudian, mereka tetap lumayan basah kuyup.

    Begitu tiba di shelter yang terbuat dari anyaman bambu dan material batang kelapa itu, mereka langsung sibuk membongkar backpack  dan  melepas pakaian masing-masing lalu menggantinya dengan yang keringTaehyung turut melepaskan kaosnya, mengganti dengan kaos baru dan dilapisinya dengan kemeja flanel. Dia sedikit merasa bersyukur karena tim yang dibawanya ke pulau Fanildo semuanya laki-laki. Akan sedikit repot jika harus mengurusi perempuan di tengah kondisi seperti ini.

    Selesai berbenah, Taehyung menyoroti yang lainnya dengan senter untuk memastikan mereka telah  dalam keadaan hangat, hingga sejurus kemudian pandangan terhenti pada sosok Jeongguk yang gemetar di sudut sambil memeluki dirinya. Dia melirik ke arah yang lain dan mendecak keras setelah melihat tidak ada yang menyadari kondisi Jeongguk karena semua sibuk dengan kegiatan masing-masing—mengeluarkan benda-benda dalam backpack-nya untuk memastikan alat-alat penelitian mereka besok terjaga dan tetap kering.

   Taehyung lalu menghampiri Jeongguk dan berjongkok, tangannya menyentuh lengan Jeongguk pelan, menepuk beberapa kali hingga membuat pria itu mendongak. Wajahnya terlihat pucat dengan bibir bergetar dan tatapan sayu. "Kenapa tidak ganti baju?" tanya Taehyung pelan.

    Jeongguk memfokuskan matanya dan indera pendengarnya untuk mengenali suara serak dan dalam yang begitu familiar itu. Begitu dia sadar bahwa suara yang mengajaknya bicara adalah milik Taehyung, setengah kesusahan ia lalu menjawab, "Lupa bawa."

    Alis Taehyung mengernyit, dia mengangkat backpack milik Jeongguk dan berucap lagi, "Berat begini satupun isinya tidak ada pakaian?" Taehyung kemudian membongkari bawaan Jeongguk. Dia mendengus saat menemukan isi di dalamnya hanya berupa barang elektronik; kamera dslr, laptop, power bank, dan ponsel.

    "Lepas baju kamu."

     Sontak, Jeongguk memicing, "Buat apa?"
  
  "Nanti semakin dingin," Taehyung lalu melepasan kemejanya dan menyerahkan pada Jeongguk, "Pakai ini. Jangan menolak. Kalau kamu hipotermia, nanti kita semua tidak jadi melakukan penelitian dan repot mengurusi kamu saja."

    Jeongguk mencibir namun tetap menyambut kemeja milik Taehyung. Dengan cuek, dia langsung melepaskan pakaiannya di hadapan Taehyung, membuat pemuda Kim mengalihkan pandangannya beberapa saat sebelum kembali pada Jeongguk begitu pria Jeon selesai mengancing kemeja milik Taehyung.

    "Kenapa lo?" Jeongguk menyeringai akan sikap Taehyung tadi, tubuhnya masih tetap dingin namun tidak separah tadi, "Malu liat gue nggak pake baju? Kan kita sama-sama cowok," cibirnya mengejek. Tidak peduli bahwa Taehyung sudah menolongnya dari kemungkinan hipotermia. Pemuda itu lebih banyak jeleknya dibandingkan kebaikan-kebaikannya yang tidak seberapa. Jadi, Jeongguk tidak perlu merasa tersentuh karena percuma.

    "Saya biseksual, Jeongguk."

   "Gue juga biseksual," Jeongguk menanggapi, tangannya dia katupkan dan ditiup-tiup melalui mulut untuk menghalau dingin. Setelahnya, Jeongguk melanjutkan, "Tapi biasa aja."

    "Saya juga biasa saja kalau melihat orang yang tidak saya sukai. Kecuali kalau—," ucapan Taehyung sontak terhenti, dia termenung sejenak, dan otaknya refleks mengutuk dirinya sendiri dalam hati begitu menyadari makna dari kalimat awal yang dia ucapkan barusan.

    Setelahnya, baik Jeongguk dan Taehyung sama-sama terdiam.


Komentar

  1. Hmmm mana sempat keburu telat heem mana sempat :')

    BalasHapus
  2. Saya memcium bau bau ketertarikan satu sama lain 😃

    BalasHapus
  3. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA. 😍😍😍😍😍😍😍

    BalasHapus

  4. Manaaa sempat keburu telat mas taee🤣

    BalasHapus
  5. WASUHH IHIYYY, KECUALI KALAU NGAHAHAHAHAH

    BalasHapus
  6. Taehyung taehyung taehyung kenapa bisa kelepasan? Apa gak malu:( ketauan sekali kamu udah kenal jeongguk sedari dulu

    BalasHapus
  7. Awww taehyung kelepasan🙈🙈

    BalasHapus
  8. Healah dikit lagi padahal....sjhkk gemess 😭

    BalasHapus
  9. ANJIR ANJIR ANNIRR FAKKK GUE KEJER KEJER INI ANJAY TAEHYUNG OMG ANJIRR AAAAAA

    BalasHapus
  10. hmm mana sempat keburu telat heem mana sempat skaklajajja hayoloh anjrit udalah fix pulang pulang bakal jadian aamiinin aja dulu:)

    BalasHapus
  11. INTERKASI MEREKA UWU BANGET SIII 😭😭

    BalasHapus
  12. Kayaknya saya trauma .. tiap.baca au risa bawaannya suudzon mulu. "Bentar lagi pasti karam" kalimat itu yg selalu muncul dalam otak

    BalasHapus
  13. Ku hanya berharap semoga kapal ini tidak karam dan hidup bahagia :')

    BalasHapus
  14. Duhh..ayangue mah lakek malu malu kucing sihh

    BalasHapus
  15. GEMES BGF HAHAHAHAHHA😂😂

    BalasHapus
  16. Waaah keceplosan pak kim? 😂

    BalasHapus
  17. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  18. Kenapa cepet ngeh nga sih T, pinginnya kan lo keceplosan aja 🤭😌

    BalasHapus
  19. Ups keceplosan ya taee?? Hmch

    BalasHapus
  20. hmm...kok bau bau mana sempat keburu telat tercium 😏😏

    BalasHapus
  21. Mulut bapak kim bau nih, jadinya keceplosan deh

    BalasHapus
  22. Seruu banget bacaaa yang disini hee ueeee

    BalasHapus
  23. NAH LOHTAEHYUNG, NANTI KETAHUAN MAMPUS LO WKWK

    BalasHapus
  24. Gilaaa 🤣
    Tae keceplosannnn

    BalasHapus
  25. ak pura pura ga baca aja ya, te

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUDITA; 246

Jeongguk tidak menyadari bahwa tubuhnya telah merosot ke lantai, air mata merembes melalui celah bulu lentiknya.Tidak ada  sekaan  dan usapan seperti biasa, kali ini Jeongguk membiarkannya tumpah begitu saja, mengalir untuk pertama kalinya dengan mulus melalui pipi hingga turun ke dagu. Rasanya sakit sekali. Dada Jeongguk begitu sesak, seakan tidak ada oksigen untuk bisa dikonsumsi parunya. Setiap taluan pada detak jantungnya mengantarkan denyut nyeri yang menjalar melalui aliran peredaran darahnya, menjadikan tubuh Jeongguk bergetar hebat oleh rasa remuk yang begitu hebat menghujam hatinya.   Jeongguk duduk dan meringkuk, terisak keras. Perkataan Bunda beberapa saat lalu mengawang di telinganya, sakitnya masih sama tiap kali ingatan itu berputar di memori Jeongguk, begitu sesak. Jeongguk sungguh-sungguh tidak mengharapkan kata itu keluar dari mulut Bunda untuk kedua kali. Alasan mengapa Jeongguk menjauh dari rumah, menghindar dari Bunda. Cukup sekali, cukup sekali Jeong...

MUDITA; epilogue (3.5/5)

“ Maaf.” Jeongguk menahan geli ketika keduanya telah berada di kamarnya. Taehyung yang salah tingkah adalah pemandangan menyenangkan untuk dilihat. Mereka baru saja dipergok oleh Nyonya Jeon beberapa saat lalu. Wajah pucat bundanya ketika menatap horor pada dirinya yang nyaris dilucuti oleh Taehyung di tempat terbuka pun masih terbayang di ingatan. Mereka kelabakan sewaktu teriakan Nyonya Jeon memecah suasana sensual di antara keduanya. Taehyung nyaris membuatnya terjerembab saat menurunkan Jeongguk dengan tiba-tiba. Jeongguk setengah menahan malu membenarkan pakaiannya yang tersingkap, sementara Taehyung hanya menyengir seperti orang kelimpungan dan mengucapkan hai canggung yang jelas dibalas delikan oleh Nyonya Jeon. “Kenapa minta maaf?” Jeongguk tergelak, mengambil posisi duduk di atas kasur menghadap Taehyung. Taehyung membuang napas keras-keras, “Yang tadi itu kelepasan.” Jeongguk mengangkat bahu tidak peduli, “Santai aja,” jawabnya ringan, “Bunda kaget doang pasti waktu tau anakn...

“The Moon and The Beautiful”

  “Aku mendapat pesan dari Namjoon  Hyung  beberapa saat lalu.” “ Hm ?” “Dia mencarimu, katanya kau menolak panggilannya dan tidak membuka pesan yang dia kirim.” “Aku menolak panggilannya?” “Ya, dan dia memintamu untuk ke ruangan kerjanya sekarang, ada yang ingin dibicarakan denganmu.” “Siapa?” “Namjoon  Hyung. ” “Apa katanya?” Sang lawan bicara — Jeongguk mulai merasa kesal, dia mendecih dan memutar bola mata jengah, menyaringkan nada bicaranya dan menekan setiap kata pada kalimatnya, “ Dia. Ingin. Kau. Ke. Ruangan. Kerjanya. Sekarang. ” “Namjoon  Hyung ?” Jeongguk menarik napas, setengah membanting stik  game- nya, ia kemudian bangkit dan melangkah menghampiri Taehyung. Pria besar itu tengah berbaring di sofa sejak beberapa jam lalu dengan pandangan fokus pada ponsel pintarnya. Dia bahkan mengabaikan Jeongguk ketika ditawari ajakan bermain  overwatch  bersama dan menolak panggilan serta tidak membaca pesan pribadi maupun pe...