Langsung ke konten utama

Interlude; 65

"Kita berdua?" Taehyung mendengus tertawa, "Kita berdua atau hanya saya?" Taehyung mengangkat bahunya sepintas, "Atau justru hanya kamu?"

Jeongguk balas tertawa, "Hanya gue?" tanyanya main-main, mengerling ke arah Taehyung, "Kalo ada pilihan siapa yang kebawa suasana, jawabannya cuma dua; lo dan gue, atau cuma lo."
 
Mengubah posisinya bersila menyamping menghadap Taehyung, Jeongguk kemudian berkata lagi, "Sekarang, ceritain tentang diri lo."

"Saya?"

Jeongguk mengangguk, "Gue udah ceritain tentang diri gue tadi."

"Hanya sedikit," kilah Taehyung. "Kamu tidak menceritakan mengenai kamu yang dulu pernah menyukai saya."

Bersedekap dada, Jeongguk memandang Taehyung penuh makna, seringai tipis lantas terukir di bibir, "Oh, jadi lo ngajak gue ke sini mau tau tentang masalah itu?"

"Tidak."

"Masa?" 

"Iya."

"Iya kalo lo ngajak gue ke sini karena mau tanya yang tadi?"

"Tidak, Jeongguk," nada Taehyung mulai terdengar jengkel.

Jeongguk tertawa. Dia memajukan badannya ke arah Taehyung dengan alis dinaik-turunkan, seringainya makin melebar. "Masaaa?"dengungnya main-main.

Taehyung membuang muka, refleks mencondongkan tubuhnya ke belakang untuk menghindari wajah Jeongguk yang berjarak terlalu dekat dengannya. Melihat hal itu, Jeongguk justru makin merasa senang dan memangkas jaraknya lebih dekat lagi dengan Taehyung hingga menciptakan lipatan dalam pada dahi pemuda Kim. "Jeongguk, jangan bersikap tidak sopan dengan saya. Duduk yang benar."

Jeongguk memiringkan wajahnya, menghembuskan napas melalui hidung dengan sengaja dikencangkan. "Duduk yang sopan itu gimana, Tuan Kim?" Jeongguk  menepuk paha Taehyung dua kali dengan pelan, senyumnya melebar, "Apa gue harus duduk di sini biar sopan?"

Tanpa memandang ke arah Jeongguk, Taehyung membalas, "Apa ini trik kamu kalau sedang menggodai seseorang saat sedang menjadi submisif?"

"Mungkin?" senyum Jeongguk masih belum luntur, "Kenapa?" tanyanya menantang,  "Lo kegoda?" Jeongguk menyeringai lagi, "Lo kegoda sama gue, Kim Taehyung?"  

Taehyung berpikir, Jeongguk hanya akan bermain-main dengannya sampai di sana. Namun pemuda itu bertindak lebih jauh lagi dengan melakukan hal konyol lainnya.

Jeongguk mencium pipinya.

Dan ucapan omong kosong yang terucap setelahnya. 

"Master? Daddy? Sir?"




Komentar

  1. MASTER DADDY SIR 😭😭😭😭😭😭😭😭 mampus sayaaa

    BalasHapus
  2. Trobos lah, apa mau gue bungkus nih?

    BalasHapus
  3. Kamu gemesin, mau aku bungkus

    -Gilang

    BalasHapus
  4. Gass troos gguk gaassss teroosss 🤣🤣
    Anjing kok gue yg salah tingkah yaa.
    Ini semua karna lunar :)

    BalasHapus
  5. INI GW BLOM JD MAYAT DH PENASARAN DULUAN KARNA ANDA YA SODARA LUNAR😠

    BalasHapus
  6. MASTER? DADDY? SIR? PLEASE GGUK LO KAUM BAWAH BGT ANJIR

    BalasHapus
  7. Pertanyaan seokjin bikin gue berharap ini flashback isinya emut emutan padahal cuma kecup

    BalasHapus
  8. WWOOOOOOO WOHOOOOOO 😵😵😵😵😭😭😭 MAKIN JADI SI GGUK 🤣

    BalasHapus
  9. Kook lo kok nakal dek,,, kk suka

    BalasHapus
  10. Bapak kim sampe grogi gguk😂😂

    BalasHapus
  11. Oh? Jk hyperbola ya ceritain sama anak anak nirvana 👀

    BalasHapus
  12. SJAKSKSKSKSKSK UDAH NAHAN2 BIAR GA BACOT DI KOMEN TAPI MANA BISAAAAA INI GEMES BANGETS DJDDJDMKDDK AAAAAAAAA

    BalasHapus
  13. MASTER DADDY SIR 😭😭😭😭😭😭😭😭 MAMPUS DAH LU TAEHYUNG 😭😭😭😭

    BalasHapus
  14. BYE GW MAU PUAS PUASIN AMBYAR DULU AAARRRGGHHHGGG😭😭😭😭

    BalasHapus
  15. Semuanya bagus gguk kembangkan lagi ya ☺️

    BalasHapus
  16. GGUK ISTIGFAR DULU GGUK😭😭😭

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUDITA; 246

Jeongguk tidak menyadari bahwa tubuhnya telah merosot ke lantai, air mata merembes melalui celah bulu lentiknya.Tidak ada  sekaan  dan usapan seperti biasa, kali ini Jeongguk membiarkannya tumpah begitu saja, mengalir untuk pertama kalinya dengan mulus melalui pipi hingga turun ke dagu. Rasanya sakit sekali. Dada Jeongguk begitu sesak, seakan tidak ada oksigen untuk bisa dikonsumsi parunya. Setiap taluan pada detak jantungnya mengantarkan denyut nyeri yang menjalar melalui aliran peredaran darahnya, menjadikan tubuh Jeongguk bergetar hebat oleh rasa remuk yang begitu hebat menghujam hatinya.   Jeongguk duduk dan meringkuk, terisak keras. Perkataan Bunda beberapa saat lalu mengawang di telinganya, sakitnya masih sama tiap kali ingatan itu berputar di memori Jeongguk, begitu sesak. Jeongguk sungguh-sungguh tidak mengharapkan kata itu keluar dari mulut Bunda untuk kedua kali. Alasan mengapa Jeongguk menjauh dari rumah, menghindar dari Bunda. Cukup sekali, cukup sekali Jeong...

MUDITA; epilogue (3.5/5)

“ Maaf.” Jeongguk menahan geli ketika keduanya telah berada di kamarnya. Taehyung yang salah tingkah adalah pemandangan menyenangkan untuk dilihat. Mereka baru saja dipergok oleh Nyonya Jeon beberapa saat lalu. Wajah pucat bundanya ketika menatap horor pada dirinya yang nyaris dilucuti oleh Taehyung di tempat terbuka pun masih terbayang di ingatan. Mereka kelabakan sewaktu teriakan Nyonya Jeon memecah suasana sensual di antara keduanya. Taehyung nyaris membuatnya terjerembab saat menurunkan Jeongguk dengan tiba-tiba. Jeongguk setengah menahan malu membenarkan pakaiannya yang tersingkap, sementara Taehyung hanya menyengir seperti orang kelimpungan dan mengucapkan hai canggung yang jelas dibalas delikan oleh Nyonya Jeon. “Kenapa minta maaf?” Jeongguk tergelak, mengambil posisi duduk di atas kasur menghadap Taehyung. Taehyung membuang napas keras-keras, “Yang tadi itu kelepasan.” Jeongguk mengangkat bahu tidak peduli, “Santai aja,” jawabnya ringan, “Bunda kaget doang pasti waktu tau anakn...

“The Moon and The Beautiful”

  “Aku mendapat pesan dari Namjoon  Hyung  beberapa saat lalu.” “ Hm ?” “Dia mencarimu, katanya kau menolak panggilannya dan tidak membuka pesan yang dia kirim.” “Aku menolak panggilannya?” “Ya, dan dia memintamu untuk ke ruangan kerjanya sekarang, ada yang ingin dibicarakan denganmu.” “Siapa?” “Namjoon  Hyung. ” “Apa katanya?” Sang lawan bicara — Jeongguk mulai merasa kesal, dia mendecih dan memutar bola mata jengah, menyaringkan nada bicaranya dan menekan setiap kata pada kalimatnya, “ Dia. Ingin. Kau. Ke. Ruangan. Kerjanya. Sekarang. ” “Namjoon  Hyung ?” Jeongguk menarik napas, setengah membanting stik  game- nya, ia kemudian bangkit dan melangkah menghampiri Taehyung. Pria besar itu tengah berbaring di sofa sejak beberapa jam lalu dengan pandangan fokus pada ponsel pintarnya. Dia bahkan mengabaikan Jeongguk ketika ditawari ajakan bermain  overwatch  bersama dan menolak panggilan serta tidak membaca pesan pribadi maupun pe...