Langsung ke konten utama

Interlude; 66

"Jeongguk," Taehyung menggeram, tangannya mengepal erat. Memejamkan mata dan mengatur napasnya agar kembali normal, Taehyung membuka matanya. "Kamu sudah terlalu jauh," desisnya tertahan. "Jauhkan badan kamu dari saya," pintanya tegas, "Sekarang."

"Asal lo ceritain tentang diri lo."

Berseru frustrasi, Taehyung berkata, "Ya, Terserah.

Jeongguk tersenyum puas, namun wajah Taehyung yang terkejut dan melongo seperti orang bodoh tadi jujur saja membuat Jeongguk sangat terhibur. Jadi, dengan usil, dia mencium sebelah pipi Taehyung lagi dan buru-buru menjauh dengan gelak tawa yang menguar setelah mendengar teriakan Taehyung menyerukan namanya. Jeongguk yakin, kalau Taehyung bisa berkata kotor, pria itu sudah pasti akan bersumpah serapah dan memakinya dengan rentetan daftar hewan ragunan.

"Apa yang ingin kamu ketahui dari saya?" ujar Taehyung setelah dia puas meneriaki Jeongguk dengan kalimat-kalimat tidak kreatif yang terdengar membosankanmemanggil-manggil namanya namun dengan nada bervariasi; kadang tegas kalau sedang memerintah Jeongguk, atau nada tinggi kalau sedang marah, dan nada tinggi sekali kalau dia benar-benar emosi. 
 
"Lo punya mantan berapa seumur hidup lo?"

"Mantan apa?"

"Pacar lah."

"Satu."

Jeongguk tampak terkejut, dia menjerit histeris yang jelas sekali dibuat-buat, "Satu?" pekiknya dramatis. "Umur lo berapa Taehyung? Dua puluh tujuh, kan?"

Nada bicara Taehyung terdengar tersinggung saat menjawab, "Yaa.." ditatapnya Jeongguk bingung, "Kenapa? Kamu kaget kalau mantan saya hanya satu?" Taehyung lalu mendengus, "Saya tidak brengsek seperti kamu."

"No," Jeongguk menggeleng, "Bukan itu."

"Lalu?"

"Gue justru kaget orang sepayah lo pernah pacaran," Jeongguk menumpukan tangannya pada dagu, mengetuk-ngetuknya seakan tengah berpikir. "Kok bisa, sih?" dengungnya, "Kira-kira, orang seperti apa yang tertarik sama lo?"

Taehyung mendecih, "Kamu," balasnya sarkatik. "Bukannya kamu pernah bilang ke saya kalau kamu menyukai saya?"

"Dulu." Jeongguk menjawab cepat, menekankan suku kata yang baru saja dia ucapkan. "Waktu lo masih keren." Jeongguk lantas memandangi Taehyung, sorot matanya menelisik setiap rinci dari diri Taehyung yang terekam indera penglihatannya."Lo kenapa bisa jadi kayak bapak-bapak gini, Taehyung?"

"Maksud kamu?'

"Lo dulu preman sekolah." Jeongguk terdiam sejenak, mengamati Taehyung sekali lagi. "Lo sekolah sukanya pake kaos terus baju seragamnya nggak lo kancing dan lo jadiin kemeja.  Jeongguk menjeda kalimat, mencoba membaca ekspresi Taehyung sekalipun dalam kondisi minim cahaya. Namun nihil. Tidak ada apapun yang bisa dia terjemahkan. 

"Rambut lo—" Jeongguk mendeguk ketika mengingatnya, "Gue paling suka rambut lo. Hijau mentereng. Lo mudah dikenali sekalipun lagi di kerumunan kantin," jelasnya seraya terkekeh pelan. "Gue mungkin bukan bagian penting dari masa lalu lo, cuma bersinggungan dikit. Sebatas lo kakak tingkat gue yang pernah nendang gue pake bola basket, dan gue yang terkesima kayak orang bodoh waktu lo julurin tangan ke arah gue terus minta maaf sambil nyengir sok ganteng." Sesaat, pandangannya kembali pada Taehyung, nada Jeongguk berubah serius. "Tapi, Taehyung. Kenapa lo bisa berubah sealim ini? Apa yang"

Jeongguk sebenarnya tidak mengharap jawaban. Dia tahu bahwa apa yang diutarakannya barusan sudah mengarah ke hal pribadi. Tapi Jeongguk tidak tahan, dia merasa bahwa Taehyung adalah buku yang tidak memiliki halaman lengkap. Ada lembaran yang seolah sengaja dicarik dari buku itu hingga membuat Jeongguk kelimpungan dan tidak mengerti

Namun, dia juga tidak mengekspetasikan tentang Taehyung si payah yang ditatap lama saja salah tingkah akan melakukan hal ini; memegangi dagunya dengan kedua telapak tangan besarnya dan menyatukan bibirnya dengan milik Jeongguk. 

Jeongguk menegang, benar-benar tidak tahu harus merespon apa saat bibir pemuda itu mulai bergerak di atas bibirnya, mengecupnya penuh kelembutan sementara mata pria itu mengarah dengan amat intens padanya. Sama sekali tidak terpejam.

"Jeongguk," Taehyung berucap sangat dekat dengan bibir Jeongguk, hingga gerakan bibir pemuda itu terasa di bibirnya sendiri. "Lo berisik banget."

Jeongguk mengerjap. Taehyung berbicara nonformal padanya?

"Taehyung?" Jeongguk berusaha menjauhkan wajahnya dari wajah Taehyung, namun dagunya ditahan oleh pemuda itu.  

"Merem, Jeongguk." Taehyung berkata penuh dominasi, nadanya merendah, "Jangan buat gue ngulang kalimat yang sama dua kali." 

Maka, Jeongguk memejamkan matanya, membiarkan Taehyung menautkan bibir mereka sekali lagi. Keduanya saling berpagutan dengan lidah saling melilit satu sama lain, begitu panas dan memabukkan. Jika dalam situasi berbeda, mungkin Jeongguk akan memuji Taehyung karena pria itu secara mengejutkan begitu dewa dalam berciuman. 

Namun pikiran Jeongguk justru tengah mengelana jauh. Jauh sekali.

Siapa sebenarnya Kim Taehyung?

Lantas, begitu Taehyung menyudahi ciuman mereka, pemuda itu menyentuh bibir Jeongguk dengan jemarinya, mengelus perlahan. "Setelah ini," dia menatap Jeongguk tepat di mata, "Anggap semua yang baru saja terjadi tidak pernah ada, saudara Jeongguk. Mohon kerja samanya." 




Komentar

  1. Yampoooon saya tereak pas tae ngomong nonformal, serius ini ga bisa ditebak kek teori bighit

    BalasHapus
  2. Aku degdegan padahal yg di cium jeongguk

    BalasHapus
  3. Nyuruh dilupain dong kurang ajar Lo taehyung 😭😭

    BalasHapus
  4. Udah memasuki bagian untuk mulai berfikir atau menebak nebak nih

    BalasHapus
  5. WAH APANI KAMU SIAPA AKU SIAPA

    BalasHapus
  6. Walah lu fakboi juga ternyata tuan Kim TaeHyung

    BalasHapus
  7. Ow shittt 😵😵😵😭😭 taehyung... gue kaget liat tingkah luuu 😵😵😭

    BalasHapus
  8. "Mohon kerjasamanya" woy la anak orang dah lo cipok enak aje :')

    BalasHapus
  9. APADEH ANJJJJJ 😭😭😭😭😭😭😭🤡

    BalasHapus
  10. ASTAGFIRULLAH KIM TAEHYUNG LO BIKIN JANTUNGAN AJA DAH

    BalasHapus
  11. kurang ajar ciumannya kaya dewa tapi suruh lupain😡😡

    BalasHapus
  12. Beresekkk bangett lohh target 🤬

    BalasHapus
  13. ha???? Kang keong. Knp aku mulai mikir skrng

    BalasHapus
  14. Jangan jangan taehyung ituuuuuuuu

    BalasHapus
  15. "Jeongguk, lo berisik banget"
    'lo berisik banget'
    'Lo berisik banget'
    LO BERISIK BGT

    AAAAAAA TAEHYUNG BRENGSEK LO SEXC BGTT

    BalasHapus
  16. Anj gapake ing. Bapak kim kok lo.... Brengsekkkk kali

    BalasHapus
  17. anjrit teyunk seksi bgt bangkeeeee 😭😭😭😭

    BalasHapus
  18. kalo emng dari awal itu cuma sandiwara. mungkin dsini tae juga sama ga tahannya, dia kangen bgt kan sama jungkook:)

    dan lagi, stlh gw baca chpt 164/165 yaa lupa. gw pikir, bukan tae yg adalah buku yg halamannya ga lengkap. jungkook itu sendiri yg adalah buku dgn halaman yg tidak lengkap:)

    😡😭

    BalasHapus
  19. Tolong bapak kim, mana bisa si dilupaiiinnnn 😭😭

    BalasHapus
  20. Gabisa tidur anjirr, kaa maaf aku spam komen dimana mana 🤧

    BalasHapus
  21. ASATAGAAAA PAS TAEHYUNG NGOMONG NON FORMAL GUE AUTO TERIAK 😭😭😭😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  22. Kaaaamu siapaaaaa, kaamu siapaa~

    BalasHapus
  23. "lo berisik banget."
    ...
    ADGSJAHAKSHAKAJA$%@*#%@*!^@*#^

    BalasHapus
  24. Ssjsndoxnajsbjshdusjnanabzjzjxjjz

    BalasHapus
  25. kerja sama apaan lama lama lu te yg ku cipok

    BalasHapus
  26. Abis nyium BILANG PURAPURA GA TERJADI NYEMOT ANDA

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUDITA; 246

Jeongguk tidak menyadari bahwa tubuhnya telah merosot ke lantai, air mata merembes melalui celah bulu lentiknya.Tidak ada  sekaan  dan usapan seperti biasa, kali ini Jeongguk membiarkannya tumpah begitu saja, mengalir untuk pertama kalinya dengan mulus melalui pipi hingga turun ke dagu. Rasanya sakit sekali. Dada Jeongguk begitu sesak, seakan tidak ada oksigen untuk bisa dikonsumsi parunya. Setiap taluan pada detak jantungnya mengantarkan denyut nyeri yang menjalar melalui aliran peredaran darahnya, menjadikan tubuh Jeongguk bergetar hebat oleh rasa remuk yang begitu hebat menghujam hatinya.   Jeongguk duduk dan meringkuk, terisak keras. Perkataan Bunda beberapa saat lalu mengawang di telinganya, sakitnya masih sama tiap kali ingatan itu berputar di memori Jeongguk, begitu sesak. Jeongguk sungguh-sungguh tidak mengharapkan kata itu keluar dari mulut Bunda untuk kedua kali. Alasan mengapa Jeongguk menjauh dari rumah, menghindar dari Bunda. Cukup sekali, cukup sekali Jeong...

MUDITA; epilogue (3.5/5)

“ Maaf.” Jeongguk menahan geli ketika keduanya telah berada di kamarnya. Taehyung yang salah tingkah adalah pemandangan menyenangkan untuk dilihat. Mereka baru saja dipergok oleh Nyonya Jeon beberapa saat lalu. Wajah pucat bundanya ketika menatap horor pada dirinya yang nyaris dilucuti oleh Taehyung di tempat terbuka pun masih terbayang di ingatan. Mereka kelabakan sewaktu teriakan Nyonya Jeon memecah suasana sensual di antara keduanya. Taehyung nyaris membuatnya terjerembab saat menurunkan Jeongguk dengan tiba-tiba. Jeongguk setengah menahan malu membenarkan pakaiannya yang tersingkap, sementara Taehyung hanya menyengir seperti orang kelimpungan dan mengucapkan hai canggung yang jelas dibalas delikan oleh Nyonya Jeon. “Kenapa minta maaf?” Jeongguk tergelak, mengambil posisi duduk di atas kasur menghadap Taehyung. Taehyung membuang napas keras-keras, “Yang tadi itu kelepasan.” Jeongguk mengangkat bahu tidak peduli, “Santai aja,” jawabnya ringan, “Bunda kaget doang pasti waktu tau anakn...

“The Moon and The Beautiful”

  “Aku mendapat pesan dari Namjoon  Hyung  beberapa saat lalu.” “ Hm ?” “Dia mencarimu, katanya kau menolak panggilannya dan tidak membuka pesan yang dia kirim.” “Aku menolak panggilannya?” “Ya, dan dia memintamu untuk ke ruangan kerjanya sekarang, ada yang ingin dibicarakan denganmu.” “Siapa?” “Namjoon  Hyung. ” “Apa katanya?” Sang lawan bicara — Jeongguk mulai merasa kesal, dia mendecih dan memutar bola mata jengah, menyaringkan nada bicaranya dan menekan setiap kata pada kalimatnya, “ Dia. Ingin. Kau. Ke. Ruangan. Kerjanya. Sekarang. ” “Namjoon  Hyung ?” Jeongguk menarik napas, setengah membanting stik  game- nya, ia kemudian bangkit dan melangkah menghampiri Taehyung. Pria besar itu tengah berbaring di sofa sejak beberapa jam lalu dengan pandangan fokus pada ponsel pintarnya. Dia bahkan mengabaikan Jeongguk ketika ditawari ajakan bermain  overwatch  bersama dan menolak panggilan serta tidak membaca pesan pribadi maupun pe...