Langsung ke konten utama

Interlude; 162

"Pergi," Taehyung menendang keras paha Mingyu, menarik pemuda itu dan menyeretnya lalu mendorong hingga Mingyu terjerembab ke tanah kembali, "Pesan tiket balik, sekarang. Dan jangan pernah muncul di hadapan gue sama Jeongguk."

Di posisinya, Jeongguk total terpaku, logikanya macet dan rasionalitasnya melayang entah kemana. Melihat Mingyu yang dihajar habis-habisan oleh Taehyung secara brutal sama sekali tidak membuat dirinya tertarik untuk memberikan pertolongan. Karena, saat ini, berpikir pun Jeongguk kesulitan. Kepalanya mendadak seperti dihantam bertalu-talu oleh beban berton-ton, menghujaminya sampai Jeongguk kesulitan bernapas. Dia tersengal dan suara bising seperti mic rusak yang menggaung di telinganya sama sekali tidak membantu. 

"Taehyung" Jeongguk terperanjat atas ucapannya sendiri. Ada jutaan glosarium kata dalam kamus otaknya, namun disaat genting begini, justru nama itu yang berhasil dia vokalkan. Tapi persetan, dirinya sangat pusing sampai Jeongguk rasa dia akan mati. Maka, dia bersuara lagi, berusaha mengambil atensi pemuda Kim yang masih sibuk memaki Mingyu dan menghajarnya tanpa ampun sekalipun sudah tidak ada pergerakan sama sekali dari lawannya.

"Taehyung," Jeongguk kembali memanggil, suaranya makin melemah. Keringat mengucur di pelipis. Pasokan udara seakan makin menipis memasuki saluran pernapasannya, dia memukuli dada dan tersedak beberapa kali, "Tolong.."

Dan Jeongguk merasa sekelilingnya memburam dan perlahan menggelap sampai tak ada satupun suara dan cahaya yang tertangkap inderanya lagi. 

****

Ketika Jeongguk membuka mata, aroma tidak enak dari bau minyak kayu putih menyengat penciumannya, disusul pening yang kembali menyerang. Jeongguk mengernyitkan dahi, memukul-mukul pelan kepalanya untuk menghilangkan pusing sementara dirinya berusaha untuk bangkit dari posisi berbaring, menyebabkan selimut yang menutupi separuh tubuhnya terulur hingga batas perut. 

"Udah puas tidurnya?"

Menyadari bahwa ada sosok lain yang berada dalam ruangan sama dengannya sontak membuat Jeongguk menoleh, menyelingak mencari sumber suara. Dan ingatan tentang peristiwa...entahlah, tadi malam?Jeongguk tidak tahu sekarang hari apa dan pukul berapa muncul saat menemukan Taehyung duduk bersandar pada kursi kayu yang dia tarik hingga mendekati ranjang dan menyelonjorkan kakinya dengan tidak sopan pada atas kasur. Kedua tangannya terlipat di dada, pandangan tertuju intes ke arah Jeongguk.

Keping memorinya memutar kilas balik mengenai sekelabat rentetan kejadian dimana Jeongguk dan Mingyu yang tengah makan malam, menghabiskan waktu berdua sebelum datang pemuda lokal yang mengaku bernama Pono dan mengatakan hal-hal tidak masuk akal hingga mendesak Jeongguk untuk melayangkan rentetan pertanyaan pada Mingyu yang berujung dirinya mendapat ciuman di bibir secara tiba-tiba. Dan suasana berubah makin kacau ketika Taehyung- si brengsek itu secara mendadak muncul entah dari mana dan  menarik Mingyu lalu menghajarnya sampai ambruk dengan mengatakan ucapan-ucapan yang tak kalah jauh memusingkan.

Jeongguk udah nikah, dia suami gue. Kalo lo lupa.

Kekonyolan macam apa lagi yang coba semesta hendak tunjukkan padanya melalui pemuda penuh masalah bernama Kim Taehyung ini. 

Begitu fokusnya kembali pada realita, Jeongguk membalas tatapan Taehyung, sedikit meringis saat denyutan masih terasa di kepala, tapi dia tidak tahan untuk bersuara. Jeongguk butuh penjelasan, dan dia bersumpah akan benar-benar pergi dari segala lingkaran yang bermuara pada Taehyung apa bila pemuda itu memutuskan untuk menutup-nutupi dan bungkam dengan segala fakta.

"Apa maksud lo tadi malam?" cecar Jeongguk pada inti topik, dia tidak memiliki waktu berbasa-basi lebih lama lagi, "Suami lo? Apa maksudnya?"

Menurunkan kakinya pada kasur, Taehyung menarik kursi makin dekat, "Yakin lo mau tau?" balasnya datar, "Ntar pingsan lagi kalo diceritain."

Jeongguk merasa dirinya seperti terkena serangan jantung ketika menyadari Taehyung berbicara informal padanya, terasa aneh di pendengaran ketika Jeongguk biasanya disuguhi oleh Taehyung yang berbicara seperti bapak-bapak berusia empat puluhan tiba-tiba dihadapkan oleh Kim-Taehyung-Vibe-Anak-Bajingan. Namun bungkam adalah pilihan yang dia lakukan sekalipun Jeongguk gatal sekali ingin menanyakan hal itu, masih banyak hal penting lain untuk dia kulik dari pemuda misterius yang penuh teka-teki ini. 

"Lo lagi becanda apa gimana?" tanya Jeongguk menyelidik. Pasalnya, dengan pola pikir yang begitu abstrak, Taehyung bisa saja mengatakan hal apapun, dari A menjadi jomplang ke Z. Sedetik lalu, Taehyung mengaku bahwa dia adalah suami Jimin, lalu detik berikutnya tiba-tiba dia menjadi istri Angel, dan sekarang, bisa-bisanya dia menciptakan kebohongan lain dengan mengatakan Jeongguk adalah suaminya. "Frustrasi banget karena berantem sama gue sampai ngaku-ngaku gue suami lo sekarang?" 

"Ngaku-ngaku?" Taehyung terkekeh geli. Bingkas dari duduknya yang menyebabkan suara kursi terpelanting jatuh ke belakang, "Buka baju lo," ujarnya seketika, suara sarat akan perintah tak terbantahkan, "Sekarang."

Jeongguk mengerjap bingung, "Ngapain?"

"Gue mintanya lo buka baju, bukan nanya balik," Taehyung naik ke atas kasur,  "Atau lo mau gue yang lepasin?" ajunya tanpa intonasi bercanda sama sekali, "Kayak yang biasa kita lakuin dulu?" 

Jeongguk tersedak oleh ludahnya sendiri. Taehyung yang duduk di hadapannya dengan ekspresi penuh dominasi dan hawa menyeramkan membuat dia tidak berkutik. Tatapan pemuda itu seolah menghakimi, menyudutkan Jeongguk seakan apa bila dirinya tidak patuh terhadap segala titah yang diucapkan, maka Jeongguk akan berubah menjadi seorang pendosa besar yang tidak pantas mendapat pengampunan.

Dengan setengah ragu, Jeongguk melepas kaos yang membaluti tubuhnya, meremas kaos yang sudah berada di tangannya ketika Taehyung dengan kontan merangkak naik ke atas tubuhnya hingga Jeongguk refleks terdorong ke belakang dan kepalanya kembali menyentuh bantal.

Jeongguk menegang ketika sebelah tangan Taehyung terjulur, menelusuri pergelangan tangannyapada tato-tatonya dengan ujung telunjuk, sementara tatapannya tertuju tepat di bola mata Jeongguk. Jemarinya berhenti pada satu ukiran tato, "Tiger Lily," mata Jeongguk membulat mendengar penuturan Taehyung, dan semakin terhenyak saat pemuda yang berada di atas tubuhnya dengan bertumpu pada sebelah tangan itu melanjutkan kalimat, "Bunga kelahiran lo." 

Jemari Taehyung lalu beralih pada bacaannya rancu di sekitar ukiran bunga, "Kata Please, ditumpuk besar-besar di atas tato Tiger Lily," ungkapnya mendesis, dia menggeritkan gigi atas kalimat yang akan keluar dari mulutnya, "Karena kata lo, lo pengen hidup dengan dicintai banyak orang,"Taehyung mendengus geli setelahnya, "Ya, memang. Lo jadi primadona kan akhirnya, Gguk? Banyak yang ngejar lo sampai gue sendiri repot.

Telunjuk Taehyung naik menyusuri dua garis kalimat yang diukir melintang seperti salib, "Better be dead than cool," Taehyung berkata tanpa perlu menoleh untuk tahu bacaan apa yang tertera pada tato yang tengah dia sentuh, "Nirvana, band favorit lo saat SMAStay Away," lanjut Taehyung dengan suaranya yang serak, "Lalu ini," dia menunjuk tulisan lainnya yang diukir vertikal, "Make hay while the sun shines," Taehyung mendekatkan wajahnya pada telinga Jeongguk, "Lakuin apa yang mau lo pengen selagi ada kesempatan, di waktu yang benar, di waktu yang tepat."

"Darimana," Jeongguk mendegup susah payah, tidak mengerti alasan mengapa dia tiba-tiba merasa sesak. Mungkin karena posisi Taehyung yang terlalu dekat dengannya atau karena ucapan Taehyung yang terlalu hapal makna dari setiap tato yang diukir di tangannya, atau justru kombinasi dari kedua hal tersebut. "Darimana lo tau?"

Taehyung mengendikkan bahu, seringai kecil tercipta di bibir, "Entah," jawabnya ringan dan main-main, "Mungkin hasil dari pembicaraan random kita tiap habis ngelakuin seks?" 

Jeongguk mendapati telinganya memerah, jiwa budak cinta tolol dalam diri Jeongguk bergejolak kembali, meminta Jeongguk dengan penuh jeritan untuk memuja Kim Taehyung seperti sedia kala. Tapi ditekannya jauh-jauh ke bawah sadarnya semua pemikiran keji itu karena Jeongguk masih berada di awang kebingungan, dia tidak akan memutuskan untuk melakukan tindakan apapun apa lagi terjerat dalam pesona bajingan Taehyung jika dirinya belum tercerahkan sama sekali. Jeongguk tidak akan melupakan segala rasa sakit hatinya hanya untuk omong kosong ini.

Dan ketika jemari Taehyung kembali bergerak menelusuri setiap inci lengan Jeongguk yang dipenuhi goretan tinta permanen yang bersarang pada epidermis kulitnya, Jeongguk mau tak mau tetap merasakan sensasi merinding, "Gue hapal semua letak tato lo, Jeongguk," kata Taehyung pelan, suaranya merendah, "Phoenix di punggung lo," Taehyung menjeda, "Melambangkan keabadian," mereka saling bertatapan mata beberapa saat sebelum Taehyung menimpali, "Tapi lo justru nyaris mau tinggalin gue," katanya parau, "Koma dua bulan dan bangun dengan ingatan kepotong selama dua tahun kebelakang itu nggak lucu, Jeongguk," suara Taehyung menyerak, "Lo—" dia tersengal dan rahangnya mengetat, "Berani-beraninya lo ngehapus gue dari ingatan lo?" desisnya tajam, "Lo pikir lo siapa?"

Komentar

  1. ANJERRRRRR KOMA TRS HILANG INGATAN SKSKKSKS NANGIS

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. aku masih gak ngertii.. ayah nyaa jeongguk kalau emang jeongguk udah nikah kenapa ayah nyaa maksain bwt nikah dan seolah kek gatau apa²

      Hapus
    2. Mungkin dia mau mancing ingtang gguk

      Hapus
  3. Anjr tebakan gue bener kalo jk hilang ingatan

    BalasHapus
  4. Apa tolong ini apa aku pusing bingung

    BalasHapus
  5. Trus kenaoa papa kim pake nanya nanya ttg jungkook ke taehyung kalo mereka pernah nikah ��������������������

    BalasHapus
  6. HEH BUSETTT BRO GELENG GELENG SAKING KAGETNYA AKU NGIK

    BalasHapus
  7. Gw emang sempet mikir gini, berawal dari papa nya jeongguk. Tapi gw masih ga percaya lantaran papa Kim nya kek asu, gw serasa dibohongin seluruh dunia tau ga sih anjir

    BalasHapus
  8. TERUS KENAPA ORANG-ORANG DISEKITAR GGUK GAK JUJUR AJA SAMA DIA APA YANG TERJADI
    JADI ANAK TAEHYUNG ITU ANAKNYA GGUK DONG
    WTFFF

    BalasHapus
  9. SPEECHLESS OMFHFJS DHDJDJS MY

    BalasHapus
  10. Akhir nya .. barusan otak ku traveling klo jungkook hidup dari jantung nya angel /plak/

    BalasHapus
  11. Jeongguk lagi sakit malah dimarahin😑
    Eh btw, jeongguk koma apa gegara di bawa kabur sama mingyu dulu? Tae soalnya pernah bilang angel nya dibawa kabur sama mingyu terus kecelakaan , koma?

    BalasHapus
  12. okew ini udh masuk ke point

    BalasHapus
  13. Jangan bilang angel itu jk 😌 plis, gue sensi sama angel

    BalasHapus
  14. EH ANJIMMMMMM
    GUWE SPEECHLESS BANGET ANJIR..
    AHHHHH GUWE PUSING MISKAH

    BalasHapus
  15. KA LUNAR HSHSHSHS DAHDAH GUE NYERAH MAU IKUT ALUR AJAA

    BalasHapus
  16. LAGI MAKAN MARTABAK SAMPEK RASANYA KAYAK HAMBAR😳
    KOMA? MAKSUD? GIMANA?

    BalasHapus
  17. PLOT TWIST BGT YAAMPUN SEPICLES 😭😭

    BalasHapus
  18. GILA PLOT TWIST NYA BENER² WTF BANGET 😭😭😭😭 KAGET GUE ANJIRR

    BalasHapus
  19. PLOT TWIST TERBRENGSEK ANJIR ASHUE BISA²NYA GUE DIPERMAININ KEK GINI?!?!?

    😭😭😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  20. HAH?!!! ANJING?? PLIS GW GA NGERTI. MASIH BANYAK PERTANYAAN YANG BELUM TERJAWAB BGSD 😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  21. Kok gw semakin lama baca cerita ini semakin dipermainkan yah:) w-wauuu

    BalasHapus
  22. KAN KAN BENER LAGI KAN, HAHHH UDH LAH ANJIR PUSING GW MIKIR NYA , TERNYATA ADA YA TEORI YG LEBIH BIKIN MEMUSINGKAN SETELAH BIGHIT, eh ngga malah ngalahin BIGHIT:(

    BalasHapus
  23. Plottwist sekali... bener2 speechless guaa.. WTF jungkook lupa ingatan ternyata.. 🙂

    BalasHapus
  24. ANJIRRR??????? 🧍🏻‍♀️

    BalasHapus
  25. OANJIRRR ASUUU😭😭 WEHHH KOKKKK 😭😭????????

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUDITA; 246

Jeongguk tidak menyadari bahwa tubuhnya telah merosot ke lantai, air mata merembes melalui celah bulu lentiknya.Tidak ada  sekaan  dan usapan seperti biasa, kali ini Jeongguk membiarkannya tumpah begitu saja, mengalir untuk pertama kalinya dengan mulus melalui pipi hingga turun ke dagu. Rasanya sakit sekali. Dada Jeongguk begitu sesak, seakan tidak ada oksigen untuk bisa dikonsumsi parunya. Setiap taluan pada detak jantungnya mengantarkan denyut nyeri yang menjalar melalui aliran peredaran darahnya, menjadikan tubuh Jeongguk bergetar hebat oleh rasa remuk yang begitu hebat menghujam hatinya.   Jeongguk duduk dan meringkuk, terisak keras. Perkataan Bunda beberapa saat lalu mengawang di telinganya, sakitnya masih sama tiap kali ingatan itu berputar di memori Jeongguk, begitu sesak. Jeongguk sungguh-sungguh tidak mengharapkan kata itu keluar dari mulut Bunda untuk kedua kali. Alasan mengapa Jeongguk menjauh dari rumah, menghindar dari Bunda. Cukup sekali, cukup sekali Jeong...

MUDITA; epilogue (3.5/5)

“ Maaf.” Jeongguk menahan geli ketika keduanya telah berada di kamarnya. Taehyung yang salah tingkah adalah pemandangan menyenangkan untuk dilihat. Mereka baru saja dipergok oleh Nyonya Jeon beberapa saat lalu. Wajah pucat bundanya ketika menatap horor pada dirinya yang nyaris dilucuti oleh Taehyung di tempat terbuka pun masih terbayang di ingatan. Mereka kelabakan sewaktu teriakan Nyonya Jeon memecah suasana sensual di antara keduanya. Taehyung nyaris membuatnya terjerembab saat menurunkan Jeongguk dengan tiba-tiba. Jeongguk setengah menahan malu membenarkan pakaiannya yang tersingkap, sementara Taehyung hanya menyengir seperti orang kelimpungan dan mengucapkan hai canggung yang jelas dibalas delikan oleh Nyonya Jeon. “Kenapa minta maaf?” Jeongguk tergelak, mengambil posisi duduk di atas kasur menghadap Taehyung. Taehyung membuang napas keras-keras, “Yang tadi itu kelepasan.” Jeongguk mengangkat bahu tidak peduli, “Santai aja,” jawabnya ringan, “Bunda kaget doang pasti waktu tau anakn...

“The Moon and The Beautiful”

  “Aku mendapat pesan dari Namjoon  Hyung  beberapa saat lalu.” “ Hm ?” “Dia mencarimu, katanya kau menolak panggilannya dan tidak membuka pesan yang dia kirim.” “Aku menolak panggilannya?” “Ya, dan dia memintamu untuk ke ruangan kerjanya sekarang, ada yang ingin dibicarakan denganmu.” “Siapa?” “Namjoon  Hyung. ” “Apa katanya?” Sang lawan bicara — Jeongguk mulai merasa kesal, dia mendecih dan memutar bola mata jengah, menyaringkan nada bicaranya dan menekan setiap kata pada kalimatnya, “ Dia. Ingin. Kau. Ke. Ruangan. Kerjanya. Sekarang. ” “Namjoon  Hyung ?” Jeongguk menarik napas, setengah membanting stik  game- nya, ia kemudian bangkit dan melangkah menghampiri Taehyung. Pria besar itu tengah berbaring di sofa sejak beberapa jam lalu dengan pandangan fokus pada ponsel pintarnya. Dia bahkan mengabaikan Jeongguk ketika ditawari ajakan bermain  overwatch  bersama dan menolak panggilan serta tidak membaca pesan pribadi maupun pe...