Langsung ke konten utama

Interlude; 164

Belah bibir keduanya yang saling menyatu membuat rasional Jeongguk tertarik ke ambang kesadaran, dia mendorong keras tubuh Taehyung dan tangannya bergerak lebih dulu dengan menampar wajah Taehyung hingga suara telapak bersentuhan kulit pipi yang nyaring menggema, memecah senyap yang tercipta di ruangan. Jeongguk bernapas tersengal, berbagai perasaan bertubi-tubi yang menyerangnya tadi mulai memiliki muara emosional; marah

Jeongguk merasakan kemarahan luar biasa, membumbung pada angkaranya, "Stop," katanya menggeram, "Berhenti bikin gue bingung." Jeongguk menarik kerah leher Taehyung, pandangannya berkilat tajam, "Lo nggak bisa ngomong hal omong kosong kayak tadi dengan modal tato," dengan napas terengah dan alis menukik, Jeongguk melanjutkan, "Gue bisa lupa kapan gue naroh kunci mobil, gue bisa lupa apa gue udah beli oleh-oleh waktu ngunjungin Ayah, gue bisa lupa gue udah makan malam atau belom, gue bisa lupa kapan gue bikin tato, semua orang bisa lupa.

"Nggak ada yang bisa lupa sama rasa sakit," Taehyung menjawab tanpa gelombang riak emosi di matanya, hanya ada kepedihan dan rasa putus asa dan rindu serta cinta yang tiada batas, "Seseorang nggak mungkin bisa lupa tentang alasan kenapa dia bikin tato," suara Taehyung menggamang, "Karena tato itu ada di dirinya sampai dia mati," menyeka sudut bibirnya yang sedikit berdarah dengan punggung tangan, "Lo yang bilang gitu."

Dan Jeongguk tertegun, cengkramannya melonggar dan dirinya total memaku. Kecamuk emosi dalam dirinya kembali merancu, otaknya berusaha keras memikirkan segala hal yang terasa begitu wajar dalam kehidupannya. 

Dia memang pernah mengalami kecelakaan beberapa bulan lalu, tapi hanya kecelakaan biasa karena menerobos lampu merah yang mengakibatkan kepalanya terantuk kemudi dan pingsan selama beberapa jam, buka koma dua bulan. Jeongguk  juga tidak merasakan hal aneh apapun, dia masih berada di tahun yang sama ketika dirinya mengecek ponsel pintarnya, masih di lingkup pertemanan yang sama, semuanya tetap tersambung dengan begitu normal tanpa celah. 

Namun, ketika Taehyung beranjak dari tempat tidur, berkutat dengan tas miliknya lalu melempar dua buah buku kecil padanya, yang dengan gemetar Jeongguk buka, jantungnya seperti turun menuju tumit saat menemukan nama Jeongguk tertera di sana. Di buku pernikahan itu.

Tenggorokannya mengering, akal waras Jeongguk menolak keras tentang fakta yang ditodongkan padanya. Jeongguk benar-benar tidak mengerti, bagaimana, kenapa, apa yang terjadi

"Kenapa?" Taehyung berkata datar, "Harusnya lo senang," matanya menelisik raut Jeongguk, "Ini kan yang lo pengen?"

Perkataan Taehyung menjadikan dirinya terhenyak beberapa saat, Jeongguk merenung, memikirkan banyak hal, mengelola memorinya dengan kepayahan dalam kondisi seperti sekarang sebelum sebuah kalimat akhirnya berhasil dia ciptakan, "Jadi," Jeongguk berkata, napasnya memberat, "Lo..suami gue?" desaunya lirih, ekspresinya menunjukkan ketidak percayaan yang memang terasa tidak masuk akal di logikanya,  "Gue udah nikah?"

Tawa Jeongguk tiba-tiba menguar, keras sekali. "Wow," Jeongguk tersedak, dirinya terbatuk namun tak menghentikan kekehan keluar dari mulutnya, "Taehyung," decihnya sinis, "Lo bajingan juga ya."

Tamparan keras kembali Jeongguk hantamkan pada wajah Taehyung hingga sang pemuda tertua terlonjak kaget, tidak menyangka dan mengantisipasi akan serangan kedua yang Jeongguk layangkan ke arahnya, "Apa-apaan—"

"Lo biarin pasangan lo sendiri—suami lo tidur sama orang lain, Kim Taehyung?!" Jeongguk berteriak nyaring, matanya memerah oleh kemarahan yang menggemuruh dalam dirinya, "Lo biarin gue seks sama orang lain, ciuman, mesraan-mesraan, lo biarin itu semua?" air mata menggenang di pelupuk matanya, tapi Jeongguk tahan mati-matian, tidak akan dia biarkan dirinya menangisi si bajingan ini.  "Lo brengsek luar dalam."

"Brengsek luar dalam?" Taehyung tersenyum pahit, "Yah, gue emang brengsek," Taehyung menjeda, suaranya bergetar sarat akan emosi, "Tapi seenggaknya gue gak sumbu pendek yang bikin gugatan cerai dan mutusin tidur sama kakak gue sendiri karena emosi sesaat."  

Komentar

  1. Deg deg gan baca yang akhir😶

    BalasHapus
  2. Hah? Aduh pala gw makin pusing 😭😭

    BalasHapus
  3. sakit ya tae? :"((
    sesakit itu sayang sama Jeonggukmu? :(

    BalasHapus
  4. Ya Tuhan ner bener seru banget damagenya bukan maennnn

    BalasHapus
  5. Kalian sama sama sakit guyss 🥺😭

    BalasHapus
  6. Keknya masa lalu nya jungkook asik bener, masa lalu ku kok hambar

    BalasHapus
    Balasan
    1. kayaknya kakaknya koo, jangan jangan angel kakaknya koo yang disetubuh sama koo terus malah nikah sama tet setelahnya?
      kalo masalah amnesia udah tau pas koo chatting sama jimin sih heem

      Hapus
  7. YA YA YATOIBA YATOIBA AK PUSING

    BalasHapus
  8. playlist gua euphoria, yang gua baca malah kekk ginii:")
    btw, tae kuat bangett yah selama ini ngadepin semua nyaa sendiri:")))
    btw lagi....SI ANGEL ANGEL ITU SAHA ANYINGG?! WOYYYY LAHHHH😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  9. WOW DIBALIK WOW 😮
    Kalian sama-sama sakit gais. You two need healing time.
    Ayo perbaiki segalanya bersama, taekook anti karam 💜

    BalasHapus
  10. "gw nidurin kakak gw sendiri", mungkin si angel itu kakaknya tae. anjing. kan jimin blng tae dah punya anak. HAHA.

    AAHAHAAHHAHAHAHAAAAAA
    GUA POEESEEENKK

    BalasHapus
    Balasan
    1. anjay gw salah. trnyta tae ga nidurin kkak nya sndiri. angel bkn kakaknya tae. anjg lah. apa bgt gue. taikkk

      Hapus
  11. Bentar biarkan lobus ku bekerja dulu hummm.. ya pkoknya saya tim manta sampe hap end sksk gasabad bc fluf ^^

    BalasHapus
  12. Omg yg terakhir maksud nya apa

    BalasHapus
  13. oh. jungkook punya kkak? jungkook nidurin kakaknya sndiri? kenapa? sumbu pendek kenapa? marah ama taehyung smpe bikin dia frustasi dan ngegugat cerai trus ga sgja nidurin kakaknya sndiri?


    apadah. pusing aku. makin ngawur aja diri ku ini. anjing

    BalasHapus
  14. Kak, kepala aku muter-muter baca ini

    BalasHapus
  15. Pusing anjir pusing otak gue yg gak seberapa ini disuruh mikir keras, pusing banget sumpah 😭😭😭😭

    BalasHapus
  16. complicated.. .tapiu jujur aku suka bgttt?

    BalasHapus
  17. Taehyung sakit ya? Ya ampun maafin gw yang udah buruk sangka ama lu Tae 😭

    BalasHapus
  18. HAH GIMANA SIH PUSING😭😭😭

    BalasHapus
  19. HAH??? ANJING??? AP?MAKSUD?MU???HAHHHHH??????

    BalasHapus
  20. Gapapa masih kuat sama plot twist nya, ayo sakitin aku lagi kak lunar🤧

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUDITA; 246

Jeongguk tidak menyadari bahwa tubuhnya telah merosot ke lantai, air mata merembes melalui celah bulu lentiknya.Tidak ada  sekaan  dan usapan seperti biasa, kali ini Jeongguk membiarkannya tumpah begitu saja, mengalir untuk pertama kalinya dengan mulus melalui pipi hingga turun ke dagu. Rasanya sakit sekali. Dada Jeongguk begitu sesak, seakan tidak ada oksigen untuk bisa dikonsumsi parunya. Setiap taluan pada detak jantungnya mengantarkan denyut nyeri yang menjalar melalui aliran peredaran darahnya, menjadikan tubuh Jeongguk bergetar hebat oleh rasa remuk yang begitu hebat menghujam hatinya.   Jeongguk duduk dan meringkuk, terisak keras. Perkataan Bunda beberapa saat lalu mengawang di telinganya, sakitnya masih sama tiap kali ingatan itu berputar di memori Jeongguk, begitu sesak. Jeongguk sungguh-sungguh tidak mengharapkan kata itu keluar dari mulut Bunda untuk kedua kali. Alasan mengapa Jeongguk menjauh dari rumah, menghindar dari Bunda. Cukup sekali, cukup sekali Jeong...

MUDITA; epilogue (3.5/5)

“ Maaf.” Jeongguk menahan geli ketika keduanya telah berada di kamarnya. Taehyung yang salah tingkah adalah pemandangan menyenangkan untuk dilihat. Mereka baru saja dipergok oleh Nyonya Jeon beberapa saat lalu. Wajah pucat bundanya ketika menatap horor pada dirinya yang nyaris dilucuti oleh Taehyung di tempat terbuka pun masih terbayang di ingatan. Mereka kelabakan sewaktu teriakan Nyonya Jeon memecah suasana sensual di antara keduanya. Taehyung nyaris membuatnya terjerembab saat menurunkan Jeongguk dengan tiba-tiba. Jeongguk setengah menahan malu membenarkan pakaiannya yang tersingkap, sementara Taehyung hanya menyengir seperti orang kelimpungan dan mengucapkan hai canggung yang jelas dibalas delikan oleh Nyonya Jeon. “Kenapa minta maaf?” Jeongguk tergelak, mengambil posisi duduk di atas kasur menghadap Taehyung. Taehyung membuang napas keras-keras, “Yang tadi itu kelepasan.” Jeongguk mengangkat bahu tidak peduli, “Santai aja,” jawabnya ringan, “Bunda kaget doang pasti waktu tau anakn...

“The Moon and The Beautiful”

  “Aku mendapat pesan dari Namjoon  Hyung  beberapa saat lalu.” “ Hm ?” “Dia mencarimu, katanya kau menolak panggilannya dan tidak membuka pesan yang dia kirim.” “Aku menolak panggilannya?” “Ya, dan dia memintamu untuk ke ruangan kerjanya sekarang, ada yang ingin dibicarakan denganmu.” “Siapa?” “Namjoon  Hyung. ” “Apa katanya?” Sang lawan bicara — Jeongguk mulai merasa kesal, dia mendecih dan memutar bola mata jengah, menyaringkan nada bicaranya dan menekan setiap kata pada kalimatnya, “ Dia. Ingin. Kau. Ke. Ruangan. Kerjanya. Sekarang. ” “Namjoon  Hyung ?” Jeongguk menarik napas, setengah membanting stik  game- nya, ia kemudian bangkit dan melangkah menghampiri Taehyung. Pria besar itu tengah berbaring di sofa sejak beberapa jam lalu dengan pandangan fokus pada ponsel pintarnya. Dia bahkan mengabaikan Jeongguk ketika ditawari ajakan bermain  overwatch  bersama dan menolak panggilan serta tidak membaca pesan pribadi maupun pe...