Langsung ke konten utama

Interlude; 166

Taehyung bertemu sekali lagi dengan Jeongguk ketika dia berada di bangku kelas tiga menengah atasdengan situasi yang tidak terlalu menguntungkan. Saat itu dia melihat seseorang terjatuh karena lemparan bola basket dari kawannya, dan ketika dia mendekat untuk mengambil bola yang menggelinding, namun haluan Taehyung berubah begitu dirinya menyadari bahwa yang terjerembab menyedihkan dengan mimisan di hidungnya itu adalah si manis Jeon Jeongguk.

Lalu, Taehyung menolongnya, membawa Jeongguk ogah-ogahan ke UKS, melempar kotak P3K ke pangkuan pemuda itu dan  berkata singkat, "Obati sendiri, jangan manja," sebelum meninggalkan ruangan dengan pintu setengah di banting. 

Taehyung masih merasakan kemarahan yang sama, membekas dalam memori jangka panjangnya hingga dia merasa muak, terlebih ketika dia kembali dipertemukan dengan Jeongguk dengan kondisi yang masih sama merepotkannya—pemuda Jeon terjebak di tengah-tengah tawuran antar sekolah, meringkuk didekat pohon bonsai dan menutupi kepalanya dengan ransel. Taehyung yang sedang sibuk berkelahi dengan pemuda dari sekolah lain kontan teralih fokus sekian detik, menyebabkan kepalanya terbentur batu dari lawan. Darah mengucur hingga pelipis, menimbulkan sedikit pening mendera bagian belakang tengkorak kepalanya. Dan harusnya Taehyung membalas dengan sama menyakitkan kepada orang yang berani membuat dia terluka, tapi melihat seseorang hendak melempar batu lain ke arah Jeongguk, kakinya secara refleks berlari mengejar pemuda itu dan menarik Jeongguk menjauh dari kerumunan. Bakat Taehyung untuk menjadi pahlawan kepada orang yang pernah dia kasihi dan tempat dirinya menempatkan cinta monyet pertamanya ternyata masih ada. 

"Lo bisa nggak sih jangan bikin orang lain repot?" Taehyung mendengus ketika mereka telah berada didekat pagar sekolah. Dia melepas seragamnya yang sebelumnya sudah berkibar tanpa dikancing, melipat-lipat hingga menjadi headband dan memakai ke kepala untuk menutupi jalannya luka. 

"Masuk kelas," ucap Taehyung terburu, dia berbalik, "Gue masih ada urusan."

Namun ketika Taehyung hendak beranjak, sebuah suara membuat langkahnya hampir tersandung oleh kakinya sendiri.

"Makasih udah nolongin gue," nada bicaranya masih sehalus dan selembut biasa sampai Taehyung merasa nyaris akan terpesona.  Tapi kalimat lanjutan yang menyertai setelahnya membubungkan angkara dalam diri Kim Taehyung. 

"Kalo boleh tau, nama Kakak siapa?"

Si bangsat ini tidak ingat dirinya

Taehyung merasa dipecundangi, dia menghabiskan banyak hari untuk merasakan kesakitan akibat ulah pemuda ini, namun makna Taehyung sendiri ternyata tidak lebih banyak dari itu. Dirinya begitu mudah dilupakan, dibuang, tidak diingat sama sekali. Taehyung terkekeh konyol saat sadar bahwa dia selama ini  jatuh sendiri, terluka sendiri, dan bangkit sendiri—sementara pria yang menjadi alasannya merasakan patah hati terlalu dini justru menghapusnya dari memori dengan begitu mudah.

Kembali menghadap Jeongguk setelah menemukan ketenangan yang berhasil dia ciptakan, Taehyung merubah ekspresinya menjadi menyeringai, "Gue?" tunjuknya pada dirinya sendiri, "Nightmare," timpalnya, menatap mata Jeongguk tajam, "Jadi lo mending jauh-jauh," diliriknya Jeongguk dari atas sampai bawah, "Dan belajar buat lindungin diri lo sendiri, malu sama badan lo yang bongsor itu."

Namun Jeongguk tidak melakukannya. 

Pemuda Jeon justru menjadi terobsesi pada laki-laki tampan dengan piercing berjumlah empat pada telinga yang diketahuinya sebagai Kim Taehyung—berandal tengik yang hobinya membolos untuk menciptakan permusuhan terhadap sekolah lain dan memulai tawuran. Termotivasi membentuk badan dan rajin ke gym atas kalimat Taehyung tempo lalu. Dia juga mulai berani mendekati Taehyung yang intensitasnya semakin bertambah setiap hari. Mempersetankan penolakan-penolakan atas segala afeksi darinya untuk Taehyung karena hal itu justru semakin membuat Jeongguk tertantang. Dia percaya bahwa Taehyung akan luluh lambat laun apa bila dirinya mau berusaha lebih keras lagi. 

Tapi nyatanya tidak, ketika Jeongguk dengan mantap hendak mengutarakan perasaan pada Taehyung saat pensi  terakhir sebelum perpisahan angkatan kelas tiga—yang artinya pemuda itu akan lulus sebentar lagi. Dan Jeongguk tidak pernah merasa semalu dan sesakit itu ketika pernyataan cinta yang dia utarakan secara publik ditolak mentah-mentah oleh Taehyung.

Sori,  gue sukanya sama Jiminie, bukan sama lo. 

Bahkan seisi sekolah sama sekali tidak tahu siapa sosok Jiminie yang disebut oleh Taehyung.  Tidak ada nama Jiminie yang tercantum dalam daftar siswa sekolah mereka. 

Beberapa orang berspekulasi bahwa nama itu tercetus di mulut pemuda Kim sebagai dalih untuk menolak Jeongguk saja hingga Jeongguk mendidih dan dirundung malu sampai dia menginjak kelulusan karena tak jarang beberapa orang acap kali mengungkit-ungkit kisah lama tersebut sekalipun dalam konteks bercanda ketika dirinya tengah berkumpul bersama teman-temannya.

Dari situ,  Jeongguk memutuskan bahwa Kim Taehyung adalah bajingan

Komentar

  1. ak tak paham dg isi kepala ka lunar lg kawan

    BalasHapus
  2. Salah jeongguk kecil apa tae? Kalian masih bocah harusnya belajar bukannya cinta-cintaanπŸ˜‚πŸ˜‚

    BalasHapus
  3. ueueueue kenaoa sihh dibawa serius teee😭😭

    BalasHapus
  4. sakit banget asli di saat lo nganggap seseorang penting tapi yang lo anggap penting ga pernah mikirin lo bahkan lupain diri lo ngik 😒

    BalasHapus
  5. Buset gila sih, pendendam sejak dini adalah bakat Saudara Taehyung wkwkw
    Jangan" dia demen jimin gara-gara dendam ke jeongguk pas SD itu? Buset buset. Gak ngerti lagi hamba

    BalasHapus
  6. Amat sangat luar biasa sekali ka lunar ini πŸ‘

    BalasHapus
  7. inilah bahaya nya cinta monyet di usia dini:> mana skrng tontonan tipi dah pd ga mendidik. isinya tai smua. ampasss. bagemana bangsa ini mau maju:>

    BalasHapus
  8. Anjirlah nangis yang bagian taehyung lagi tawuran tp masih nyelamatin jungkook. Soft bgt gila. Tp dibuat kesel sama kata "kalo boleh tau kakak siapa? " anjirrr 😭😭😭

    BalasHapus
  9. Can I said this? ASLI LOH KA LUNAR TUH BRENGSEK BANGET KALAU UDAH BUAT CERITA, OUT OF THE BOX OF MY MIND, RASANYA BIKIN KEPALAKU MAU MELEDAK KALAU BACANYA AND SAID "AJG KOK BISA SIH" WTFFF. OMG KA LUNARRRRR

    BalasHapus
  10. Buset. Ini gegara cinta monyetnya tae pas kecil ditolak jk, trus bisa jadi serumit ini pas mereka dewasa???? Gilaaa si ini authornya makan apasi kok bisa pikirannya jernih banget kek air pegunungan 😭😭

    BalasHapus
  11. Tercengang πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€

    BalasHapus
  12. 7 tahun sama belasan tahun beda kali te

    BalasHapus
  13. Ajg cuma gara2 jk kecil blg suka jimine trs lo jd dendam ampe tua njir kth setannnnn

    BalasHapus
  14. Heh gw bilangin 9 tahun gw belum ngerti apa² eh malah si Tae 9 tahun udh punya dendam aja njir ngeri lah

    BalasHapus
  15. ini ingatan koo keputus sampe sini saking dendamnya dia sm te kah πŸ˜”

    BalasHapus
  16. Gemess krn memangg itu ga harus salah jeongguk masih kecil ga ngerti dia wehhh,tp kasian juga

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUDITA; 246

Jeongguk tidak menyadari bahwa tubuhnya telah merosot ke lantai, air mata merembes melalui celah bulu lentiknya.Tidak ada  sekaan  dan usapan seperti biasa, kali ini Jeongguk membiarkannya tumpah begitu saja, mengalir untuk pertama kalinya dengan mulus melalui pipi hingga turun ke dagu. Rasanya sakit sekali. Dada Jeongguk begitu sesak, seakan tidak ada oksigen untuk bisa dikonsumsi parunya. Setiap taluan pada detak jantungnya mengantarkan denyut nyeri yang menjalar melalui aliran peredaran darahnya, menjadikan tubuh Jeongguk bergetar hebat oleh rasa remuk yang begitu hebat menghujam hatinya.   Jeongguk duduk dan meringkuk, terisak keras. Perkataan Bunda beberapa saat lalu mengawang di telinganya, sakitnya masih sama tiap kali ingatan itu berputar di memori Jeongguk, begitu sesak. Jeongguk sungguh-sungguh tidak mengharapkan kata itu keluar dari mulut Bunda untuk kedua kali. Alasan mengapa Jeongguk menjauh dari rumah, menghindar dari Bunda. Cukup sekali, cukup sekali Jeong...

MUDITA; epilogue (3.5/5)

“ Maaf.” Jeongguk menahan geli ketika keduanya telah berada di kamarnya. Taehyung yang salah tingkah adalah pemandangan menyenangkan untuk dilihat. Mereka baru saja dipergok oleh Nyonya Jeon beberapa saat lalu. Wajah pucat bundanya ketika menatap horor pada dirinya yang nyaris dilucuti oleh Taehyung di tempat terbuka pun masih terbayang di ingatan. Mereka kelabakan sewaktu teriakan Nyonya Jeon memecah suasana sensual di antara keduanya. Taehyung nyaris membuatnya terjerembab saat menurunkan Jeongguk dengan tiba-tiba. Jeongguk setengah menahan malu membenarkan pakaiannya yang tersingkap, sementara Taehyung hanya menyengir seperti orang kelimpungan dan mengucapkan hai canggung yang jelas dibalas delikan oleh Nyonya Jeon. “Kenapa minta maaf?” Jeongguk tergelak, mengambil posisi duduk di atas kasur menghadap Taehyung. Taehyung membuang napas keras-keras, “Yang tadi itu kelepasan.” Jeongguk mengangkat bahu tidak peduli, “Santai aja,” jawabnya ringan, “Bunda kaget doang pasti waktu tau anakn...

“The Moon and The Beautiful”

  “Aku mendapat pesan dari Namjoon  Hyung  beberapa saat lalu.” “ Hm ?” “Dia mencarimu, katanya kau menolak panggilannya dan tidak membuka pesan yang dia kirim.” “Aku menolak panggilannya?” “Ya, dan dia memintamu untuk ke ruangan kerjanya sekarang, ada yang ingin dibicarakan denganmu.” “Siapa?” “Namjoon  Hyung. ” “Apa katanya?” Sang lawan bicara — Jeongguk mulai merasa kesal, dia mendecih dan memutar bola mata jengah, menyaringkan nada bicaranya dan menekan setiap kata pada kalimatnya, “ Dia. Ingin. Kau. Ke. Ruangan. Kerjanya. Sekarang. ” “Namjoon  Hyung ?” Jeongguk menarik napas, setengah membanting stik  game- nya, ia kemudian bangkit dan melangkah menghampiri Taehyung. Pria besar itu tengah berbaring di sofa sejak beberapa jam lalu dengan pandangan fokus pada ponsel pintarnya. Dia bahkan mengabaikan Jeongguk ketika ditawari ajakan bermain  overwatch  bersama dan menolak panggilan serta tidak membaca pesan pribadi maupun pe...