Langsung ke konten utama

Interlude; 168

Ketika mereka mendapatkan gelar wisuda dan mulai menjalani kehidupan masing-masing—Taehyung sudah gemilang dengan title dosen sekaligus peneliti tingkat madya diusianya yang baru menginjak dua puluh lima tahun, Mingyu sendiri secara mengejutkan banting setir dan memilih freelancer dengan mengambil banyak job; pemandu wisata, penerjemah, aktivis lingkungan, ikut dalam kegiatan penelitian mengandalkan otak cerdasnya, dan apapun yang menghasilkan uang selama tidak terikat dengan gaji perbulan, maka dia akan melakukannya. Sementara Jimin, dia biasa-biasa saja, menjalankan restoran keluarga dan bekerja sampingan sebagai pengangguran. 

Yang mengejutkan, Kim Mingyu perlahan merubah pribadinya sejak mereka berpisah. Pria itu sedikit demi sedikit meninggalkan kebiasaannya—mengganti kemeja berkerah menjadi kaos biasa, memakai lensa alih-alih kaca mata, dan mulai berbicara informal pada orang-orang. Sementara Taehyung justru sebaliknya, dia seolah menjadi Mingyu

Jimin sebenarnya menyadari itu, tapi dia memutuskan diam. Jimin sama sekali tidak mengerti cara kerja otak brengsek teman dan mantan temannya itu, keduanya egois dan ambisius dengan cara masing-masing, membuat dia bergidik ngeri sendiri jika harus terlibat dalam persitegangan keduanya.

Lantas, suatu hari, Jimin lebih dulu dipertemukan semesta pada Jeongguk, pemuda yang kebetulan makan di restorannya dengan beberapa tato di tangan dan meja penuh beberapa kamera, tripod, laptop, dan ponsel. 

Jimin hanya mengetahui Jeongguk melalui kisah-kisah dari Mingyu dan Taehyung serta beberapa foto yang pernah diperlihatkan Mingyu beberapa tahun lalu ketika pemuda itu mengambilnya secara diam-diam semasa SMA. Sekalipun katanya Jimin dan Jeongguk pernah bersinggungan saat dirinya kecil, tapi demi Tuhan, dia masih bocah dan Jimin memiliki ingatan yang buruk. 

Namun ketika mata Jimin bersirobok oleh hazel kembar Jeongguk yang penuh binar yang disertai cengiran sopan hingga memperlihatkan deretan giginya yang lucu, Jimin yakin bahwa Jeongguk adalah bahaya tengik yang menyesatkan.

Pantas Mingyu dan Taehyung tergila-gila. Jeongguk memang sepadan untuk disandingkan dengan kata sempurna.

****

Taehyung berpikir, jika dia tidak bisa mendapatkan orang yang disukainya, maka Mingyu juga tidak. Jadi, seiring berjalannya waktu dengan pertemanan mereka yang sudah memburuk dan hanya tersisa dia dan Jimin, Taehyung memutuskan akan mengganggu hidup lelaki itu sampai dia merasa puas. 

Karena itu, Taehyung benar-benar memonitori siapa saja orang-orang yang sedang dekat dengan Mingyu, mengamati dalam diam hingga dia akan bergerak untuk menghancurkan apapun yang tengah dibangun Kim Mingyu apa bila dilihatnya pemuda itu mulai menjalin hubungan yang tampak serius. Taehyung akan perlahan mendekati orang-orang yang terlibat asmara dengan Mingyu, menggodainya sampai mereka terjatuh, lalu meninggalkan dengan begitu saja seperti sampah ketika jeratannya berhasil mengenai sasaran.

Konyolnya, tidak ada perdebatan di antara mereka. Mingyu tidak pernah protes atas segala tindakan Taehyung, sampai-sampai Jimin yang jengah kala itu menanyakan langsung untuk tahu alasan pemuda itu tidak mengambil langkah karena privasinya yang telah dibobol habis-habisan oleh si sinting-yang-sialnya-temannya-Kim-Taehyung, dan jawaban Mingyu cukup mengejutkan;

"Kenapa gue harus marah? Yang ada justru gue perlu bilang makasih, dia ngusir hama nggak penting dalam hidup gue. Orang yang keliatan nggak tulusnya dan mudah berpaling."

Namun, prinsip hidup toxic yang keduanya saling jalani selama beberapa waktu mendadak hancur ketika Jimin dengan tidak sengaja mengatakan pada Taehyung bahwa dia bertemu Jeon Jeongguk, pemuda itu baru pindah ke ibukota satu bulan lalu dan tinggal di unit yang lumayan berdekatan dengannya. 

Kala itu, sekalipun respon yang diberikan oleh Taehyung hanya berupa kendikan bahu acuh, Jimin dapat melihat kilat asing di mata Taehyung.

Ada kisah yang tidak selesai di antara aku dan kamu, memaksa semesta untuk

mempertemukan kita sekali lagi.  

 


Komentar

  1. Teruss jeongguk sama taehyung kapan nikahnya? Kepobangstgua-_-

    BalasHapus
  2. kesimpulannya dari awal dan akhirnya itu yg di perebutkan itu si jungoo bukan jimin huaaa aku fahammmmm, btw baru baca aku kak ^^ aku lebih suka awalnya di misteriusin kesana sananya di jabarin penjelasannya panjang lebar hehe

    BalasHapus
  3. BAGIANN terakhir itu keknya pernah disebut sama jm ga sih? apa sj ya ... pas chapter awal

    BalasHapus
  4. Truss trusssd,,aduhhh seru bgt cerritanya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUDITA; 246

Jeongguk tidak menyadari bahwa tubuhnya telah merosot ke lantai, air mata merembes melalui celah bulu lentiknya.Tidak ada  sekaan  dan usapan seperti biasa, kali ini Jeongguk membiarkannya tumpah begitu saja, mengalir untuk pertama kalinya dengan mulus melalui pipi hingga turun ke dagu. Rasanya sakit sekali. Dada Jeongguk begitu sesak, seakan tidak ada oksigen untuk bisa dikonsumsi parunya. Setiap taluan pada detak jantungnya mengantarkan denyut nyeri yang menjalar melalui aliran peredaran darahnya, menjadikan tubuh Jeongguk bergetar hebat oleh rasa remuk yang begitu hebat menghujam hatinya.   Jeongguk duduk dan meringkuk, terisak keras. Perkataan Bunda beberapa saat lalu mengawang di telinganya, sakitnya masih sama tiap kali ingatan itu berputar di memori Jeongguk, begitu sesak. Jeongguk sungguh-sungguh tidak mengharapkan kata itu keluar dari mulut Bunda untuk kedua kali. Alasan mengapa Jeongguk menjauh dari rumah, menghindar dari Bunda. Cukup sekali, cukup sekali Jeong...

MUDITA; epilogue (3.5/5)

“ Maaf.” Jeongguk menahan geli ketika keduanya telah berada di kamarnya. Taehyung yang salah tingkah adalah pemandangan menyenangkan untuk dilihat. Mereka baru saja dipergok oleh Nyonya Jeon beberapa saat lalu. Wajah pucat bundanya ketika menatap horor pada dirinya yang nyaris dilucuti oleh Taehyung di tempat terbuka pun masih terbayang di ingatan. Mereka kelabakan sewaktu teriakan Nyonya Jeon memecah suasana sensual di antara keduanya. Taehyung nyaris membuatnya terjerembab saat menurunkan Jeongguk dengan tiba-tiba. Jeongguk setengah menahan malu membenarkan pakaiannya yang tersingkap, sementara Taehyung hanya menyengir seperti orang kelimpungan dan mengucapkan hai canggung yang jelas dibalas delikan oleh Nyonya Jeon. “Kenapa minta maaf?” Jeongguk tergelak, mengambil posisi duduk di atas kasur menghadap Taehyung. Taehyung membuang napas keras-keras, “Yang tadi itu kelepasan.” Jeongguk mengangkat bahu tidak peduli, “Santai aja,” jawabnya ringan, “Bunda kaget doang pasti waktu tau anakn...

“The Moon and The Beautiful”

  “Aku mendapat pesan dari Namjoon  Hyung  beberapa saat lalu.” “ Hm ?” “Dia mencarimu, katanya kau menolak panggilannya dan tidak membuka pesan yang dia kirim.” “Aku menolak panggilannya?” “Ya, dan dia memintamu untuk ke ruangan kerjanya sekarang, ada yang ingin dibicarakan denganmu.” “Siapa?” “Namjoon  Hyung. ” “Apa katanya?” Sang lawan bicara — Jeongguk mulai merasa kesal, dia mendecih dan memutar bola mata jengah, menyaringkan nada bicaranya dan menekan setiap kata pada kalimatnya, “ Dia. Ingin. Kau. Ke. Ruangan. Kerjanya. Sekarang. ” “Namjoon  Hyung ?” Jeongguk menarik napas, setengah membanting stik  game- nya, ia kemudian bangkit dan melangkah menghampiri Taehyung. Pria besar itu tengah berbaring di sofa sejak beberapa jam lalu dengan pandangan fokus pada ponsel pintarnya. Dia bahkan mengabaikan Jeongguk ketika ditawari ajakan bermain  overwatch  bersama dan menolak panggilan serta tidak membaca pesan pribadi maupun pe...