Langsung ke konten utama

Interlude; 103

"Wah," Jeongguk bertumpu pada lututnya ketika dia telah mencapai ujung bukit, napasnya terengah, peluh membanjiri keningnya, "Brengsek.."

Angin berkibar kencang bersamaan bau asin dari laut yang terbawa hingga dirinya bergidik oleh rasa sejuk yang menerpa kulit. Mengatur respirasinya yang tersengal, Jeongguk sekilas mendongak untuk melihat punggung Taehyung di bibir jurang yang sedang duduk santai di atas batu besar. 

Mendadak dia tersulut emosi.

"Sejam.." Jeongguk bersuara terengah, tenggorokannya kering, "Gue ingetnya lo bilang cuma sejam," melirik arloji di tangannya, lalu beralih ditatapnya tajam Taehyung yang tengah membalikkan badannya ke arah Jeongguk juga, "Tapi gue makan waktu dua jam, bangsat!"

Jeongguk kemudian menghampiri Taehyung dengan langkah besar-besar, wajahnya benar-benar ditekuk sempurna. Beberapa kali kakinya nyaris terantuk batu-batu besar yang bertebaran di atas bukit yang bahkan di antaranya ada yang lebih besar dari badan Jeongguk sendiri. 

Begitu tiba di depan batu yang diduduki Taehyung, Jeongguk mendongak untuk mendapati sebuah tangan terulur padanya.

"Nggak usah sok perhatian lo," Jeongguk mendengus, "Tinggi sedada gini doang gue juga bisa naik kali," sungutnya. 

Tanganya menggapai puncak batu, berusaha mengangkat bobot tubuhnya, namun beberapa kali dia mencoba tetap masih gagal juga. Hal ini karena tubuh Jeongguk telah kelelahan akibat berjalan kurang lebih dua jam untuk menaiki bukit hingga sampai ke sini. 

"Bisa tidak?"

Jeongguk mendongak dengan pandangan berapi-api, "Apa lo? Mau ketawa?"

Mengabaikan ocehan Jeongguk, Taehyung meraih tangan Jeongguk yang masih bergenggaman pada atas batu, memegangnya erat. "Naik Jeongguk, nanti kamu kehilangan momen sunset."

Jeongguk memicingkan mata, namun pada akhirnya menerima bantuan yang Taehyung berikan juga sekalipun dengan setengah hati. Saat berhasil duduk di atas batu besar itu, Jeongguk disuguhi oleh pemandangan yang lagi-lagi laut. Untuk ukuran seseorang yang sebulanan ini berkutat pada lautan, Jeongguk ternyata  masih bisa terpana dengan pemandangan di hadapannya. Hamparan laut lepas yang dilihat dari sudut pandang perbukitan dengan matahari menggantung jingga hingga memantul pada laut di bawahnya.

Sebuah botol minuman yang tutupnya sudah dibuka dan terisi setengah terulur padanya kemudian, membuat Jeongguk melirik sekilas. "Bekas mulut lo, kan?" dengus Jeongguk.

"Kenapa?" Taehyung balas bertanya, hampir menarik kembali uluran tangannya, "Kamu tidak mau?" 

"Enak aja, mau lah. Tenggorokan gue udah kayak gurun sahara gini masa masih milih-milih," Jeongguk merampas botol itu dan meminum isinya dengan rakus sampai habis. Begitu selesai, dia mengembalikan botol yang kosong tadi pada Taehyung, menciptakan dengusan tertawa dari pemuda Kim.

Kemudian, hening menyergap keduanya cukup lama. Jeongguk yang awalnya ingin berbicara banyak hal mendadak bingung ketika dirinya dihadapkan langsung oleh sosok Kim Taehyung di depannya. Segala hal yang dia pikirkan selama perjalanan tadi, ungkapan-ungkapan sayang, dan semua isi hati yang hendak dia vokalkan tiba-tiba saja menguap entah ke mana.

"Kenapa kamu diam?"

Jeongguk sedikit tersentak kaget ketika Taehyung adalah pihak pertama yang memecahkan suasana di saat dirinya sendiri sedang berpikir keras untuk membuat topik agar tidak terjadi kecanggungan di antara mereka. 

"Lo nggak ngajak ngomong," cibir Jeongguk.

"Bukannya kamu yang sangat semangat ingin ke sini tadi?"

"Nggak tau lah," Jeongguk memandang ke arah lain. "Ngapain juga gue kesini tadi," dia bersedekap dada, merasa kesal.  "Bego banget emang."

Taehyung terkekeh pelan, kedua kakinya berselonjor dengan tangan bertumpu ke belakang. "Jeongguk," panggilnya, "Mau dengar sedikit cerita tentang diri saya, tidak?"

Jeongguk menoleh ke arah Taehyung.

"Setelah ini," Taehyung berkata gamang, "Kamu bisa putuskan untuk masih menyukai saya atau tidak."

"Emang cerita apa sampai gue harus mikir dua kali buat suka sama lo? Lo pengedar narkoba? Lo mucikari? Lo pernah bunuh orang?"

"Bukan," Taehyung melepaskan sesuatu dari lehernya, meraih telapak tangan Jeongguk dan meletakkan benda itu di sana.

 "Jeongguk, saya sudah menikah."

Komentar

  1. KALIMAT TAEHYUNG YGB TERAKHIR BIKIN DAG DIG DUG SERRR

    BalasHapus
  2. SAMA SIAPAAAAA😭😭😭😭😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  3. APA APAAN NIH???? 😭😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  4. OH MY GOD!!! Anjirrr seriously??!!!!!!!

    Sama siapaaaaaaaaaaaa terus ngapain cemburu kalau lo udah nika saudara taehyung? Ngapain lo ngasih harapan saudara Jeongguk?!!

    Apes banget buka ini terus endnya nemu kalimat yang nyebelin :(

    Kasihan saudara jeongguk

    BalasHapus
  5. Bukan lunar namanya kalo diceritanya ga ada 'kejutan'.

    BalasHapus
  6. YaAllah....... Capek bgtt gua bacanya -_-
    Anjir Taehyung

    BalasHapus
  7. Maksudnya udh pernah nikah trs jd duda gt kan ya mksdnya? Mencoba positive thinking😁

    BalasHapus
  8. oknum lunar tanggung jawab gak lu hah?!

    BalasHapus
  9. INI YANG NIKAH TEHA KAN BUKAN V? JADI DIA MASIH BISA NIKAH LAGI KAN AWOKWKWKOKW

    BalasHapus
  10. (saya sudah menikah) AAAAAPA APAAN ANJIR KAK LUNAR😭😭😭😭

    BalasHapus
  11. yang dikasih kalung yanh ada cincinnya???

    BalasHapus
  12. Udh gue duga, jadi ga kaget kaget amat wkwk

    BalasHapus
  13. GILAAAA,,, NNGIS BENERAN G BOONG😭😭😭

    BalasHapus
  14. JAH? JEONGGUK MARI KITA SAKIT HATI BERSAMA 😭😭

    BalasHapus
  15. JENG JENG KUMENANGISS MEMBAYANGKAN BETAPA KEJAMNYA DIRIMU ATAS DIRIKU~

    BalasHapus
  16. Hhkc.. G bisa napas.. 😣😣😣

    BalasHapus
  17. Ini sudah pernah menikah apa emang sudah nikah ya? Dimohon kepada saudara taehyung untuk memperjelas ucapannya

    BalasHapus
  18. TAEHYUNGGGGGG?!!!
    KU BUNGKUS KAW YAAA KU TIMBUN DALAM KUBURAANNNN
    AARRRGGHHHH

    BalasHapus
  19. melihat komentar orang 👁👄👁
    kak risa ngadi ngadi anj

    BalasHapus
  20. INGIN KU MENGELUARKAN KATA KATA HARAM

    BalasHapus
  21. APAAPAANAPAAPAANINIIII. rataratakomennyapadakepslokanjirwkwkwk

    BalasHapus
  22. ANJROTTTTTT?? PPA MMKISUTTT HAH???

    BalasHapus
  23. GAJADI 2 KEPRIBADIAN LO RAN SOK TAU BGT TP SUMPAH AWAL" AKU KIRA FLUFF SAMPE MAMPUS YAUDALAH AKN MERAKIT NUKLIR DAN MELEDAKKN DI DIRIKU SNDIRI ALIAS GABISA AKU GINIII ANJIIIIQ OALAH

    BalasHapus
  24. Hoho. Ki sanak, aku tidak kaget lagi kalau ada jumpscare seperti ini :v

    BalasHapus
  25. DEMI ALLAH ANJRT SPEECHLESS BGTT KA LUNAAARRRRRR

    BalasHapus
  26. DEMI ALLAH ANJRT SPEECHLESS BGTT KA LUNAAARRRRRR

    BalasHapus
  27. OH MY FUCKING GOD 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  28. gue setelah baca: /turun dari kasur, bobo di lantai/

    alias
    APAPAAN NIH AGDHJAGSAKHAAK

    BalasHapus
  29. HAH?!!! APAAN ANJING???
    SANGAT SANGAT MEMBANGONGKAN

    BalasHapus
  30. Padahal aku udah punya dugaan, eh taunya tetep aja terkejuttt hueeee

    BalasHapus
  31. Memproses kalimat terakhir🙃

    BalasHapus
  32. gue baca ini smbil makan trus tba" melotot ANJING, KA LUNAR MAH SUKANYA BGITU

    BalasHapus
  33. Pliss g elit bngt nangis malem"😭

    BalasHapus
  34. ANJEERRRR, DHLH MAU NANGIS AJA😭

    BalasHapus
  35. Tapi.lo. Ngasih. Harapan. Ke ggvk. Te????!

    BalasHapus
  36. Anjirrrrrr gua speechless pas bagian ahirnya .. kek "HAH"

    BalasHapus
  37. REFLEK NGOMONG HAH, HAH?? ?????!??

    BalasHapus
  38. HAH?????!!!!!!😃😃😃😃😃😃😃😃😃

    BalasHapus
  39. HAH GILAKK plot twist bgt woilahh,nikah ama siapaaaaaa

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUDITA; 246

Jeongguk tidak menyadari bahwa tubuhnya telah merosot ke lantai, air mata merembes melalui celah bulu lentiknya.Tidak ada  sekaan  dan usapan seperti biasa, kali ini Jeongguk membiarkannya tumpah begitu saja, mengalir untuk pertama kalinya dengan mulus melalui pipi hingga turun ke dagu. Rasanya sakit sekali. Dada Jeongguk begitu sesak, seakan tidak ada oksigen untuk bisa dikonsumsi parunya. Setiap taluan pada detak jantungnya mengantarkan denyut nyeri yang menjalar melalui aliran peredaran darahnya, menjadikan tubuh Jeongguk bergetar hebat oleh rasa remuk yang begitu hebat menghujam hatinya.   Jeongguk duduk dan meringkuk, terisak keras. Perkataan Bunda beberapa saat lalu mengawang di telinganya, sakitnya masih sama tiap kali ingatan itu berputar di memori Jeongguk, begitu sesak. Jeongguk sungguh-sungguh tidak mengharapkan kata itu keluar dari mulut Bunda untuk kedua kali. Alasan mengapa Jeongguk menjauh dari rumah, menghindar dari Bunda. Cukup sekali, cukup sekali Jeong...

MUDITA; epilogue (3.5/5)

“ Maaf.” Jeongguk menahan geli ketika keduanya telah berada di kamarnya. Taehyung yang salah tingkah adalah pemandangan menyenangkan untuk dilihat. Mereka baru saja dipergok oleh Nyonya Jeon beberapa saat lalu. Wajah pucat bundanya ketika menatap horor pada dirinya yang nyaris dilucuti oleh Taehyung di tempat terbuka pun masih terbayang di ingatan. Mereka kelabakan sewaktu teriakan Nyonya Jeon memecah suasana sensual di antara keduanya. Taehyung nyaris membuatnya terjerembab saat menurunkan Jeongguk dengan tiba-tiba. Jeongguk setengah menahan malu membenarkan pakaiannya yang tersingkap, sementara Taehyung hanya menyengir seperti orang kelimpungan dan mengucapkan hai canggung yang jelas dibalas delikan oleh Nyonya Jeon. “Kenapa minta maaf?” Jeongguk tergelak, mengambil posisi duduk di atas kasur menghadap Taehyung. Taehyung membuang napas keras-keras, “Yang tadi itu kelepasan.” Jeongguk mengangkat bahu tidak peduli, “Santai aja,” jawabnya ringan, “Bunda kaget doang pasti waktu tau anakn...

“The Moon and The Beautiful”

  “Aku mendapat pesan dari Namjoon  Hyung  beberapa saat lalu.” “ Hm ?” “Dia mencarimu, katanya kau menolak panggilannya dan tidak membuka pesan yang dia kirim.” “Aku menolak panggilannya?” “Ya, dan dia memintamu untuk ke ruangan kerjanya sekarang, ada yang ingin dibicarakan denganmu.” “Siapa?” “Namjoon  Hyung. ” “Apa katanya?” Sang lawan bicara — Jeongguk mulai merasa kesal, dia mendecih dan memutar bola mata jengah, menyaringkan nada bicaranya dan menekan setiap kata pada kalimatnya, “ Dia. Ingin. Kau. Ke. Ruangan. Kerjanya. Sekarang. ” “Namjoon  Hyung ?” Jeongguk menarik napas, setengah membanting stik  game- nya, ia kemudian bangkit dan melangkah menghampiri Taehyung. Pria besar itu tengah berbaring di sofa sejak beberapa jam lalu dengan pandangan fokus pada ponsel pintarnya. Dia bahkan mengabaikan Jeongguk ketika ditawari ajakan bermain  overwatch  bersama dan menolak panggilan serta tidak membaca pesan pribadi maupun pe...