Langsung ke konten utama

Interlude; 243

Jeongguk memasukkan makanan yang sudah dia siapkan ke dalam box berukuran sedang, mengisinya dengan pork belly dan juga sayuran serta nasi yang porsinya sengaja diperbanyak atas permintaan Taehyung. 

Kemudian dia kembali ke kamar, mengambil ransel dan juga laptop milik Taehyung yang tertinggal di unit mereka, memasukkannya ke dalam ransel lalu membawanya ke dapur. Dia menaruh box berisi makanan yang masih hangat itu ke bagian terluar ransel, menjajali susu formula serta bubur Rana di sisi tengah, sebelum menutupnya rapat. 

Jeongguk mulai menikmati kebiasaan ini. Menjadi semacam ibu rumah tangga dalam keluarga kecil mereka ternyata menyenangkan juga. Dengan berstatus pengangguran dan punya suami tidak banyak menuntut adalah poin plus. Taehyung tidak pernah memaksa Jeongguk bangun pagi untuk menyiapkannya sarapan. Biasanya kegiatan itu mereka lakukan secara bergantian. Jika Taehyung yang bangun lebih dulu, maka dia yang akan mengurusi Rana dan membuat sarapan. Begitupun sebaliknya. Masing-masing dari mereka akan terbangun saat salah satunya sudah mencium aroma masakan di dapur dan di pagi hari  itu keduanya habiskan dengan menikmati santapan mereka disertai obrolan ringan yang hangat jika Taehyung tidak kumat dan menghancurkan mood Jeongguk dalam percakapan mereka.

Selain itu, semenjak kehadiran Rana, Jeongguk juga sudah memutuskan untuk berhenti menerima job membuat blog yang mengharuskannya melakukan perjalanan ke luar daerah. Jadi, Jeongguk hanya akan menulis sesukanya. Waktunya lebih sering dia habiskan mengurusi baby mereka, anjing baru yang Taehyung bawa ke unit, juga melayani suaminya. 

Lagi pula, Taehyung kaya raya dan Jeongguk sendiri adalah putera tunggal ayahnya yang juga sama kaya raya. Jadi, dia tidak perlu pusing tentang masalah ekonomi yang kemungkinan akan menghimpit mereka. 

Jika sedang jenuh, Jeongguk akan pergi ke gym untuk menjaga kondisi tubuhnya. Kadang, dia akan menongkrong dengan Jimin dan Seokjin kalau butuh teman bicara ketika Taehyung tidak ada di unit mereka. Jeongguk juga merawat banyak sekali tanaman bonsai di halaman rumah untuk mengisi waktu luang. Atau sekadar mengantarkan barang-barang Taehyung yang sering kali tertinggal dan bekal makanan ke kampus tempat suaminya mengajar. 

Seperti yang tengah dia lakukan sekarang, berjalan di lorong kampus menuju ruangan Taehyung dengan membawa ransel berisi laptop dan bekal makanan setelah sebelumnya dia singgah ke rumah mertuanya untuk menitipkan Rana serta susu formula dan bubur yang sudah dia siapkan sebagai makan siang Rana.

Beberapa pasang mata sering kali diam-diam mencuri pandang ke arahnya; mungkin mereka mengira kalau Jeongguk merupakan salah satu dari senior di kampus itu, atau Jeongguk dikira dosen baru, atau mereka hanya senang menatap orang yang dirasa asing oleh pandangan matanya. Padahal Jeongguk sendiri sudah sering keluar masuk kampus ini untuk menemui Taehyung. Mahasiswa yang mengenalinya sebagai pasangan Taehyung pun kadang-kadang turut membungkuk sopan dan menyapanya, yang Jeongguk balas dengan senyum basa-basi.

Saat tiba di depan ruangan Taehyung yang letaknya lumayan di ujung koridor dan terbilang sepi, Jeongguk mengernyit begitu melihat pintu ruangan telah terbuka sedikit.  Obsidian Jeongguk tidak sengaja melirik pada sepasang sepatu wanita di samping pintu. Namun Jeongguk tidak memiliki pikiran apa-apa terhadap hal itu.  

Biasanya memang sering ada dosen atau mahasiswa yang memiliki keperluan dengan Taehyung untuk melakukan konsultasi atau sekadar membahas pekerjaan. Jadi, dengan gerakan pelan, Jeongguk membuka pintu ruangan, dan melangkah dengan santai. Tapi yang tertangkap matanya dari balik dinding pada sudut ruangan adalah; Taehyung tengah duduk di kursinya dengan seorang wanita yang berada di pangkuan dan kedua bibir mereka yang saling menempel satu sama lain.

Komentar

  1. pls lah jngn ada konflik lagi???????????????? capek banget gue capekkk

    BalasHapus
  2. Apalagi ini gusti 😭😭 baru juga adem ayem huhu

    BalasHapus
  3. HALAAAH.. BLM SELESAI TÔ KONFLIKNYA.. nyesel bgt dah mulai lepas sabuk pengaman dri kemaren.. 😭 😭

    BalasHapus
  4. HAH PLSSS ? YA TUHAN KOK JADI GINI ANJING SKIT GUE CUK G TEGA GUE JEONGGUK DIGINIIN

    BalasHapus
  5. Baruuu aee kelarrr ya ampunnnn

    BalasHapus
  6. BARU AJA MANIS MANISNYAAA KNP GINI LAGIIII😭😭

    BalasHapus
  7. ha?apaan lagiiii iniiiiiii skdjskdskjhkds

    BalasHapus
  8. lun tolong biarkan mereka bahagiaaaaaa

    BalasHapus
  9. Ni dr awal baca udh gk enak perasaan, nah nah kan benerr

    BalasHapus
  10. kaaa lun udah dong beginiannya, jantung ku gakuat bacanya😭😭😭

    BalasHapus
  11. STOP BIKIN GUE PUSING 😭😭😭😭

    BalasHapus
  12. rasanya anjing banget taehyung bgst banget mempermaikan gua lu tae

    BalasHapus
  13. PLS BILANG KALO INI CUMA MIMPINYA GGUK YANG GAK SENGAJA KETIDURAN ABIS NYIAPIN BEKAL BUAT TEYUNG🥺😭

    BalasHapus
  14. demiapasi kak w daripagi baca ini au kaga abis abis KENA EMOTIONAL DAMAGEEE SM KONFLIKNYA PLS

    BalasHapus
  15. ANJING APALAGI INI BANGSAT ANBSHSBSHSBSBS😭😭😭😭😭😭🙂🙂🙂🙂🙂🙂

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUDITA; 246

Jeongguk tidak menyadari bahwa tubuhnya telah merosot ke lantai, air mata merembes melalui celah bulu lentiknya.Tidak ada  sekaan  dan usapan seperti biasa, kali ini Jeongguk membiarkannya tumpah begitu saja, mengalir untuk pertama kalinya dengan mulus melalui pipi hingga turun ke dagu. Rasanya sakit sekali. Dada Jeongguk begitu sesak, seakan tidak ada oksigen untuk bisa dikonsumsi parunya. Setiap taluan pada detak jantungnya mengantarkan denyut nyeri yang menjalar melalui aliran peredaran darahnya, menjadikan tubuh Jeongguk bergetar hebat oleh rasa remuk yang begitu hebat menghujam hatinya.   Jeongguk duduk dan meringkuk, terisak keras. Perkataan Bunda beberapa saat lalu mengawang di telinganya, sakitnya masih sama tiap kali ingatan itu berputar di memori Jeongguk, begitu sesak. Jeongguk sungguh-sungguh tidak mengharapkan kata itu keluar dari mulut Bunda untuk kedua kali. Alasan mengapa Jeongguk menjauh dari rumah, menghindar dari Bunda. Cukup sekali, cukup sekali Jeong...

MUDITA; epilogue (3.5/5)

“ Maaf.” Jeongguk menahan geli ketika keduanya telah berada di kamarnya. Taehyung yang salah tingkah adalah pemandangan menyenangkan untuk dilihat. Mereka baru saja dipergok oleh Nyonya Jeon beberapa saat lalu. Wajah pucat bundanya ketika menatap horor pada dirinya yang nyaris dilucuti oleh Taehyung di tempat terbuka pun masih terbayang di ingatan. Mereka kelabakan sewaktu teriakan Nyonya Jeon memecah suasana sensual di antara keduanya. Taehyung nyaris membuatnya terjerembab saat menurunkan Jeongguk dengan tiba-tiba. Jeongguk setengah menahan malu membenarkan pakaiannya yang tersingkap, sementara Taehyung hanya menyengir seperti orang kelimpungan dan mengucapkan hai canggung yang jelas dibalas delikan oleh Nyonya Jeon. “Kenapa minta maaf?” Jeongguk tergelak, mengambil posisi duduk di atas kasur menghadap Taehyung. Taehyung membuang napas keras-keras, “Yang tadi itu kelepasan.” Jeongguk mengangkat bahu tidak peduli, “Santai aja,” jawabnya ringan, “Bunda kaget doang pasti waktu tau anakn...

“The Moon and The Beautiful”

  “Aku mendapat pesan dari Namjoon  Hyung  beberapa saat lalu.” “ Hm ?” “Dia mencarimu, katanya kau menolak panggilannya dan tidak membuka pesan yang dia kirim.” “Aku menolak panggilannya?” “Ya, dan dia memintamu untuk ke ruangan kerjanya sekarang, ada yang ingin dibicarakan denganmu.” “Siapa?” “Namjoon  Hyung. ” “Apa katanya?” Sang lawan bicara — Jeongguk mulai merasa kesal, dia mendecih dan memutar bola mata jengah, menyaringkan nada bicaranya dan menekan setiap kata pada kalimatnya, “ Dia. Ingin. Kau. Ke. Ruangan. Kerjanya. Sekarang. ” “Namjoon  Hyung ?” Jeongguk menarik napas, setengah membanting stik  game- nya, ia kemudian bangkit dan melangkah menghampiri Taehyung. Pria besar itu tengah berbaring di sofa sejak beberapa jam lalu dengan pandangan fokus pada ponsel pintarnya. Dia bahkan mengabaikan Jeongguk ketika ditawari ajakan bermain  overwatch  bersama dan menolak panggilan serta tidak membaca pesan pribadi maupun pe...