Langsung ke konten utama

MUDITA; 148

Taehyung duduk memperhatikan Jeongguk  yang sedari tadi tidak membuka suara, hanya diam menunduk dengan pandangan terarah pada marmer lantai. Sudah lima menit keheningan ini tercipta. Dari sejak Jeongguk keluar dari rumah membawakan berbagai cemilan dan minuman pada Taehyung sebelum mempersilakannya duduk di kursi teras, tidak ada sama sekali komunikasi  berarti yang tercipta di antara mereka.

Menghela napas, Taehyung merogoh ponsel dan menyalakan layar, melirik pada jam digital yang sudah menunjukkan angka lima. Dia harus bekerja satu jam lagi, dan jika Jeongguk tidak juga berbicara, Taehyung seratus persen yakin dia akan mendapat delikan sebal dari Seokjin sepanjang shift malammya. Karena, sekalipun Seokjin bukan tirani yang akan dengan kejam memotong gaji ketika karyawannya datang tidak tepat waktu, tapi bos-nya itu juga sangat amat tidak menyukai keterlambatan.  Maka, mau tidak mau Taehyung harus memulai lebih dulu, "Gguk, ayo ngomong."

Jeongguk menggigit bibir, masih bingung harus memulai segala sesuatu yang ada dalam hatinya entah dari mana. Padahal, saat dia dengan berani menuliskan ajakan untuk memacari Taehyung beberapa saat lalu, Jeongguk sudah memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Tapi tetap saja, rasanya jauh berbeda ketika hal itu harus diungkapkan di depan mata Kim Taehyung secara langsung. Jeongguk malu. 

Taehyung melihat lagi pada jam digital di ponsel yang terus bergerak maju seiring dengan rasa kesabarannya sudah mulai habis, jadi dia dengan segera berdiri, mengantongi ponselnya, dan berkata pada Jeongguk, "Kalo nggak ada hal yang mau lo omongin, gue pulang. Mau kerja bentar lagi."

Mengontrol detak jantung yang berpacu oleh rasa gugup dan adrenalin tertahan karena sesuatu tertahan untuk terucap, Jeongguk meraih tangan Taehyung, membuat pemuda itu memalingkan tubuhnya ke arah Jeongguk.

Jeongguk meneguk ludah, maksakan dirinya mengeluarkan suara, "Jangan pergi," dia mendongak, "Gue belom ngajak lo pacaran..."cicitnya dengan nada pelan dan terburu-buru, berharap kalimat itu terlewat dari pendengaran Taehyung. 

Namun Taehyung menangkap ucapan itu, jadi dia mendengus kecil dan perlahan melepaskan cengkraman Jeongguk. Setelahnya, Taehyung berjongkok di hadapan pemuda Jeon, mencari hazel kembar Jeongguk  dan memaksa keduanya untuk saling bertatapan.

"Liat gue, Jeongguk." Taehyung terus mengejar pandangan Jeongguk yang berpendar tanpa arah, "Ngomong langsung kalo lo mau ajak gue pacaran. Ngomong depan mata gue, dengan tegas. Bukan malu-malu gini."

Hening kembali tercipta. 

"Nggak bisa?" Taehyung berucap lagi, "Kalo gitu simpan perkataan lo di chat tadi."

Taehyung sudah akan beranjak ketika dengan tiba-tiba Jeongguk memanggil namanya, membuat atensi Taehyung kembali pada Jeongguk, menciptakan sepasang obsidian yang saling berpendar itu bersirobok.

"Taehyung," Jeongguk mengambil napas dalam-dalam, memaksa wajahnya agar tidak kembali menunduk. Tangannya yang gemetar menggenggam linen bajunya selagi dia melanjutkan kalimat, "Lo mau jadi pacar gue?"

Taehyung tertegun sejenak, "Satu hal," Taehyung menjeda, "Lo nggak boleh ngelakuin sesuatu yang aneh-aneh lagi karena gue setelah ini, janji?"

Anggukan antusias Taehyung terima, "Gue janji."

"Okay," Senyum kecil terbingkai di belah bibir Taehyung, "I'm yours.

Tangan Taehyung lalu terjulur, seketika Jeongguk langsung membersit mundur di tempat duduknya. Jeongguk pikir Taehyung hendak menyentuhnya, namun ternyata pemuda itu justru mengarah pada cemilan yang ada di atas meja. Kalimat dengan nada bercanda selanjutnya yang tercipta dari Taehyung menjadikan Jeongguk memberengut jengkel.

"Gguk, ini nggak lo kasih obat pencahar, kan?"

Jeongguk mendengus atas sindiran dari Taehyung yang tertuju padanya.  "Mana ada."

"Ya kali aja lo udah nyiapin amunisi karena dendam sama kemungkinan gue nolak lo," Taehyung menggerus cemilan itu ke dalam mulutnya, "Kan nggak lucu lo racunin pacar sendiri." 

Pemuda itu kemudian berdiri, menepuk puncak kepala Jeongguk sekali, "Gue pulang ya, mau shift malam," dan beranjak pergi.

Meninggalkan Jeongguk dengan kegembiraan yang melilit tenggorokannya hingga rasanya dia begitu kepayahan untuk bernapas.


Komentar

  1. 😥😥kalo Uda pacaran vliss buat jungkook bahagia ya ka
    Ish ngga tega liat jungkook nangis

    BalasHapus
  2. Seneng tapi takut gimana ya 😭😭😭

    BalasHapus
  3. AKHIRNYA JADIAN TAEKOOK AHSHJSJSKAKKAMAMSMSMMS

    BalasHapus
  4. Gue senyum² sendiri ini weh😭

    BalasHapus
  5. Setelah ini jeongguk terbuka sama tae soal bundanya, semuanya dan kasih tau ke teha kalo dia alasan gguk harus tetap hidup walaupun gk dapet kasih sayang sepeserpun dari bundanya🥺🥺

    BalasHapus
  6. Gue mau baper tapi takut mendominasi😭😭

    BalasHapus
  7. baper si tapi tetep ada rasa takut, semangat ka ris

    BalasHapus
  8. tolong ya tolong ta3hyung flis bucin jeon99uk

    BalasHapus
  9. gATAU AH TAKUTTTT😭💔😭💔😭💔

    BalasHapus
  10. PLISSSS BUAT JUNGKOOK BAHAGIA KAK SEKALI AJA, walaupun jungkook egois tp gue pengen dia bahagia😭

    BalasHapus
  11. Jk bestboy
    jk anak baik
    jk ganteng
    taekook forever

    BalasHapus
  12. Sumpah ya ini tae belum suka gguk aja gue senyum" sendiri apalagi kalo udah suka 😭

    BalasHapus
  13. Seneng tapi gimana ya bingung kabskajsb 😭😿

    BalasHapus
  14. Aku udah senyum keliatan gigi dari awal sampe akhir narasi. Jan sampe sia sia mengering gigi ku kalo jk sedih lagi 😠

    BalasHapus
  15. Menurut sinetron yg gw tonton, ntar jk sama th pisah dan th bakal nikah sama jm.

    BalasHapus
  16. Antara mau seneng tp takut :(((

    BalasHapus
  17. gue bahkan ga seneng pas mereka pacaran. kaya takut aja :(((

    BalasHapus
  18. pengen jeongguk sadar buat ga ngelakuin hal² bodoh lagi. tapi ngerubah orang ga semudah itu, apalagi dengan beban yang dipikul jeongguk :(

    BalasHapus
  19. Plisssss bahagiaa trus dehh adu aku dah ga kuat iniiii ueueueueuueueue

    BalasHapus
  20. tolong ini gue malah makin takut jungkook ga bahagia, karna taehyung jadian bukan atas dasar cinta 😭

    BalasHapus
  21. Ini gmmnnnnnnn bingunggggggg arghhh👀😭😭😭

    BalasHapus
  22. PLS JUNGKOOK HARUS BAHAGIA, JAN BIKIN KOOKIE NANGIS PLS 😭😭😭

    BalasHapus
  23. Gue seneng tapi takut lebih mendominasi

    BalasHapus
  24. Hmm :') feeling aku kok agak gmn gitu ya :( seneng tp engga juga

    BalasHapus
  25. FEELING GUE GA ENAK DEMI APAPUN

    BalasHapus
  26. Ko gw gk seneng sih mereka jadian😀 ntar malah toxic nih hubungan😭😭🤧

    BalasHapus
  27. Tim nyimak dulu aja, masih kesel. Mau maki maki juga udahlah ah

    BalasHapus
  28. Demi ala nangis anjirr. Pas jeongguk nembak 😭😭😭😭

    BalasHapus
  29. senengggg tapi takut gimana yaaa hadyyuu

    BalasHapus
  30. seneng tp gmn gt, jungkook mmng rda egois c. tp ga tega jg liat jungkook sedih😭😭

    BalasHapus
  31. Gua boleh kesel sama karakter jk yg sangat annoying ini gak sih?? Gua tau dia begitu karna kesepian dan iri sama jimin tapi klo udah smpe hasut org buat jadi benci sma org lain tuh agak gimana gtu ya.. semoga tae bisa merubah jungkook jdi lbh baik, atau paling enggak ada hal apa gtu yg bisa buat nampar jk 🤧😭 ikhlas ko asal jgn gtu lagi :")

    BalasHapus
  32. Jk lo tu sdr gk sih lo tu bkn suka TH tp lo tu terobsesi,rsa sk lo ke TH itu udh gk sht, bnyk org yg jd korban lo egois,mikirin lo sndri,,bru ini bc AU gk sk sm karakter JK,biasany tae yg bkin esmosi,gue jg klok se umpama nya ada yg sk sm gue pek gtu gue jg bkln risih,,,

    BalasHapus
  33. kasian :( ggukk kenapa ga lepas aja :( nnti hubungan pun lo nya ga bahagia :(

    BalasHapus
  34. GW GATAU MAU SENENG ATAU NGGA😀 jk plis ga gini dong ya allah dahlah ikut alur aja, semoga ngga darting🙏

    BalasHapus
  35. Gue gak tega liat cara dia dapet tata, tapi dia anak guee thorrr. Sejahat apapun gue sayang banget sama dia. Semoga aja nih anak makin bener ya thor 😭😭 sumpah anak gue jadi jahattt.... 😭😭 jadi ke inget peran eren aot tau gak loo, cuma karena ingin kebebasan dia ambil kebebasan bahkan idup orang lain, yang belum tentu bahagia juga dalam idupnya gitu. Tapi selalu ngerasaaaa gak adillll, gue bukannya benci tapi kasian sama karakter gugi 😭😭😭

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUDITA; 246

Jeongguk tidak menyadari bahwa tubuhnya telah merosot ke lantai, air mata merembes melalui celah bulu lentiknya.Tidak ada  sekaan  dan usapan seperti biasa, kali ini Jeongguk membiarkannya tumpah begitu saja, mengalir untuk pertama kalinya dengan mulus melalui pipi hingga turun ke dagu. Rasanya sakit sekali. Dada Jeongguk begitu sesak, seakan tidak ada oksigen untuk bisa dikonsumsi parunya. Setiap taluan pada detak jantungnya mengantarkan denyut nyeri yang menjalar melalui aliran peredaran darahnya, menjadikan tubuh Jeongguk bergetar hebat oleh rasa remuk yang begitu hebat menghujam hatinya.   Jeongguk duduk dan meringkuk, terisak keras. Perkataan Bunda beberapa saat lalu mengawang di telinganya, sakitnya masih sama tiap kali ingatan itu berputar di memori Jeongguk, begitu sesak. Jeongguk sungguh-sungguh tidak mengharapkan kata itu keluar dari mulut Bunda untuk kedua kali. Alasan mengapa Jeongguk menjauh dari rumah, menghindar dari Bunda. Cukup sekali, cukup sekali Jeong...

MUDITA; epilogue (3.5/5)

“ Maaf.” Jeongguk menahan geli ketika keduanya telah berada di kamarnya. Taehyung yang salah tingkah adalah pemandangan menyenangkan untuk dilihat. Mereka baru saja dipergok oleh Nyonya Jeon beberapa saat lalu. Wajah pucat bundanya ketika menatap horor pada dirinya yang nyaris dilucuti oleh Taehyung di tempat terbuka pun masih terbayang di ingatan. Mereka kelabakan sewaktu teriakan Nyonya Jeon memecah suasana sensual di antara keduanya. Taehyung nyaris membuatnya terjerembab saat menurunkan Jeongguk dengan tiba-tiba. Jeongguk setengah menahan malu membenarkan pakaiannya yang tersingkap, sementara Taehyung hanya menyengir seperti orang kelimpungan dan mengucapkan hai canggung yang jelas dibalas delikan oleh Nyonya Jeon. “Kenapa minta maaf?” Jeongguk tergelak, mengambil posisi duduk di atas kasur menghadap Taehyung. Taehyung membuang napas keras-keras, “Yang tadi itu kelepasan.” Jeongguk mengangkat bahu tidak peduli, “Santai aja,” jawabnya ringan, “Bunda kaget doang pasti waktu tau anakn...

“The Moon and The Beautiful”

  “Aku mendapat pesan dari Namjoon  Hyung  beberapa saat lalu.” “ Hm ?” “Dia mencarimu, katanya kau menolak panggilannya dan tidak membuka pesan yang dia kirim.” “Aku menolak panggilannya?” “Ya, dan dia memintamu untuk ke ruangan kerjanya sekarang, ada yang ingin dibicarakan denganmu.” “Siapa?” “Namjoon  Hyung. ” “Apa katanya?” Sang lawan bicara — Jeongguk mulai merasa kesal, dia mendecih dan memutar bola mata jengah, menyaringkan nada bicaranya dan menekan setiap kata pada kalimatnya, “ Dia. Ingin. Kau. Ke. Ruangan. Kerjanya. Sekarang. ” “Namjoon  Hyung ?” Jeongguk menarik napas, setengah membanting stik  game- nya, ia kemudian bangkit dan melangkah menghampiri Taehyung. Pria besar itu tengah berbaring di sofa sejak beberapa jam lalu dengan pandangan fokus pada ponsel pintarnya. Dia bahkan mengabaikan Jeongguk ketika ditawari ajakan bermain  overwatch  bersama dan menolak panggilan serta tidak membaca pesan pribadi maupun pe...