Langsung ke konten utama

MUDITA; 89

Bau antiseptik menyengat penciuman Jeongguk ketika dia memasuki studio tato temaram yang pernah didatanginya beberapa hari lalu, disambut suara musik dari speaker bercampur deritan berisik mesin tato yang bekerja memproses perputaran pada coil, membuat jarum bekerja secara konstan keluar dan masuk menyalurkan tinta ke kulit.

"Oh, Jeongguk!" Namjoon berseru begitu menyadari kehadiran pemuda itu di ruangannya, "Sendiri aja?" senyumnya mengembang penuh aura namun tangannya tetap gesit mengguratkan tinta permenan di atas kulit pria tiga puluhan yang menjadi pelanggannya hari ini tanpa kehilangan fokus, "Temen lo kemaren nggak dateng?"

Jeongguk melangkah menghampiri dan duduk di sofa dekat mesin tato, menunggu Namjoon selesai dengan kegiatannya, "Nggak dateng," jawab Jeongguk ringkas. 

Matanya awas memperhatikan Namjoon yang mengoleskan lotion aftercare pada tato baru si pelanggan, kemudian dengan telaten menempelkan wrap untuk menutupi tato baru tersebut dari paparan debu dan bakteri. Namjoon tampak berbincang-bincang sejenak mengenai cara perawatan agar tato lekas pulih tanpa memudarkan warnanya, lalu melakukan transaksi pembayaran.

Ketika pelanggan tersebut pergi bersama senyum puas dibibirnya, barulah atensi Namjoon terpaku padanya, "Gimana kabar lo?"

Hening sejenak sebelum Jeongguk berdeham canggung, "Baik."

Namjoon melepas kaos latex dan membuang ke tempat sampah beserta jarum dan tempat tinta yang barusan dia pakai, mencuci tangannya hingga bersih sebelum menghampiri Jeongguk dan duduk bersebrangan dari pemuda itu.

"Ke sini mau bahas soal tato Jimin kemaren?" terka Namjoon menduga.

Jeongguk menggeleng, "Gue mau bikin tato."

"Tato?" sebelah alis Namjoon terangkat.

Anggukan dua kali Namjoon terima. 

"Kenapa?" 

"Ngiler sama punya Jimin," sahutnya menyengir.

Awalnya Namjoon agak ragu dan beberapa kali menanyakan tentang tekat Jeongguk bersama segala konsekuensi dari tato permanen yang akan dia lakukan, tapi kesungguhan dari mata Jeongguk membuat Namjoon tidak bisa berbuat banyak. Ketika Jimin dulu mentato lengannya atas saran Jeongguk pun, Namjoon beberapa kali memberikan kalimat-kalimat ujaran sebagai bahan pertimbangan mereka, terlebih ketika Namjoon mengetahui bahwa Jimin masih sekolah. Akan tetapi, Jimin saat itu bersikukuh menerima segala saran dari Jeongguk dan memantapkan hatinya, jadi proses pembuatan tato pun tetap berjalan dengan semestinya.

Namjoon kemudian mulai mengobrol mengenai design yang Jeongguk inginkan, terinterupsi sejenak ketika pria itu sibuk sebentar dengan ponselnya sebelum berlanjut pada pembahasan yang berbuntut sebuah tato dengan ukiran mirip tato Jimin kemarin, hanya saja berbeda kata dan font penulisan. 

Selesai dengan kesepakatan pembayaran dan bentuk design juga sudah digambar pada lengan, Namjoon lalu mengambil latex, mempersiapkan mesin tato beserta tinta juga memasang jarum baru pada kumparan mesin. Setelahnya, dia menuangkan lotion ke lengan Jeongguk.

"Tadi malem lo ada minum aspirin?"

Jeongguk menggeleng.

"Mau pake anestasi nggak?" Namjoon menawarkan, "Biar nggak terlalu sakit. Tapi resikonya bisa pengaruhin warna hasil tato lo nanti."

Gelengan lain dia dapatkan, "Nggak usah," jawab Jeongguk seraya tersenyum lirih, "Gue mau tato ini lebih bagus dari punya Jimin."

Namjoon tidak menjawab lebih lanjut lagi, tangannya bergerak mengambil alat pencukur dan memangkas rambut pada area kulit yang ingin Jeongguk tato dengan teliti agar tidak terjadi iritasi yang menganggu proses jalannya penatoan. Kemudian, pemuda itu membubuhkan cairan antiseptik pada kapas dan menyapukannya di lengan Jeongguk.

"Siap?" tanya Namjoon sekali lagi, "Buat pengalaman pertama, ini bakal sakit, apa lagi lo milih di lipatan tangan gini, bakal sensitif."

Sebenarnya, Jeongguk takut. Tapi membayangkan pujian yang akan dia dapatkan dari Taehyung seperti dia melakukannya pada Jimin membuat Jeongguk merasa tidak peduli akan hal apapun. Jadi dia hanya mengangguk mantap seraya memejamkan mata ketika mendengar suara mesin yang mulai berderit bising.

Namun, baru saja pria itu menyalakan mesin tato, pintu studio menjeplak terbuka bersamaan suara Taehyung yang menggema.

"Stop, Namjoon. Jangan tatoin dia."

Baik Jeongguk maupun Namjoon terlonjak karena kehadiran Taehyung yang begitu tiba-tiba, membuat jarum yang sudah bekerja itu menusuk mengenai kulit Jeongguk lumayan dalam hingga mengucurkan darah. 

Komentar

  1. Plis , setidaknya kalo mau tato itu krn buat kesenengan kamu aja Kuk jan krn Th 😭. Trs, maumu apa t h ?peduli banget sama kui dihh

    BalasHapus
    Balasan
    1. demi apa kesel banget sama ggukie , gabisa selflove apa apa tentang th

      Hapus
    2. asfhkl ho o bener😤rada gimana gitu kalo bayangin jadi jk tapi mungkin karena masa lalunya juga buat sifatnya jk kayak gitu plus karena orang tuanya juga (?)

      Hapus
  2. HAH KENAPA GANTUNG GINI KAKAAAAAA
    ASFGHKLL GERGET DAH

    BalasHapus
  3. NAH NAH NAH NAH KANNNNNN MASALAH LAGI

    BalasHapus
  4. Pen maki2 anjir. 🖕🏻😭

    BalasHapus
  5. Ngapain sih Taehyunggggggg..
    Lo gausah sok peduli deh, kalo gamau jeongguk gausah ngasih harapan seolah-olah lo peduli 😭😭

    BalasHapus
  6. Adoohh.. jan omong dulu tae. Itu jarum masih nancep 😭😭

    BalasHapus
  7. TAEEEEEEEE!!! 😭😭 AKHIRNYA DATENGGGG

    BalasHapus
  8. Tae, kalo kamu dateng cuma buat mau maki makiin jk, plis lakuin, kalo perlu yang keras sampe si jk sakit hati dan milih mundur. Aku jadi jk lebih milih di makiin biar sakit hati sekalian, biar benci sekalian, ketimbang kamu dateng cuma buat kasih harapan palsu yang baru lagi.

    BalasHapus
  9. WKWKWKWK woi gmn dong gue mau baca nunggu end biar gak sakit hati TP KNP SUSAH BGT YA KEKNYA ENG GUE SUKA MENYAKITI DIRI SENDIRI :(

    BalasHapus
  10. GUE NUNGGU BGT ANJIM JK BERUBAH JDI SWAG COOL DINGIN UDH GAPEDULI LGI GTU ASTAGAA MAU LIATTT SKSKKS😭😭

    BalasHapus
  11. TH LU NGAPAIN EH ASKKSKSKS. UDALAH, GAUSAH GINI TAE, LELAH SAYA BACANYA 😭😭

    BalasHapus
  12. TAE LO NGAPAIN SIH MALES AH GUE

    BalasHapus
  13. JSSASJSHSJSJDHSKJSJSKSJDJSKSMSK

    BalasHapus
  14. Izin misuk kak lunar

    JAAANCOOOKKKKKKK GUKI JANCOOKKKK GAK GITU KONSEPNYA ANJIR. KENAPA SI LU TU KEK GITUUUUU!!!!!

    Makasih kak:)

    BalasHapus
  15. kesan nya jeongguk jd kea terobsesi sm taehyung, bkn suka lg :((

    BalasHapus
  16. GA GITU BUAT MIKAT TH GGUK , YA TUHANNNN

    BalasHapus
  17. Guk gue ksel sma lu Sumpah,jn terlalu terobsesi sma Taehyung knp sih:(

    BalasHapus
  18. Pen nyebur gueee aarrggggggg taehyung bodoh

    BalasHapus
  19. JK tu bukn suka sm TH tp terobsesi,,,

    BalasHapus
  20. Plis gue jadi bingung mau kesel sama siapa:))

    BalasHapus
  21. DIEMM SMUAAAA DIEMMMMMMM W SEBELLL TP GATAU SM SIAPAAAAAAAA

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUDITA; 246

Jeongguk tidak menyadari bahwa tubuhnya telah merosot ke lantai, air mata merembes melalui celah bulu lentiknya.Tidak ada  sekaan  dan usapan seperti biasa, kali ini Jeongguk membiarkannya tumpah begitu saja, mengalir untuk pertama kalinya dengan mulus melalui pipi hingga turun ke dagu. Rasanya sakit sekali. Dada Jeongguk begitu sesak, seakan tidak ada oksigen untuk bisa dikonsumsi parunya. Setiap taluan pada detak jantungnya mengantarkan denyut nyeri yang menjalar melalui aliran peredaran darahnya, menjadikan tubuh Jeongguk bergetar hebat oleh rasa remuk yang begitu hebat menghujam hatinya.   Jeongguk duduk dan meringkuk, terisak keras. Perkataan Bunda beberapa saat lalu mengawang di telinganya, sakitnya masih sama tiap kali ingatan itu berputar di memori Jeongguk, begitu sesak. Jeongguk sungguh-sungguh tidak mengharapkan kata itu keluar dari mulut Bunda untuk kedua kali. Alasan mengapa Jeongguk menjauh dari rumah, menghindar dari Bunda. Cukup sekali, cukup sekali Jeong...

MUDITA; epilogue (3.5/5)

“ Maaf.” Jeongguk menahan geli ketika keduanya telah berada di kamarnya. Taehyung yang salah tingkah adalah pemandangan menyenangkan untuk dilihat. Mereka baru saja dipergok oleh Nyonya Jeon beberapa saat lalu. Wajah pucat bundanya ketika menatap horor pada dirinya yang nyaris dilucuti oleh Taehyung di tempat terbuka pun masih terbayang di ingatan. Mereka kelabakan sewaktu teriakan Nyonya Jeon memecah suasana sensual di antara keduanya. Taehyung nyaris membuatnya terjerembab saat menurunkan Jeongguk dengan tiba-tiba. Jeongguk setengah menahan malu membenarkan pakaiannya yang tersingkap, sementara Taehyung hanya menyengir seperti orang kelimpungan dan mengucapkan hai canggung yang jelas dibalas delikan oleh Nyonya Jeon. “Kenapa minta maaf?” Jeongguk tergelak, mengambil posisi duduk di atas kasur menghadap Taehyung. Taehyung membuang napas keras-keras, “Yang tadi itu kelepasan.” Jeongguk mengangkat bahu tidak peduli, “Santai aja,” jawabnya ringan, “Bunda kaget doang pasti waktu tau anakn...

“The Moon and The Beautiful”

  “Aku mendapat pesan dari Namjoon  Hyung  beberapa saat lalu.” “ Hm ?” “Dia mencarimu, katanya kau menolak panggilannya dan tidak membuka pesan yang dia kirim.” “Aku menolak panggilannya?” “Ya, dan dia memintamu untuk ke ruangan kerjanya sekarang, ada yang ingin dibicarakan denganmu.” “Siapa?” “Namjoon  Hyung. ” “Apa katanya?” Sang lawan bicara — Jeongguk mulai merasa kesal, dia mendecih dan memutar bola mata jengah, menyaringkan nada bicaranya dan menekan setiap kata pada kalimatnya, “ Dia. Ingin. Kau. Ke. Ruangan. Kerjanya. Sekarang. ” “Namjoon  Hyung ?” Jeongguk menarik napas, setengah membanting stik  game- nya, ia kemudian bangkit dan melangkah menghampiri Taehyung. Pria besar itu tengah berbaring di sofa sejak beberapa jam lalu dengan pandangan fokus pada ponsel pintarnya. Dia bahkan mengabaikan Jeongguk ketika ditawari ajakan bermain  overwatch  bersama dan menolak panggilan serta tidak membaca pesan pribadi maupun pe...