MUDITA; 231

Jeongguk menatap sekeliling;  dekorasi balon dan lampu-lampu di sekeliling halaman dekat kolam renang, jejeran makanan dan berbagai minuman di meja, suara musik mengalun mengisi suasana, ricauan manusia yang saling menyaringkan suara agar terdengar satu sama lain. 

Semarak. Tapi lucunya Jeongguk tetap merasa sepi.

Antusiasmenya terhadap hari ini dengan pergi ke salon pagi-pagi sekali, membeli setelan terbaik, menyemprotkan parfum terfavoritnya banyak-banyak, menata rambut hingga satu jam lamanya terasa sia-sia. Tidak ada Taehyung yang menjadi alasan dia melakukan ini semua. Tidak ada Taehyung di pesta pertama yang Jeongguk hadiri sepanjang sejarah hidupnya. 

Jeongguk yang pada dasarnya sudah tidak dalam mood yang baik makin merasa dongkol ketika pandangannya bertemu dengan Jimin. Pemuda itu tengah bergelayut pada lengan Yoongi, sesekali meminta Yoongi condong ke arahnya dan membisikkan sesuatu pada telinga Yoongi berujung tawa kecil dari belah bibir keduanya. 

Jeongguk mendecih, pintar sekali pikirnya Yoongi berpura-pura. 

Apa tidak lelah menjalani kehidupan palsu seperti itu selama hampir tiga tahun lamanya? 

Tapi kemudian hati kecil Jeongguk membatin, bagaimana jika itu adalah Taehyung? Mana yang akan lebih disukainya? Ditolak secara terang-terangan, atau hidup dalam kebohongan tetapi bahagia layaknya Jimin yang merasa dicintai sepenuh hati oleh Yoongi.

Rasanya, Jeongguk bisa saja tergiur pada pilihan kedua. 

Acara pemotongan kue sudah selesai sejak tadi, waktu pun sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun tampaknya Denise ingin membuat acara ini berjalan hingga pagi. Dia mengeluarkan berpiring-piring kacang, rokok, serta berbotol-botol minuman. Musik dari sound system yang disambung ke perangkat komputer berubah menjadi deguman berisik bersama DJ yang sengaja disiapkan untuk jam malam. Alhasil pesta penuh fairy tadi berubah seperti klub malam.

 
Jeongguk tidak terlalu peduli, dia mengantuk, ingin pulang dan tidur. Tapi rasanya tidak mungkin, Denise tidak akan membuat Jeongguk pulang semudah itu. Ujung-ujungnya juga dia akan berakhir tidur dirumah perempuan itu bersama anak-anak YOLO lainnya. 

Maka dari itu, ketika Jeongguk mengedarkan pandangannya ke sekitar lagi untuk mencari hal menarik. Tiba-tiba terbersit hal menyenangkan di otaknya ketika dia melihat Jimin, Yoongi, dan Hoseok tengah bercengkrama di dekat kolam renang.

Jeongguk meraih minuman di atas meja, berjalan santai menuju ke arah mereka, sebelum kemudian berlagak melangkah terburu-buru dan menerobos pada ruang kosong di antara mereka bertiga, menghasilkan Hoseok dan Jimin yang memang berada tepat di sisi kolam renang tercebur.

Jeongguk berpura-pura terkejut seiring debuman riak air nyaring yang membuat seluruh pasang mata di halaman itu menoleh ke sumber suara. 

"Astaga, maaf," Jeongguk berlagak panik, "Gue nggak sengaja sumpah."

Yoongi yang melihat hal itu menatap murka Jeongguk, "Anjing, Hoseok nggak bisa renang, bangsat."

Jeongguk mengerjap, "Astaga," pekiknya main-main, "Jimin juga nggak bisa renang," nadanya sengaja dikhawatir-khawatirkan, "Gimana dong, Kak? Gue mau nolong pun mustahil, soalnya gue juga nggak bisa berenang." Bohong, mana mungkin Jeongguk tidak bisa berenang. Dia hidup dalam lingkungan yang keras, berkecimpung dengan bising dan polusinya ibu kota ketika siang dan malamnya kembali ke rumah kumuhnya yang terletak di ujung sekali dari keramaian.

"Brengsek lo."

Yoongi  tanpa pikir panjang ikut menerjunkan dirinya ke dalam air, sementara di posisinya Jeongguk tersenyum, menenggak gelas minumannya dengan seraya menunggu pilihan mana yang akan Yoongi ambil lebih dulu. 

Dan senyumnya semakin membesar kala Yoongi meraih Hoseok, membopong pria itu naik dengan wajah panik dan memberikan napas buatan tanpa mempedulikan bahwa Jimin masih ada di dalam kolam renang.

Melihat hal itu, Jeongguk lalu meletakkan minumannya ke meja terdekat, sigap hendak terjun ke kolam karena merasa Jimin sudah berada lumayan lama di sana sementara tidak ada satupun yang berkeinginan untuk menolong. Tapi kemudian langkahnya terhenti ketika melihat seseorang lebih dulu menerjunkan dirinya ke dalam kolam, menggendong Jimin yang melemas dan membawanya naik.
Lantas, Jeongguk tidak butuh waktu lama untuk mengenali siapa orang itu.

Kim Taehyung—tengah memberikan napas buatan kepada Park Jimin. 

Kim Taehyung mencium Park Jimin, di hadapan Jeongguk.