Langsung ke konten utama

MUDITA: 234

Taehyung tidak mengerti bagaimana dia pada akhirnya bisa berakhir menginjakkan kaki di ruang tamu rumah Jeongguk setelah peristiwa membingungkan saat pesta perayaan ulang tahun Denise beberapa waktu lalu hingga membuatnya menerima dua tamparan di kanan kiri oleh pemuda Jeonyang saat ini justru tengah kelimpungan mencarikannya pakaian kering untuk dikenakan.

"Lo duduk aja di situ," Jeongguk menunjuk-nunjuk sofa abu-abu yang berada di sudut kanan ruang tamu, "Awas kalo kemana-mana," pemuda itu mulai menaiki anak tangga sementara kepalanya masih menoleh tertuju pada Taehyung, mengawasinya dengan tatapan menusuk,  "Apa lagi sampai pulang, gue pukul lo. Jangan lari dari tanggung jawab,  lo tadi udah cium gue. "

"Baju gue basah, masa duduk di sofa?"

"Lo masih bisa protes ya? Mau gue tampar lagi?"

Taehyung berdeham dan menggeleng kikuk atas kalimat yang Jeongguk ucapkan barusan. Berusaha bersikap kooperatif karena nyeri pada pipinya barusan masih terasa, dan Taehyung tidak berniat menambah penyakit lagi. Mendudukkan dirinya di atas sofa dengan manut, Taehyung mengeluarkan ponsel dari waist back kecilnya, mendengus saat menemukan sedikit retakan akibat dia yang melempar tas tersebut terlalu kencang hingga mengahantup sedimen lantai. Niat Taehyung yang pada awalnya hanya ingin mampir sebentar ke pesta Denise setelah shift malamnya selesai untuk menemui Jeongguk kalau-kalau pemuda itu masih di sana justru berujung dirinya dikejutkan oleh peristiwa Jimin yang nyaris kehilangan nyawa. 

Taehyung pada saat itu serasa masuk ke dalam dejavu. Dia pernah dihadapkan pada ambang maut seseorang kala tragedi Jun waktu itu. Lantas, otaknya seketika berputar, jantung Taehyung berantakan dan pandangannya meremang.  Dia total panik.  Namun, sedemikian rupa dipaksakannya tubuhnya  untuk dapat mengontrol respirasi agar udara masih memasok paru-paru, melempar tasnya dan tanpa pikir panjang menceburkan diri ke dalam kolam, membawa pria yang tidak lagi tersadar itu ke tempat kering dan memompa jantungnya dengan kedua tangan yang ditekan pada dada Jimin sambil sesekali dia memberikan napas buatan melalui mulut. Taehyung merasa persetan, tidak peduli bahwa itu adalah pertama kalinya bibirnya bersentuhan dengan bibir orang lain, tidak peduli bahwa kemudian Jeongguk pada akhirnya menatapnya penuh amarah dan rasa sakit.

Yang ada dipikiran Taehyung saat itu hanyalah keselamatan Jimin. Apapun caranya.  Karena, jika ada satu nyawa lagi yang terputus di depan matanya,  Taehyung tidak mungkin bisa menutup luka itu untuk selamanya. Taehyung akan berpikir bahwa kepergian Jimin adalah kesalahannya.

Lamunan Taehyung terhenti oleh suara langkah kaki terburu seseorang yang sedang menuruni anak tangga dengan tergesa.  Itu Jeongguk,  tengah membawa banyak sekali buntelan kain dengan berbagai corak warna sampai-sampai kepalanya nyaris tidak terlihat.  

"Pilih sendiri," Jeongguk meletakkan berjubel potongan kain-kain tersebut pada bagian kosong di sofa samping Taehyung hingga pemuda Kim yang menyaksikan hal itu dibuat melotot karena demi tuhan,  Jeongguk hendak membuka lapak di pasar malam atau bagaimana? 

"Gue berpakaian kayak orang biasa kok, Gguk," Taehyung mengambil beberapa kain yang jatuh ke lantai,  tergelak geli, "Satu baju, satu celana,  satu celana dalam."

"Siapa juga yang suruh lo pake semua," Jeongguk mendengus, "Gue minta lo pilih yang lo suka dan paas buat lo. Itu semua belum pernah gue pake kok jadi gak perlu takut atau ngerasa jijik."

"Ngapain jijik coba, gue sering tukeran baju sama Mingyu, kok." Taehyung meraih sembarang kaos hitam dan celana pendek serta dalaman dari tumpukan kain tersebut, "Gue ganti di mana?"

"Kamar mandi."

"Kamar mandinya dimana?"

"Kamar gue."

"Hah?"

"Itu," Jeongguk meringis sedikit kebingungan dan malu, "Di rumah ini kamar mandinya dua doang,  di kamar gue sama kamar Jimin.  Nggak ada kamar mandi umum."

Taehyung mengangguk paham, "Kamar lo dimana?"

"Atas, paling ujung," Jeongguk memberi petunjuk, "Ada gantungan iron man warna merah."

Taehyung berdiri dengan membawa serta pakaian yang disiapkan Jeongguk tadi untuknya,"Ayo deh anterin, nggak enak lah gue anjir naik kamar orang sendiri."

"Nggak papa, lagian gak dikunci kok," Jeongguk ikut beranjak, mengecek angka pada jam dinding yang menunjukkan waktu nyaris pukul dua belas malam, "Gue mau bikin mie instan dulu.  Jam segini biasanya gue bangun buat makan," Jeongguk menjelaskan, melangkah ke dapur sementara Taehyung sudah menaiki tangga "Lo mau juga?" tawarnya dengan nada sedikit dikeraskan untuk memastikan Taehyung menangkap kalimatnya.

"Yang kuah." Taehyung balas berteriak dari atas, namun kemudian dia bersuara lagi memanggil pemuda Jeon.

"Gguk."

"Ha?"

"Numpang mandi!"


Komentar

  1. Bisa bisanya taehyung๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

    BalasHapus
  2. Lucu bat Jeka nya galak jhsjhsjhsbs

    BalasHapus
  3. Aku serakah ga ๐Ÿ˜ฃ๐Ÿ˜ฃ๐Ÿ˜ถ

    BalasHapus
  4. Nunggu jungkook jelasin kesedihannya ke tae ๐Ÿ˜ฅ

    BalasHapus
  5. jangan seneng dulu๐Ÿ™ƒ๐Ÿ™ƒ๐Ÿ™ƒ

    BalasHapus
  6. Sumpah pasti nyakitin banget ...ditunggu ka

    BalasHapus
  7. sekalian nginep ya tae๐Ÿฅฐ

    BalasHapus
  8. kak, untuk kali ini aku mau serakah boleh nggak? adain moment cuddle atau apa gitu please. :(

    BalasHapus
  9. sudah sprti pasusu yh :D yg satu masak, yg satu mandi

    BalasHapus
  10. tidak bole senang dulu ๐Ÿ˜€

    BalasHapus
  11. Ggukk NUMPANG MANDIII. AJSJDNFLSNSBSHABA TAEHYUNGGG NYEBELIN BANGET SUMPAH TAPI GEMESSSS ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ

    BalasHapus
  12. kak lunar..
    makasih banget๐Ÿ˜ญ

    BalasHapus
  13. JUNGKOOK DAPET BEKASAN JIMINN DIA BUKAN YG PERTAMA ,KESEL BAT ANYINGGG

    BalasHapus
  14. aku sedang naik rollercoaster

    BalasHapus
  15. Gue kok justru takut kalo manis terus. Takut dijatuhin wkwk

    BalasHapus
  16. Ga boleh senang dulu takut di rollercoaster in๐Ÿ˜ญ

    BalasHapus
  17. terap jadi yang kedua ya, hahaha dapat ciuman keduanya teha

    BalasHapus
  18. ABIS MANDI LANJUT SILATURAHMI, YG TADI PAS DI ACARA NYA DENISE KURANG

    BalasHapus
  19. Abis mandi trus makan indomi trus ciuman ya. gamau tau gw tae :)))

    BalasHapus
  20. Jgn bilang abis ini sesuatu UWU" TERJADI TRUS TIBA" JIMIN DATENG HIKS TERCIDUK KALEAN

    BalasHapus
  21. Mandi aja tae gppa, latihan biar nnti klo seatap g kaget๐Ÿ˜ผ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ

    BalasHapus
  22. Iya, tapi bayar 5000 ya tae :')

    BalasHapus
  23. gguk galak bner si๐Ÿ˜ญ tae lucu bgt kalo lgi nurut :(

    BalasHapus
  24. Tae nya kurung aja gguk. Jangan suruh pulang!!

    BalasHapus
  25. JSHSKSJSJ ABIS NTU NGINEP DEH TDUR DI KAMAR GGUK SJJSKS

    BalasHapus
  26. ngakak, numpang mandi sekalian ye. pakey lengkap dah tu

    BalasHapus
  27. INI ADA ADEGAN EHEM EHEM ICIKIWIR NYA GAK NIH??? ๐ŸŒš๐ŸŒš๐ŸŒš๐ŸŒš๐ŸŒš๐ŸŒš๐ŸŒš๐ŸŒš๐ŸŒš๐ŸŒš๐ŸŒš

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUDITA; 246

Jeongguk tidak menyadari bahwa tubuhnya telah merosot ke lantai, air mata merembes melalui celah bulu lentiknya.Tidak ada  sekaan  dan usapan seperti biasa, kali ini Jeongguk membiarkannya tumpah begitu saja, mengalir untuk pertama kalinya dengan mulus melalui pipi hingga turun ke dagu. Rasanya sakit sekali. Dada Jeongguk begitu sesak, seakan tidak ada oksigen untuk bisa dikonsumsi parunya. Setiap taluan pada detak jantungnya mengantarkan denyut nyeri yang menjalar melalui aliran peredaran darahnya, menjadikan tubuh Jeongguk bergetar hebat oleh rasa remuk yang begitu hebat menghujam hatinya.   Jeongguk duduk dan meringkuk, terisak keras. Perkataan Bunda beberapa saat lalu mengawang di telinganya, sakitnya masih sama tiap kali ingatan itu berputar di memori Jeongguk, begitu sesak. Jeongguk sungguh-sungguh tidak mengharapkan kata itu keluar dari mulut Bunda untuk kedua kali. Alasan mengapa Jeongguk menjauh dari rumah, menghindar dari Bunda. Cukup sekali, cukup sekali Jeong...

MUDITA; epilogue (3.5/5)

“ Maaf.” Jeongguk menahan geli ketika keduanya telah berada di kamarnya. Taehyung yang salah tingkah adalah pemandangan menyenangkan untuk dilihat. Mereka baru saja dipergok oleh Nyonya Jeon beberapa saat lalu. Wajah pucat bundanya ketika menatap horor pada dirinya yang nyaris dilucuti oleh Taehyung di tempat terbuka pun masih terbayang di ingatan. Mereka kelabakan sewaktu teriakan Nyonya Jeon memecah suasana sensual di antara keduanya. Taehyung nyaris membuatnya terjerembab saat menurunkan Jeongguk dengan tiba-tiba. Jeongguk setengah menahan malu membenarkan pakaiannya yang tersingkap, sementara Taehyung hanya menyengir seperti orang kelimpungan dan mengucapkan hai canggung yang jelas dibalas delikan oleh Nyonya Jeon. “Kenapa minta maaf?” Jeongguk tergelak, mengambil posisi duduk di atas kasur menghadap Taehyung. Taehyung membuang napas keras-keras, “Yang tadi itu kelepasan.” Jeongguk mengangkat bahu tidak peduli, “Santai aja,” jawabnya ringan, “Bunda kaget doang pasti waktu tau anakn...

“The Moon and The Beautiful”

  “Aku mendapat pesan dari Namjoon  Hyung  beberapa saat lalu.” “ Hm ?” “Dia mencarimu, katanya kau menolak panggilannya dan tidak membuka pesan yang dia kirim.” “Aku menolak panggilannya?” “Ya, dan dia memintamu untuk ke ruangan kerjanya sekarang, ada yang ingin dibicarakan denganmu.” “Siapa?” “Namjoon  Hyung. ” “Apa katanya?” Sang lawan bicara — Jeongguk mulai merasa kesal, dia mendecih dan memutar bola mata jengah, menyaringkan nada bicaranya dan menekan setiap kata pada kalimatnya, “ Dia. Ingin. Kau. Ke. Ruangan. Kerjanya. Sekarang. ” “Namjoon  Hyung ?” Jeongguk menarik napas, setengah membanting stik  game- nya, ia kemudian bangkit dan melangkah menghampiri Taehyung. Pria besar itu tengah berbaring di sofa sejak beberapa jam lalu dengan pandangan fokus pada ponsel pintarnya. Dia bahkan mengabaikan Jeongguk ketika ditawari ajakan bermain  overwatch  bersama dan menolak panggilan serta tidak membaca pesan pribadi maupun pe...