Langsung ke konten utama

MUDITA; 346

Taehyung membawa Jeongguk memasuki lingkungan panti asuhan yang masih sepi, tidak bersuara apapun dan hanya diam mengamati bangunan panti yang sudah terlihat tua. Mereka lalu menyusuri koridor. Banyak tanaman-tanaman hias dalam pot di sepanjang langkah yang mereka lewati, tumbuh subur dan tampak terawat. Panti asuhan itu terlihat rapi dan bersih, meskipun mungkin bangunan tersebut sedikit membutuhkan renovasi terutama pada bagian cat kombinasi antara jingga dan putih yang sudah mulai terkoyak dan pudar di dinding-dinding ruangan yang tampak oleh mata Jeongguk. Setidaknya hal itu bisa berguna agar tidak memberikan kesan suram yang ditinggalkan oleh bangunan ini.
 
Mereka lalu berbelok, berjalan sekitar sepuluh meter dan menemukan ruangan terpisah dengan pintu yang masih tertutup. Taehyung berhenti di sana diikuti oleh Jeongguk. Pemuda itu lalu mengetuk pintu beberapa kali, memanggil nama seseorang yang berada di dalamnya hingga suara kunci yang diputar dan gagang pintu yang ditarik terdengar. Seorang wanita paruh baya, dengan celemek di dada dan sebelah tangan memegang spatula. Tersenyum ramah pada mereka berdua, beliau memperkenalkan diri  kepada Jeongguk sebagai Bu Asih, pengurus yayasan panti tersebut, sebelum mempersilakan mereka masuk.

"Anak-anak udah bangun semua, Bu?" Taehyung bertanya, sementara tangannya sibuk mengeluarkan gorengan-gorengan dan memindahkan ke atas nampan besar, yang dengan cekatan langsung dibantui oleh Jeongguk.

Wanita tersebut mengangguk, "Sebagian sudah, tapi masih ada yang tidur juga."

Melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan angka enam pagi, Jeongguk lantas menyenggol Taehyung, "Lo kenapa gak bilang mau ke panti, sih?" bisiknya setengah jengkel, takut terdengar oleh Bu Asih yang menyiapkan toples-toples berisi snack di dapur. "Kan kalo gue tau bisa bawain apa kek gitu."

"Nggak usah," Taehyung membenarkan ikat rambutnya yang longgar, berkata lagi, "Ini udah cukup."

Kemudian, begitu selesai mempersiapkan semuanya, Bu Asih, Jeongguk, dan Taehyung dibantu dua orang lainnya yang juga bekerja sebagai pengurus di sana mulai membawa makanan dan tiga dus berisi air mineral memasuki ruangan tamu tempat anak-anak panti biasa berkumpul untuk makan bersama. Mereka menyusun kotak-kotak makan memutar di atas karpet yang tersedia, meletakkan gelas mineral di dekat masing-masing kotak, sementara gorengan dan snack sengaja ditaruh di tengah-tengah. Bu Asih kemudian memanggil salah satu anak kecil yang lewat, memintanya untuk mengajak teman-teman lain untuk sarapan bersama. 

Jeongguk melirik Taehyung, pemuda itu tengah menghitung jumlah kotak makan dengan teliti melalui gerakan matanya, mencermati satu persatu kotak itu hingga seketika wajahnya menyuram. "Gguk, kurang satu," Taehyung mengadu, "Anak disini jumlahnya dua puluh delapan. Pengurusnya enam, plus kita berdua. Gue cuma bawa tiga puluh lima kotak. Lupa ngitung kitanya."

"Satu doang kan? Yaudah, nggak papa. Kita makan berdua aja."

Lalu, pandangan keduanya teralihkan oleh segerombalan anak berbagai rentang usia yang memasuki ruangan. Wajah mereka rata-rata dihiasi oleh sumringah. Dan Jeongguk entah mengapa merasa hatinya menghangat ketika samar-samar dia mendengar suara seorang anak kecil berucap wah makan enak pada temannya yang lain. Jeongguk paham perasaan itu. Perasaan senang luar biasa hanya karena satu hal kecil. Yang rasanya sudah tidak pernah dialaminya lagi.

Tanpa menunggu, mereka saling berebut mengambil tempat duduk. Hanya beberapa yang usianya sudah remaja bersikap tenang, terkadang menegur anak kecil lain yang berdebat karena menginginkan posisi duduk yang sama. Ketika semua sudah mendapat tempat duduk masing-masing, barulah yang tertua memimpin doa menurut keyakinan masing-masing sebelum semuanya dengan lahap menikmati sarapan bersama.

Taehyung sendiri tidak segera membuka kotak makan dihadapannya. Pun Jeongguk, pemuda itu hanya duduk mengamati wajah anak-anak panti yang tengah menyuapkan makanan ke mulutnya melalui hazel bulatnya yang berkilau.  Ada binar dan sorot kehangatan di mata pemuda itu ketika obsidiannya tidak lepas mencermati setiap suapan nasi yang masuk ke mulut anak-anak di depannya. Dan Taehyung sekilas melihat genangan air di sudut mata Jeongguk bersama satu senyum kecil di sudut bibirnya.

"You happy? Seneng ke sini?" Taehyung bertanya lembut, membuat Jeongguk cepat-cepat mengerjapkan mata dan mengangguk menanggapi. "Seneng," ungkapnya jujur. "Lo sendiri udah sering ke sini?"

Gelengan pelan, "Baru beberapa kali."

"Pernah ke sini sama orang lain?"

Taehyung menjawab tanpa mengambil jeda, "Lo orang pertama yang gue ajak."

Jeongguk terdiam. Fakta tersebut tiba-tiba saja membuatnya berbunga. Pemikiran bahwa Taehyung hanya mengajaknya lebih dulu dibandingkan Edrea mau tidak mau meninggikan hatinya. Jeongguk merasa memiliki kesempatan. Tidak ada tanya mengapa yang terlintas di mulutnya sebab dia takut mendapat jawaban yang tidak diinginkan, jadi dia hanya balas memanggil Taehyung lagi.

"Tae? Tau nggak?" 

Menatap Jeongguk tertarik, Taehyung membalas, "Apa?" 

"Lo kayak preman yang mau malakin tempat ini."

Taehyung kontan tergelak singkat dan menggeleng pelan, "Ada-ada aja."

"Beneran," Jeongguk balas berkata. Dia lalu menjawil salah satu anak lelaki terdekat di posisinya. "Dek."

Anak kecil kisaran sepuluh tahun yang sebelumnya sibuk mengobrol dengan teman di sampingnya menoleh, mulutnya penuh dengan makanan ketika dia menjawab, "Iya, Kak?"

"Om yang di sebelah Kakak ini serem, nggak?" Taehyung mendelik sesaat mendengar Jeongguk menyebut om sebagai kata ganti namanya pada anak kecil itu.

"Serem," dia mengangguk setuju. "Tapi Kakak cantik."

Taehyung mengulum senyum sementara Jeongguk kepayahan menutupi rasa malunya dengan berlagak sibuk membuka kotak makan di hadapan dan mengeluarkan sendok dan garpu dari plastik. Sebab dengan konyolnya dia bisa merasa tersipu hanya karena pujian yang dilontarkan begitu polos dari mulut bocah itu.

Komentar

  1. Balasan
    1. SAMAA ANJRRR😭😭😭 TAPII GUE TAKUTT NTR INI CUMA AKAL"AN TAE AJA BIAR BISA NGELEPASIN JK PELAN" HKSHDKS DAHLAAA😭😭😭

      Hapus
    2. Pemikiranmu sama kaya aku, aku juga mikir gitu jangan² cuman akal²an taehyung secara taehyung kan banyak akal nya 😭😭😭😭

      Hapus
    3. GUE TAKUTNYA ABIS INI TAE MINTA BENER BENER LEPAS DARI MASA LALU ASTAGA GAKUAD😭😭😭

      Hapus
  2. HADUH MY HEART TLONGGGGG INI UWU SKALIII

    BalasHapus
  3. Gatau kenapa gue nangiss 😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku nangis liat moment mereka kayak gini, tp terkadang ada yg buat aku takut mereka kayak gini, ntah apa yg bikin aku takut 😭, happy end ya kak, buat mereka bahagia please 😭

      Hapus
    2. kirain gue doang yg nangis baca ini 😭😭🤧

      Hapus
  4. aoaklJsjakakajajs gue ingin menyublim😭😭

    BalasHapus
  5. avvvvv ademmm bener kakkk,haduhhh gemesss😭😭😍

    BalasHapus
  6. adem bgt bacanya masyaallah habis ini sah

    BalasHapus
  7. Adem banget Tuhan liatnya, bisa ga begini terus 🥺🥺

    BalasHapus
  8. cieee jungkook dibilang cantik ciee

    BalasHapus
  9. Gw antisipasi abis chap ini kaya rollcoaster :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. pls gua bingung hrs lanjutin apa ga, takut mewek sm endingnya :")

      Hapus
  10. Anjir...
    Sa ae lu dek, tepat sasaran
    Wkwk

    BalasHapus
  11. liat kalian kek gini bahagianya minta ampun

    BalasHapus
  12. woiii mendadak soft banget hati gueeeee, adem banget hiksrottt 😩

    BalasHapus
  13. IHHHHHUWU BANGEEEETTTT AAAAAA AKU TERIAAAKKKKKK PAS DIAKHIR SAMA SENYUM SENDIRI MKA LUNAR AKU UDH BIASA DISEBUT GILA OLEH ANGGOTA KELUARGAKU KARENA TERIAK GA JELAS KARENA BACA AU HIKSSSS

    BalasHapus
  14. Sering sering gini yaa lunarr ademm liatnya 😭😭😭

    BalasHapus
  15. KALIAN GEMES. AYO CFFAT DIATUR KFFAN JADWAL NIKAH KALIAN BERDUA!

    BalasHapus
  16. Nangis😭😭😭.Melting gw skekdjnxkawkkw

    BalasHapus
  17. Kalo kek gini gw dh ga kepikiran buat nananina,udah adem bener ini 😭😭😭😭

    BalasHapus
  18. Cieeeee meltingg cieeeee wkwkwk gemesss

    BalasHapus
  19. Hati aku sekarang bahagia banget liat mereka uwu😭

    BalasHapus
  20. Uwuuuuu mau melebur aja gue gemes banget 😭😭

    BalasHapus
  21. TAE GAMAU PERGI KAN ? PLIS JANGAN

    BalasHapus
  22. Gk mau seneng dulu,bisa aja hbis ini dbuat kayak roler coster,😁

    BalasHapus
  23. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  24. Nggak tau kenapa aku bacanya nangis lunarr liat gguk bahagia kayak gitu aku seneng banget 😊 pliss bikin mereka happy versi kamu dan semoga gak nyakitin siapa pun

    BalasHapus
  25. WHYYYY setiap yg indah happy gini, gua malah khawatir ada apa2 setelahnya.... ANJER KAGA TENANG INIIII ㅠㅠ

    BalasHapus
  26. Gguk yang dipuji gua yang baper anjir

    BalasHapus
  27. YOK BERLAYAR TERUS YOK KAPALNYA

    BalasHapus
  28. nangis sama senyum senyum sendiri itu kombinasi yang sangat impresif 😌👌✨✨

    BalasHapus
  29. senyum banget bacanya tapi tapi ini apa akan bertahan lama😀

    BalasHapus
  30. Pls jan kaya yg ada di pikiran gue :””)

    BalasHapus
  31. gemes banget, tapi gguk emang cantik

    BalasHapus
  32. WKWKKWKWKWKWKWKW SALTING BOSS...

    YATUHANNN SEMOGA MEREKA BAHAGIA TERUS...

    DAN SEMOGA MEREKA BISA BERSAMA LAGI :')

    BalasHapus
  33. Kakak jeoonguk cantikkk.... Cie cie cieeee... Maluuu..kiwww kiwww

    BalasHapus
  34. Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
    mampir di website ternama I O N Q Q.ME
    paling diminati di Indonesia,
    di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
    ~bandar poker
    ~bandar-Q
    ~domino99
    ~poker
    ~bandar66
    ~sakong
    ~aduQ
    ~capsa susun
    ~perang baccarat (new game)
    segera daftar dan bergabung bersama kami.Smile
    Whatshapp : +85515373217

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUDITA; 246

Jeongguk tidak menyadari bahwa tubuhnya telah merosot ke lantai, air mata merembes melalui celah bulu lentiknya.Tidak ada  sekaan  dan usapan seperti biasa, kali ini Jeongguk membiarkannya tumpah begitu saja, mengalir untuk pertama kalinya dengan mulus melalui pipi hingga turun ke dagu. Rasanya sakit sekali. Dada Jeongguk begitu sesak, seakan tidak ada oksigen untuk bisa dikonsumsi parunya. Setiap taluan pada detak jantungnya mengantarkan denyut nyeri yang menjalar melalui aliran peredaran darahnya, menjadikan tubuh Jeongguk bergetar hebat oleh rasa remuk yang begitu hebat menghujam hatinya.   Jeongguk duduk dan meringkuk, terisak keras. Perkataan Bunda beberapa saat lalu mengawang di telinganya, sakitnya masih sama tiap kali ingatan itu berputar di memori Jeongguk, begitu sesak. Jeongguk sungguh-sungguh tidak mengharapkan kata itu keluar dari mulut Bunda untuk kedua kali. Alasan mengapa Jeongguk menjauh dari rumah, menghindar dari Bunda. Cukup sekali, cukup sekali Jeong...

MUDITA; epilogue (3.5/5)

“ Maaf.” Jeongguk menahan geli ketika keduanya telah berada di kamarnya. Taehyung yang salah tingkah adalah pemandangan menyenangkan untuk dilihat. Mereka baru saja dipergok oleh Nyonya Jeon beberapa saat lalu. Wajah pucat bundanya ketika menatap horor pada dirinya yang nyaris dilucuti oleh Taehyung di tempat terbuka pun masih terbayang di ingatan. Mereka kelabakan sewaktu teriakan Nyonya Jeon memecah suasana sensual di antara keduanya. Taehyung nyaris membuatnya terjerembab saat menurunkan Jeongguk dengan tiba-tiba. Jeongguk setengah menahan malu membenarkan pakaiannya yang tersingkap, sementara Taehyung hanya menyengir seperti orang kelimpungan dan mengucapkan hai canggung yang jelas dibalas delikan oleh Nyonya Jeon. “Kenapa minta maaf?” Jeongguk tergelak, mengambil posisi duduk di atas kasur menghadap Taehyung. Taehyung membuang napas keras-keras, “Yang tadi itu kelepasan.” Jeongguk mengangkat bahu tidak peduli, “Santai aja,” jawabnya ringan, “Bunda kaget doang pasti waktu tau anakn...

“The Moon and The Beautiful”

  “Aku mendapat pesan dari Namjoon  Hyung  beberapa saat lalu.” “ Hm ?” “Dia mencarimu, katanya kau menolak panggilannya dan tidak membuka pesan yang dia kirim.” “Aku menolak panggilannya?” “Ya, dan dia memintamu untuk ke ruangan kerjanya sekarang, ada yang ingin dibicarakan denganmu.” “Siapa?” “Namjoon  Hyung. ” “Apa katanya?” Sang lawan bicara — Jeongguk mulai merasa kesal, dia mendecih dan memutar bola mata jengah, menyaringkan nada bicaranya dan menekan setiap kata pada kalimatnya, “ Dia. Ingin. Kau. Ke. Ruangan. Kerjanya. Sekarang. ” “Namjoon  Hyung ?” Jeongguk menarik napas, setengah membanting stik  game- nya, ia kemudian bangkit dan melangkah menghampiri Taehyung. Pria besar itu tengah berbaring di sofa sejak beberapa jam lalu dengan pandangan fokus pada ponsel pintarnya. Dia bahkan mengabaikan Jeongguk ketika ditawari ajakan bermain  overwatch  bersama dan menolak panggilan serta tidak membaca pesan pribadi maupun pe...