Langsung ke konten utama

Interlude; 189

Jeongguk tidak memiliki praduga aneh ketika Jennie dengan tiba-tiba mengiriminya pesan dan mengajak dia untuk bertemu di kafe saat makan siang. Dikarenakan Taehyung tengah sibuk di kampus jadi Jeongguk bisa-bisa saja menerima permintaan Jennie. 

Membahas tentang suaminya, pria itu tengah kerepotan mengurusi remedial mahasiswa yang kedapatan mencontek saat masa ujian mata kuliahnya hingga Taehyung murka dan memberi angka nol pada hasil akhir ujian dan E pada indeks nilai keseluruhan sementara mata kuliah yang diampunya.

Awalnya Taehyung enggan memberi remedial pada total sembilan belas orang yang kedapatan olehnya sendiri mencontek dengan berbagai variasi; fotocopy kertas yang diperkecil, membuka ponsel, bahkan ada yang nekat membawa buku paket dan catatan sendiri. Namun karena bujukan Jeongguk yang merengek bahwa Taehyung akan menghancurkan masa depan merekayang tentu saja diprotes oleh Taehyung, “Masa depan apanya, dari mereka yang nggak jujur dari awal aja itu udah salah.”

Tapi kemudian Taehyung dibuat terdiam dan justru mendapat ceramahan panjang atas kalimat makan tuan yang diutarakannya barusan. Membuat dirinya mau tak mau dirinya harus menerima coletehan Jeongguk berupa, “Loh, dosennya sendiri aja suka bohong sama suaminya sendiri,” hingga menjalar kemana-mana. Jadi, pada akhirnya Taehyung dibuat menyerah dan langsung mengabari mahasiswanya untuk mencari jam kelas kosong.

Jadi, disinilah Jeongguk sekarang, bersama dengan V yang dia turut bawa serta karena unit mereka dalam keadaan kosong. Beruntung anaknya itu tidak rewel, padahal biasanya dia akan banyak mau dan sering mencari Taehyung kalau Jeongguk hanya membawanya pergi sendiri tanpa kehadiran sang suami. 

Jeongguk mendesah gusar, dia menunggui Kim Jennie sedari tadi namun wanita itu belum juga menunjukkan eksistensinya bahkan setelah hampir satu jam dia menunggu. Jeongguk sudah menghabiskan dua setengah gelas kopi sampai perutnya kembung karena penuh cairan, sedangkan V sudah tertidur di keretanya setelah sempat menangis sebentar mencari daddy-nya.

Perasaan jengkel mulai meliputi diri Jeongguk, dia tidak terlalu suka menunggu. Jennie yang sejak tadi dia kirimi pesan serta panggilan dengan intensitas waktu sepuluh menit sekali pun tetap masih tidak ada kabar. Jeongguk mulai berpikir bahwa dirinya hanya dipermainkan atau Jennie tiba-tiba memiliki kegiatan lain yang jauh lebih penting hingga membatalkan pertemuan mereka sepihak tanpa sempat mengabari Jeongguk. 

Dan Jeongguk nyaris akan beranjak dari kursi untuk segera pulang ketika pintu kafe terbuka dan menampilkan sosok Jennie yang memakai sweater birudengan ukuran oversize yang menutupi lekuk tubuhnya. Matanya awas berpendar sekeliling sebelum dia tersenyum ramah ketika menemukan Jeongguk yang balas tersenyum singkat padanya.

“Maaf lama,” ungkap Jennie merasa bersalah. Dengan hati-hati dia menarik kursi yang berhadapan dengan Jeongguk, tangannya refleks memegangi perutnya sendiri saat dia mendudukkan dirinya begitu pelan. “Tadi macet, Gguk.”

Jeongguk memaksakan sebuah anggukan maklum, “Nggak masalah,” dia lalu menyeruput kopinya yang tersisa setengah; kopi ketiganya, sebelum melanjutkan, “Gue juga baru nyampe kok,” ungkapnya berbohong.

Tidak ingin memperpanjang masalah keterlambatan yang sepele karena Jeongguk ingin cepat-cepat pulang mengingat Taehyung kemungkinan juga sudah tiba di unit mereka. Jadi, begitu Jennie telah menyamankan posisinya di tempat duduk, Jeongguk berkata langsung menuju topik, “Kenapa lo ngajak gue ketemu?”

Ditodong oleh pertanyaan seperti itu membuat Jennie sedikit terhenyak, tapi kemudian dia tersenyum, membuka buku menu penuh keanggunan, “Gue pesen makan dulu deh ya,” gerakan matanya bergulir membacai huruf yang tertera di buku, “Akhir-akhir ini gue susah makan karbo nasi,” celetuknya tiba-tiba, “Bawaannya mual terus.”

“Taehyung juga nggak doyan nasi belakangan ini,” Jeongguk menimpali, pandangannya tertuju pada pipi Jennie yang mulai terlihat berisi,  “Biasanya dia nggak bisa makan tanpa nasi, katanya bukan makan berat kalo nggak ada nasi.”

“Oh, ya?” Jennie terkekeh pelan tanpa berniat menimpali lebih lanjut omongan Jeongguk. Sesaat kemudian, dia mengangkat tangan, memberi gestur pada pelayan untuk menghampiri dan menyebutkan menu makanan sebelum kembali memusatkan perhatian pada Jeongguk yang menatapnya penuh ketidak sabaran dan sedikit gelisah.

“Gguk,” Jennie bersuara setelah pelayan pergi dari meja mereka, “Gue hamil.”

Hening sejenak sebelum Jeongguk dengan gamang menjawab, “Gue tau.”

“Taehyung mikir itu anak lo.”

Kalimat yang keluar dari belah bibir Jennie menjadikan Jeongguk terkesirap.  “Kok bisa?”

“Karena gue ngomong gitu ke dia.”

Lalu Jeongguk mulai merasa semuanya terasa masuk akal. Pantas saja Taehyung bersikap aneh belakangan ini. Suka mencari gara-gara dengannya dan kadang marah tanpa alasan hingga Jeongguk dijadikan bingung oleh perubahan emosi suaminya yang meledak-ledak. “..kenapa?” tanya Jeongguk tak mengerti, “Kenapa lo ngomong gitu ke Taehyung?”

Jeda beberapa saat sebelum Jennie berujar lirih, sama sekali tidak menggubris pertanyaan awal dari Jeongguk, “Awalnya dia pengen cerain lo karena ngerasa lo harus tanggung jawab sama semua yang terjadi sama gue.”

Jeongguk di tempat duduknya terkesirap kaget, namun dia tetap menunggu kalimat lain yang akan Jennie ucapkan. “Gue diawal ngomong ke dia kalo gue nggak papa nyembunyiin ini dan pindah ke LA supaya kalian bisa baik-baik aja,” sorot mata Jennie menggelap sendu, “Tapi dia malah ngasih gue harapan dan bilang bakal pisah sama lo apapun yang terjadi,” tangannya bergerak mengelusi perutnya yang sudah membuncit penuh sayang, “Hanya aja, katanya dia butuh waktu. Dia nggak bisa lepasin lo tanpa persiapan hati apa-apa,” senyum Jennie menguar pahit,  “Dan itu makan hingga berbulan-bulan sampai kandungan gue udah masuk bulan keenam.”

Helaan napas panjang penuh beban dari Jennie, matanya berkilat penuh kesedihan dan rasa kecewa, “Cuma ujungnya dia justru minta gue pergi ke LA kayak usul gue dulu,” kekehnya pilu, “Dan kalo gue nggak mau, gue harus gugurin kandungan gue.”

Jeda yang mengambil alih keduanya hingga pikiran Jeongguk melayang kemana-mana, pada segala kemungkinan-kemungkinan arah pembicaraan ini dan maksud dari Jennie mengutarakan semua itu kepada Jeongguk setelah menyembunyikan semuanya selama enam bulan lebih bersama suaminya sendiri.

Sebuah panggilan dari Jennie sekali lagi menginterupsi keheningan di antara mereka, “Gguk?”

Ucapan dari Jennie memaksa kesadaran Jeongguk tertarik kembali pada realita di hadapannya. Dia lantas membalas kikuk,“..ya?”

Jennie nampak menimbang-nimbang kalimatnya, “..lo udah cerita ke Taehyung?”

Jeongguk terdiam sebentar,“Soal?”

“Seks kita yang nggak pernah ada,” respon Jeongguk menegang terhadap kalimat yang dilontarkan Jennie, “Lo cerita ke Taehyung?”

Gelengan pelan Jeongguk berikan, dia menggigit bibir merasa tidak nyaman akan pembahasan ini, “Udah lewat juga, ngapain gue bahas.”

“Taehyung,” Jennie mendeguk ludahnya dan wajahnya berpendar nanar, “Beberapa hari setelah kejadian itu, dia ngehampirin gue dan maksa gue seks.”

Jantung Jeongguk seakan berhenti selama tiga detik, dan dia tiba-tiba merasa ingin memutuskan obrolan ini sepihak dan segera beranjak meninggalkan kafe lalu pulang dan memeluk Taehyung-nya karena Jeongguk tiba-tiba merasakan kerinduan yang sangat membuncah dalam dada. Dia ingin menghabiskan malam ini menonton netflix bersama dan saling bercanda hingga larut malam lalu akan melalui sesi panas sampai pagi karena besok adalah hari libur.

Namun dirinya tidak sempat berbuat lebih jauh ketika akhirnya kalimat itu keluar dari mulut Jennie.

Gue hamil anak Taehyung.

Seluruh saraf dan otot Jeongguk melemas, dan dia merasa mati lebih baik dari pada mendengar semua omong kosong ini. Sontak, Jeongguk menggebrak meja, menghasilkan lirikan pasang mata menuju ke arah meja mereka. Bahkan V terlonjak kaget dan menangis nyaring karena tidurnya terganggu. Tapi Jeongguk tidak peduli. Amarah sudah berada di puncak kepalanya dan Jeongguk berusaha untuk menelan segala keinginannya menampar wajah Jennie yang sudah berkata hal gila tidak masuk akal ini.

“Obrolan kita berakhir disini.” Diangkatnya dengan tergesa V dari kereta dan berjalan cepat keluar dari kafe. Meninggalkan Jennie yang tercenung ditempatnya dengan setitik air mata yang jatuh mengaliri pipi. Cepat-cepat dia usap begitu pelayan datang membawa pesanan.

Tapi bahkan Jennie belum sempat menyuap apapun ke dalam mulutnya ketika suara dentuman nyaring berasal dari luar di susul gerombolan orang dari kafe yang memandang tertarik ke arah jalan raya. Dan dia tidak bisa untuk tidak panik saat dirinya terburu-buru keluar dari kafe dan susah payah membelah kerumunan;

hanya untuk menemukan tubuh Jeongguk dan V yang tergeletak bersimbah darah. 

Komentar

  1. Balasan
    1. sama wooy,, tuhkan dibilang pas teteh ngomong "iya gue brengsek dalam luar, mana ada yang kayak gue nidurin sepupu sendiri" parah sih udah ketebak tapi ya masih nyangkal plus nggak percaya

      Hapus
  2. Jd... itu anak taehyung? F*k gue nyesek anjirr

    BalasHapus
  3. sebuah pepatah bahwa gegabah membawa celaka aapaan anying gatau lagi gue nangis sesek

    BalasHapus
  4. Anjimmmmmmmmm emosi😭😭😭

    BalasHapus
  5. Astaga.. Berasa naik rollercoaster bener dah.. D bolak balik ampek ikut mual jadinya gwa

    BalasHapus
  6. MANTAPPPP DILUAR DUGAANNNNNN

    BalasHapus
  7. TIDAKKK KUADDD DENGAN SEMUA INIIII

    BalasHapus
  8. Sialan lemes seketika fvk
    Bingung mau nyalahin siapa. Seketika pening nih😭

    BalasHapus
  9. Tolong gua bacanya ampe sesak yaallah😭nangis gue tumpeh tumpeh disuruh hari😭😭😭

    BalasHapus
  10. Sesek banget sumpah yaampuunn
    Gakuaatt toloonggg😭😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  11. Bangsatt ternyata anaknya tae 😭😭😭

    BalasHapus
  12. GUE NANGIS YA ANJIR TAE BANGSAT ANJIR ANJIRRR

    BalasHapus
  13. Bangsat anjing biadab lo anak setan babi monyet asu

    BalasHapus
  14. anj anj anj babi bangsat ga terima banget gue tai

    BalasHapus
  15. Aku merasa di permainkan😭

    BalasHapus
  16. Inget taehyung itu pendendam

    BalasHapus
  17. Oh..ternyata nggak..tapi ada iyanya dikit, jadi teyung sama jennie :),jadi mereka cere nggak sih??hadruh

    BalasHapus
  18. Katanya gak semurahan itu buat seks sama orang lain tapi te malah buntingin anak orang???

    BalasHapus
  19. HAH??? YERNYATA ANAKNYA TAEHYUNG???😭😭😭

    BalasHapus
  20. ANJINGGG TERNYATA ANAK TAEHYUNG??????😭😭😭😭😭😭

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUDITA; 246

Jeongguk tidak menyadari bahwa tubuhnya telah merosot ke lantai, air mata merembes melalui celah bulu lentiknya.Tidak ada  sekaan  dan usapan seperti biasa, kali ini Jeongguk membiarkannya tumpah begitu saja, mengalir untuk pertama kalinya dengan mulus melalui pipi hingga turun ke dagu. Rasanya sakit sekali. Dada Jeongguk begitu sesak, seakan tidak ada oksigen untuk bisa dikonsumsi parunya. Setiap taluan pada detak jantungnya mengantarkan denyut nyeri yang menjalar melalui aliran peredaran darahnya, menjadikan tubuh Jeongguk bergetar hebat oleh rasa remuk yang begitu hebat menghujam hatinya.   Jeongguk duduk dan meringkuk, terisak keras. Perkataan Bunda beberapa saat lalu mengawang di telinganya, sakitnya masih sama tiap kali ingatan itu berputar di memori Jeongguk, begitu sesak. Jeongguk sungguh-sungguh tidak mengharapkan kata itu keluar dari mulut Bunda untuk kedua kali. Alasan mengapa Jeongguk menjauh dari rumah, menghindar dari Bunda. Cukup sekali, cukup sekali Jeong...

MUDITA; epilogue (3.5/5)

“ Maaf.” Jeongguk menahan geli ketika keduanya telah berada di kamarnya. Taehyung yang salah tingkah adalah pemandangan menyenangkan untuk dilihat. Mereka baru saja dipergok oleh Nyonya Jeon beberapa saat lalu. Wajah pucat bundanya ketika menatap horor pada dirinya yang nyaris dilucuti oleh Taehyung di tempat terbuka pun masih terbayang di ingatan. Mereka kelabakan sewaktu teriakan Nyonya Jeon memecah suasana sensual di antara keduanya. Taehyung nyaris membuatnya terjerembab saat menurunkan Jeongguk dengan tiba-tiba. Jeongguk setengah menahan malu membenarkan pakaiannya yang tersingkap, sementara Taehyung hanya menyengir seperti orang kelimpungan dan mengucapkan hai canggung yang jelas dibalas delikan oleh Nyonya Jeon. “Kenapa minta maaf?” Jeongguk tergelak, mengambil posisi duduk di atas kasur menghadap Taehyung. Taehyung membuang napas keras-keras, “Yang tadi itu kelepasan.” Jeongguk mengangkat bahu tidak peduli, “Santai aja,” jawabnya ringan, “Bunda kaget doang pasti waktu tau anakn...

“The Moon and The Beautiful”

  “Aku mendapat pesan dari Namjoon  Hyung  beberapa saat lalu.” “ Hm ?” “Dia mencarimu, katanya kau menolak panggilannya dan tidak membuka pesan yang dia kirim.” “Aku menolak panggilannya?” “Ya, dan dia memintamu untuk ke ruangan kerjanya sekarang, ada yang ingin dibicarakan denganmu.” “Siapa?” “Namjoon  Hyung. ” “Apa katanya?” Sang lawan bicara — Jeongguk mulai merasa kesal, dia mendecih dan memutar bola mata jengah, menyaringkan nada bicaranya dan menekan setiap kata pada kalimatnya, “ Dia. Ingin. Kau. Ke. Ruangan. Kerjanya. Sekarang. ” “Namjoon  Hyung ?” Jeongguk menarik napas, setengah membanting stik  game- nya, ia kemudian bangkit dan melangkah menghampiri Taehyung. Pria besar itu tengah berbaring di sofa sejak beberapa jam lalu dengan pandangan fokus pada ponsel pintarnya. Dia bahkan mengabaikan Jeongguk ketika ditawari ajakan bermain  overwatch  bersama dan menolak panggilan serta tidak membaca pesan pribadi maupun pe...