Ketika Taehyung baru menginjakkan kaki ke dalam unitnya, dia tidak menemukan Jeongguk dimanapun. Padahal biasanya, jika memasuki jam siang begini, Taehyung akan menjumpai suaminya sedang berkutat dengan masakan di dapur yang menunya hanya berputar antara roti bakar, telur berbagai variasi masakan, lauk-lauk yang dipanggang, dan nasi goreng. Kemudian, televisi di ruang tamu akan dibuka dengan volume yang sengaja dinyaringkan untuk mengisi suasana kosong, sementara V dia biarkan bermain di depan televisi bersama mainan yang Jeongguk hamburkan di lantai. Jadi, aneh rasanya ketika dia mendapati ruangan dalam keadaan senyap tanpa desisan minyak dan gesekan spatula pada wajan serta suara berisik tayangan berita yang kadang diwarnai tangisan V.
Taehyung
melangkah memasuki kamar, melempar sembarang tas dan melonggarkan kerah
bajunya. Seingat dia, Jeongguk tidak mengatakan apapun bahwa hari ini dia akan
keluar rumah. Jeongguk jarang pergi jika tidak dengannya. Atau setidaknya pria
itu pasti memberitahu dulu kemana dia pergi, lengkap dengan informasi
siapa orang yang akan dia temui dan bersama siapa dia berangkat. Beruntung Jeongguk sudah
beradaptasi begitu baik terhadap sikap posesif Taehyung selama hampir satu
setengah tahun pernikahan mereka. Pria itu akan meledak jika menemukan tidak
ada eksistensi Jeongguk di unit mereka tanpa sepengetahuannya.
Taehyung
bukan pria pengekang, dia hanya perlu diberi laporan tentang apa saja yang
Jeongguk lakukan. Dan bagi Jeongguk sendiri, dia tidak masalah dengan itu
semua. Kadang dirinya juga sama posesifnya dengan Taehyung. Suka mencurigai hal
yang tidak perlu, marah jika Taehyung terlalu dekat dengan orang lain, bahkan
membatasi pertemanan Taehyung kalau terkait wanita ataupun laki-laki yang
Jeongguk rasa adalah tipe Taehyung secara standar.
Taehyung
mengeluarkan ponselnya, dengan tidak sabar hendak menekan tombol panggilan pada
nomor Jeongguk dan berniat akan menumpahkan emosinya, tapi panggilan lain lebih
dulu masuk yang juga berasal dari nomor Jeongguk sendiri.
Mendengus,
Taehyung mengangkat panggilan sembari memutar bola mata. Dia sudah siap
mengomeli Jeongguk-nya sebelum suara
di seberang sana yang bukan Jeongguk
berbicara, “Selamat siang.”
Taehyung
mengernyit bingung dan segenap perasaan tidak enak menyergap perasaannya.
Dengan gamang, dia membalas, “…ya, siang. Siapa?”
Deru
bising-bising jalanan beradu dengan suara serak dan dalam orang yang berada
dalam panggilan di ujung sana, orang yang
memakai ponsel suaminya dengan begitu lancang. “Apa Anda merupakan kerabat
dari saudara..” jeda sejenak, “Jeon Jeongguk?”
Separuh
tidak mengerti, Taehyung menyahut, “Saya suaminya.”
“Yang
menghubungi Anda ini benar nomor beliau?”
Taehyung
merasa gemas atas kalimat bertele-tele yang dilontarkan orang itu, jadi
setengah kesal dia membalas, “Ya, ini nomor Jeongguk. Anda siapa? Kenapa ponsel
suami saya ada di tangan Anda?”
“Apa
Anda bisa ke rumah sakit FX sekarang? Suami Anda mengalami kecelakaan dan
sedang di ruang operasi.”
Sontak,
kaki Taehyung melemas dan tubuhnya limbung hingga lututnya membentur keras
sedimen lantai. Namun seketika dia teringat satu hal. Lantas, dengan suara
bergetar dan tubuh yang susah payah dia paksa untuk berdiri, Taehyung memaksakan kalimat keluar dari mulutnya, “..anak kecil,” desaunya parau sementara
otaknya dia paksa menjadi waras sebentar dan melakukan multifungsi dengan kalang kabut mencari
letak kunci mobil, “Dia pergi dengan anak kecil,” racaunya, membanting meja
ketika tidak menemukan benda yang dia cari, “Gimana dengan anak kecil itu?”
“Maaf atas kabar ini,” dan Taehyung menemukan hatinya mencelos atas kalimat pembuka dari lawan bicaranya, “Tapi anak kecil yang bersama dengan saudara Jeongguk sudah meninggal di tempat kejadian perkara. Jenazahnya bisa Anda temui di rumah sakit yang sama dengan—“
Taehyung
mematikan ponsel dan berlari, mempersetankan kunci mobil yang tidak juga dia
temukan dan memanggil taksi. Tidak peduli bahwa dia tidak lagi mengenakan alas
kaki dan tanpa membawa dompet karena yang ada dipikiran Taehyung saat ini
hanyalah Jeongguk dan anaknya.
Dan
otak Taehyung telah merancang skenario; jika
Jeongguk juga direnggut oleh penciptanya, maka tidak ada lagi alasan bagi
Taehyung untuk bernapas.
Mau berteori lagi, tp di kolom komen twt aja :(
BalasHapusLUNARRR😭😭
BalasHapusBerarti anal yg sekarang ada di rumah Taehyung itu anak dia sama kennie:))
BalasHapusGajadi nangis krn baca komen ini :(
HapusAPA APAAN INI? KOK ANAL SIH😭
HapusAnak tae sma jennie kan blom lahir hyung😭😭 itu anak adopt sma Jk
Hapusastaga sedih bener kalimat penutupnya
BalasHapusGatau ak pusinh
BalasHapusitu beneran anak taehyung? knp dia gak bilang aja dari awal kalo itu anak taehyung? knp :(( apa dia nyari atensi doang ke JK biar JK ninggalin tae?
BalasHapuspadahal dia hs sama org lain?! aku baca doang ampe nyeri hati ya tuhan :"((
AW RASA SAKIT APHHH NIE, HATIKU SERASA DIGENCET DIINJAK DILEMPAR,,,,,,,,,
BalasHapusnangisssssss
BalasHapusNyeri hate euy
BalasHapusNah berarti anak yg sekarang katanya mulai lagi bisa jalan/merangkak?? itu anaknya tae sma jennie???
BalasHapus.... kasian te selama tahunan ini dong ...
BalasHapus😭😭😭😭😭😭😭😭
BalasHapusNOOOOO😭😭😭
BalasHapus