Langsung ke konten utama

MUDITA; 348

"Taehyung." Jeongguk mendusel dalam pelukan pria itu, menumpukan dagu pada bahu Taehyung dan menghirup dalam-dalam fabrik kain yang berorama Taehyung sekali. "Arka udah ngelakuin terapi pengobatan?"

Taehyung menagngguk sebagai balasan, membiarkan keduanya tetap dalam posisi saling merengkuh sejak tangis mereka pecah bersama hingga hanya deguk kecil tersisa yang lama-lama berubah gelak pelan dan berkembang menjadi tawa. Keduanya tidak tahu apa yang tengah mereka tertawakan. Mungkin karena hidung Jeongguk yang merah dan mata berairnya terlihat lucu oleh Taehyung. Atau karena Jeongguk merasa konyol saat menyaksikan air mata Taehyung yang sama sekali nyaris tidak pernah dilihatnya kini turun melalui pipi pemuda itu. Atau karena alasan dibalik isak bersahutan mereka, tentang kisah dirinya dan Taehyung yang berputar layaknya balada kehidupan, dimainkan seperti kaset rusak oleh semesta.

"Bulan depan dia udah mulai kemo. "

"Lo yang urus pengobatannya?"

Taehyung mengangguk.

Pandangan Jeongguk lalu menerawang, memikirkan betapa menyakitkannya menjadi Arka. Dibuang oleh kedua orang tuanya dan melalui hidup dengan menyandang penyakit. Jeongguk tahu seperti apa rasanya. Dibuang, terabaikan, kecil. Dia tahu betapa tidak mengenakkan ketika melihat orang lain dilingkupi oleh lingkungan keluarga berada yang hangat, dirinya justru berkutat pada lilitan ekonomi dan minimnya kasih sayang orang tua. Jeongguk sudah akrab dengan rasa iri dengki terhadap kebahagiaan yang dimiliki oleh orang lain. Selalu merasa dirinya hanya hidup dalam kesusahan dan tidak ada jalan untuk bahagia. Tapi kemudian, ketika dirinya berkaca pada sosok delapan belas tahun Arkana, Jeongguk seketika menghela napas gemetar, "Gue malu."

Alis Taehyung bertaut, melepaskan pelukan keduanya dan beralih menatap Jeongguk yang tengah menunduk, "Malu?" tanyanya hati-hati, "Kenapa?"

"Apa gue terlalu ngelihat ke atas terus ya, Tae?" derainya lirih, dia menggigit bibir, "Gue dulu ngeluh terus kapan gue bisa punya uang berkecukupan, kapan gue bisa beli ini itu tanpa harus mikir mau nyari uang ke mana, kapan gue nggak usah panas-panasan lagi jualan susu, koran, dan macem-macem buat nyambung hidup doang." Pundak Jeongguk menurun, "Tapi pas udah dikasih kehidupan yang berkecukupan, gue ngerasa nggak cukup. Saat itu, gue mau hal lain lagi, keluarga hangat yang bahagia. Tapi gue nggak pernah ngerasa dapetin itu. Sampai akhirnya gue jatuh hati ke lo dan berpikir kalau gue mungkin bisa ngais kebahagiaan dari lo."

"Dan lagi-lagi, pas gue udah milikin hati lo, gue masih aja nggak ngerasa cukup. Gue masih pengen dan butuh kasih sayang Bunda. Sampai-sampai yang gue lakuin terus-menerus itu cuma mupuk rasa iri ke Jimin tanpa gue tau dia juga punya struggle dibalik kesempurnaan yang gue lihat dari hidup dia. Gue terus menerus berusaha hancurin Jimin. Padahal, tanpa gue hancurin pun hidupnya udah lebur berkeping-keping. Dia dikelilingi orang-orang munafik di sisinya, percintaan yang toxic, dan Ayah yang ternyata tidak sehangat gue pikir." 

Ada pilu yang membakar tenggorokannya ketika Jeongguk menguntai kata demi kata, "Lalu, gue dapetin Bunda. Kasih sayang beliau. Keluarga hangat yang gue mau. Tapi gue kehilangan lo." 

Dia terseguk, menahan air mata yang hendak turun, "Gue pikir.. gue bakal baik-baik aja. Lo cuma opsional dan pelarian karena rasa penat dan frustrasi gue akibat perlakuan Bunda. Gue bakal berhenti bucin kayak orang goblok ke lo setelah Bunda ngasih perhatian dan sayang beliau yang selama ini gue inginkan. Setelah gue dapatin definisi dari keluarga hangat yang selama ini gue idamkan. Tapi kenapa? Kenapa gue selalu ngerasa kurang?" 

Taehyung bungkam, membiarkan Jeongguk menumpahkan segala yang keluar dari hati.

"Setelah ngeliat Arka, rasanya.. dua puluh tahun lebih ini, Jeon Jeongguk ngapain?" Jeongguk mendesau parau, "Gue ngapain sampai nggak pernah ngerasa puas sama yang dikasih semesta ke gue. Selalu aja blamming kalau semesta itu curang. Pilih kasih." 

Hembusan napas lelah, "Tae, kenapa? Kenapa orang baru ngerasa bersyukur setelah ngelihat ada yang senasib atau lebih 'kurang' dari dia? Gue.. gue rasanya marah banget. Nggak tau mau marah sama siapa. Gue ngerasa diri gue menjijikkan..."

"Gguk," Taehyung meraih telapak Jeongguk yang dingin, "Rasa syukur itu bisa datang dari mana aja. Dan nggak ada yang menjijikan dari hal itu."

Jeongguk menunduk, matanya menyendu, hanya berani memandangi sedimen tanah di bawah pondok saat dia bersuara getir,  "Apa gue kelihatan kayak orang yang ngerasa beruntung karna gue nggak di posisi Arka?"

Taehyung segera menggeleng cepat, menangkup kedua pipi Jeongguk, "It's not like that. Bukan gitu aturannya," ucapnya lembut, mengangkat wajah pemuda itu. 

"Sekarang gue tanya," Taehyung menutur halus, "Ngeliat apa yang Arka alamin, hal apa yang terlintas di kepala lo?"

"Sedih?" Jeongguk menjawab tidak yakin, ekspresinya meragu dan gamang. "Gue ngerasa sedih dengan hal yang dia udah lewatin."

"Dan?"

"Nggak tau.. gue kayak.. bayangin gimana rasanya jadi Arka, tinggal di panti asuhan, nggak kenal kedua orang tua dia, dan dikasih musibah penyakit." Jeongguk menggigit bibir, berusaha mengenali setiap emosi yang ada di kepalanya dan menjabarkan pada Taehyung. "Gue ngerasa sakit banget, sesak, mau nangis, mau meluk dia, pengen kasih tau dia bahwa dia pasti bakal bisa lewatin semuanya. Lalu.."

"Lalu?" Taehyung mengulang kalimat terakhir Jeongguk, mencoba membantu pria itu untuk menyuarakan sesuatu yang mungkin asing dalam dinamika emosionalnya hingga dia kebingungan. Sesuatu yang baru dan mungkin baru Jeongguk rasakan. Sesuatu yang tidak familiar untuknya.

"Lalu.." Jeongguk mendesah lirih, "..nggak tau kenapa, gue ngerasa flashback, gue tiba-tiba mikirin apa aja yang udah gue laluin. Gue.. salah nggak sih kalau gue bandingin kisah gue dan kisah Arka lalu gue ngerasa malu karena ngelihat Arka yang bahkan dalam posisi begitu masih bisa mikir optimis dan hidup bahagia." Jeongguk cepat-cepat menambahkan lagi, matanya membulat takut Taehyung mengalami kesalah pahaman. "Tapi sumpah Taehyung, gue nggak mampusin Arka, nggak gitu. Gue nggak ada pemikiran sama sekali bahwa gue ngerasa beruntung karna nggak sedang di posisi dia. Gue cuma.. gue cuma ngerasa kalau gue sedang belajar?  Bukannya orang bilang, pelajaran paling berharga itu didapat dari pengalaman. Pengalaman nggak harus dari diri kita sendiri, kan? Bisa dari orang lain, kan? Gue...gue.." Jeongguk memejamkan matanya, wajahnya frustrasi, "...Taehyung gue pusinggg."

Taehyung tidak tertawa, sekalipun Jeongguk yang merengek karena kepayahan menjabarkan perasaannya terlihat lucu dan menggemaskan. Dia ingin menghargai Jeongguk. Pemuda itu telah berusaha mendeskripsikan isi hatinya meskipun dengan kalimat berantakan. Hal yang mungkin baru pertama kali dilakukannya. 

"It's okay. Itu namanya empati," ujarnya singkat, menepuk kepala Jeongguk sayang dan mengusap rambutnya halus. "Dan kalau ngebahas tentang cara kita bersyukur, itu nggak bakal ada habisnya, Jeongguk," tukasnya menjelaskan, "Semesta selalu bisa negur lo buat selalu ingat dan menghargai apa yang lo udah miliki, yang baru lo raih, yang baru aja lo kehilangan melalui banyak cara.  Entah dari lo yang tiba-tiba ngerasa berharga sama kesehatan lo setelah dikasih sakit. Entah ketika lo dapetin sesuatu yang selama ini lo mau. Entah lo yang ngelihat struggle orang lain yang dari kacamata lo itu lebih parah dari masalah lo. Macem-macem. Dan struggle itu jenisnya juga banyak. Nggak cuma dari segi ekonomi. Bisa dari sosial, lifestyle, healthy, banyak." 

Dia memaksa Jeongguk menatapnya, "Inget, nggak ada yang menjijikkan dari bersyukur, mau gimanapun caranya. Tiap manusia punya titik emosional yang berbeda. Ada yang bisa beryukur dengan cara A, tapi ada juga yang baru bisa tersentuh nuraninya melalui cara B. Dan ketimbang fokus dengan cara-cara itu, kenapa kita nggak fokus sama rasa syukur yang berhasil kita capai? Iya, kan?"

Jeongguk terdiam, memikirkan kembali ucapan Taehyung, berusaha mencermati dan memahami setiap kosa kata yang Taehyung coba jelaskan dan beri pengertian untuknya. Hingga beberapa saat setelahnya, dia bercicit pelan, "Taehyung? Apa.." Jeongguk mengerjap ragu, "...apa lo masih suka sama gue?"

Taehyung sontak tertegun, kemudian tertawa pelan. "Lo tuh ya," kekehnya geli, "Kebiasaan banget banting setir obrolan."

Jeongguk meringis, menggigit bibirnya tersipu. "Maaf," cengirnya malu, "Tapi gue paham kok apa yang tadi lo omongin. Cuma nggak tau mau nanggepin apa jadinya gue langsung nanya hal yang terlintas di kepala gue."

"Apa kalo gue ngejawab kali ini, jawaban gue bakal ngaruh ke lo?" Taehyung tiba-tiba menjawab dan hal itu kontan menjadikan Jeongguk termenung. Dia tahu benar apa maksud dari perkataan Taehyung. Taehyung ingin dirinya berhenti jika jawabannya adalah tidak

"Kalo lo nggak siap," Taehyung bersuara lagi ketika Jeongguk tidak juga membuka suara, "Gue nggak bakal jawab apa-apa aja dulu, ya?"

"Gue.." Jeongguk menelan ludah, "..ngaruh, kok."

Lalu hening. Dan Taehyung tersenyum ketika dia mengucapkan kalimat balasan dengan begitu ringan.

"Yes, I do. Gue masih sayang lo. Nggak pernah berubah."


Komentar

  1. Terus gimana😭😭 gue nangis ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaaa ampunn nangiss gue 😭😭😭

      Hapus
  2. taiiiii maksudnya apa 😭😭😭

    BalasHapus
  3. SENANGNYAAAAAA😭😭😭😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. TERUSS TTB DIA BILANG GINI "IYAA TAPI SYG GUE DAH SBTAS SAHABAT, ATAU MUNGKIN KELUARGA? " ANJINGGG DAHLAAA KLOO GTUU MENDING GUEE TERJONN BUKITTT BABBAIII😭😭😭😭😭😭😭😭😭

      Hapus
    2. OMG TIDAK TIDAK TIDAKKKKKKKK

      Hapus
  4. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKSKSKSKSKSKSKSKSK

    BalasHapus
  5. Tuhann gue nangis gatau mau ngomong apa 😭😭😭

    BalasHapus
  6. GUE SAYANG BGT SAMA KAK LUNAR

    BalasHapus
  7. TERUS NANTI DI CHAPTER BERIKUTNYA, "TAPI GUE UDAH JANJI SAMA EDREA"

    BalasHapus
  8. Γ‚aaaaaaaaaaaa masih. Sayang. Ga. Pernah. Berubah

    BalasHapus
  9. ASJAHGAHABSHSH TP SAYANG GA BERAKHIR BERSAMA KAN 😭

    BalasHapus
  10. yHAAA MASIH SAYANG DOANG TAPI GABISA BERSAMA!! GUE GEBUH LO T H huhu

    BalasHapus
  11. Aaaaaaa hanya sanggup berteriak aaaa

    BalasHapus
  12. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA MONANGISSS

    BalasHapus
  13. AAAAAA GUE MASI SAYANG LO😭 TP GAMAU Bper dulu

    BalasHapus
  14. TAU GA SI GUA MAU BACA JAWABAN TAEHYUNG DEG2AN PARAHH WOIII

    BalasHapus
  15. Yoentan!!!
    nanggung amat😭

    BalasHapus
  16. INI MKSDNYA GIMANA, KA LUNAR THE BEST EMG 😭

    BalasHapus
  17. Aaaaahhh masih syg katanya 😭😭😭😭
    Tapii tapii akhirnya Jungkook bisa merasakan empati tp dia tdk mengerti dgn perasaan apa ituu 😭
    Aah Jungkookie.

    BalasHapus
    Balasan
    1. NANGIS BANGET ANJG, TEYUNG KLO LO MSIH SAYANG AYO DONGG😭 FLIS FLIS

      Hapus
  18. "tapi kita udah punya pasangan sendiri-sendiri gguk"

    BalasHapus
  19. terus... gimana maksudnya?? aaaaaaaaaaaa mamaaaaaaaaaaa

    BalasHapus
  20. Gua mentokkan kepala saking NAHANYA GW MAU TERIAK AINGG YA AMPONNNNNN :((((((

    BalasHapus
  21. So.... Lanjut or not?!?! GW NANGISS 😭😭😭😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. TALE A BREATH EVERYONE. GUE ABIS NANGIS BANGETTTTTTTTTTTTTTERUS INI KEK MENGHARUKAN BNAGET

      Hapus
  22. AAAAAAAA TEHAAA😭😭😭
    trus adrea sama eunwoo gimana?πŸ€”apakah mereka jadian πŸ˜†πŸ˜†

    BalasHapus
  23. TRUSSS GIMANA😭😭😭😭

    BalasHapus
  24. OMAYGAT EMAKKKK GUE BAPERRRR, BARUSAN TAE APDET TRUS GUE BACA MUDITA MOANNGES AJA LAH GUE😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  25. CUMAN SAYANG ANJIR BUKAN SUKA πŸ˜­πŸ”«

    BalasHapus
  26. Haaaa bangsattt mau tereakkk😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  27. Kalo kata gue si
    "Gue sayang sama lo nggak berubah. Gguk kita sama2 punya pasangan. Lihat orang yang disamping lo sekarang, hargai orang yang ada sama lo, jangan lihat kebelakang terus"

    BalasHapus
  28. SAYANG ..GA CINTA ...TAPIKAN SAYANG LEBIH GEDE APA CINTA SIH HIKS BAKAL NANGIS KALO KARAMM

    BalasHapus
  29. Ihhh mo nangis ah gue maaaah😭😭

    BalasHapus
  30. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA NANGISSS 😭😭😭 TAPII GW GK MAUK BAHAGIAAA DULUU, TAKUTT DJATOHIN 😣😣

    BalasHapus
  31. ngga suka ya gua... kalian yg punya masalah, GUA YANG NANGIS GUA YG FRUSTASI γ… γ…  paling benci kisah dua orang yg jelas2 saling cinta tapi ga bisa bareng γ… γ…  gua wakilin tangisan hati kalian yaaa

    BalasHapus
  32. RASANYA INGIN TERBANG JAVSKSHWHSKAHSLS 😭

    BalasHapus
  33. GUE BACANYA PAS LAGI BOKER, MAU AMBIL GAYUNG JADI AMBIL SIKAT WC WOII😭😭 TERUS ITU TEHAA MAUNYA GIMANAAAA😭

    BalasHapus
  34. Ini pasti lanjutanya bikin nyesek yakin banget tidak akan se mudah itu pasti aaa siap2 karam😭 overthinking please kalian be happy😭 aku siap aku kuat😭

    BalasHapus
  35. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA ASKAKSAKSKAKAKKSAKKS ASTAGAAA AAAAAAAAAAAAAAAAAAA HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAASKAKSKASKAKSKAKSAKSKAKSKASKA AAAAAAAAAAAAAAAAA HUAAAAAAA

    BalasHapus
  36. iya sayang ke gguk, tapi cintanya ke edrea kan cok? ☺️πŸ‘πŸΎ

    BalasHapus
  37. AAAAAAA APA INIIII AKU TIDA BISA BERNAFAS UEUEUE

    BalasHapus
  38. Aku mo baca dari bawah dulu ah😭😭

    BalasHapus
  39. Gue juga masih sayang lo.😭😭😭

    BalasHapus
  40. TERUS GIMANAAA?!
    SENENG TAPI TAKUT HUWEE T_T

    BalasHapus
  41. SERIUS KAK GUE TERIAK SEJADI JADINYA SKSK ASTAGAA BENERAN TERIAK KETAHAN TAPI TAPI KUJADI TAKUT HIKD

    BalasHapus
  42. NAHKANNN BENER TAE MASI SAYANGGGG

    BalasHapus
  43. kmu twu gx ada rsa sesek didada trus kek kek aw muk nngies

    BalasHapus
  44. Ksjsmsnsnnsnsnnsbsnsnsn yes i do. Gue masih sayang lo ga pernah berubah 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  45. AAAA😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  46. Masa gw nangis siii😭😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  47. TAKUT BGT AMA PATT AKHIRNYA TP AKU BERHASIL BACA AMPE AKHIR DAN SENENG 😭😭😭😭😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  48. ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
    dapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
    segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q

    BalasHapus
  49. BODOAMAT TAE GUE MARAH SAMA LU KENAPA KEMAREN PAKE GENGSI SEGALA😭😭😭

    BalasHapus
  50. WOI ANJG ANJIRRR APANNIII😭😭😭😭😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  51. HEH SRIUS GA TE???😭😭

    BalasHapus
  52. Anjjjjjjjjjjkakaka gue baru baper 2021 yg bntr lg 2022😭😭😭😭😭😭😭

    BalasHapus
  53. 😭😭😭😭😭😭😭

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUDITA; 246

Jeongguk tidak menyadari bahwa tubuhnya telah merosot ke lantai, air mata merembes melalui celah bulu lentiknya.Tidak ada  sekaan  dan usapan seperti biasa, kali ini Jeongguk membiarkannya tumpah begitu saja, mengalir untuk pertama kalinya dengan mulus melalui pipi hingga turun ke dagu. Rasanya sakit sekali. Dada Jeongguk begitu sesak, seakan tidak ada oksigen untuk bisa dikonsumsi parunya. Setiap taluan pada detak jantungnya mengantarkan denyut nyeri yang menjalar melalui aliran peredaran darahnya, menjadikan tubuh Jeongguk bergetar hebat oleh rasa remuk yang begitu hebat menghujam hatinya.   Jeongguk duduk dan meringkuk, terisak keras. Perkataan Bunda beberapa saat lalu mengawang di telinganya, sakitnya masih sama tiap kali ingatan itu berputar di memori Jeongguk, begitu sesak. Jeongguk sungguh-sungguh tidak mengharapkan kata itu keluar dari mulut Bunda untuk kedua kali. Alasan mengapa Jeongguk menjauh dari rumah, menghindar dari Bunda. Cukup sekali, cukup sekali Jeong...

MUDITA; epilogue (3.5/5)

“ Maaf.” Jeongguk menahan geli ketika keduanya telah berada di kamarnya. Taehyung yang salah tingkah adalah pemandangan menyenangkan untuk dilihat. Mereka baru saja dipergok oleh Nyonya Jeon beberapa saat lalu. Wajah pucat bundanya ketika menatap horor pada dirinya yang nyaris dilucuti oleh Taehyung di tempat terbuka pun masih terbayang di ingatan. Mereka kelabakan sewaktu teriakan Nyonya Jeon memecah suasana sensual di antara keduanya. Taehyung nyaris membuatnya terjerembab saat menurunkan Jeongguk dengan tiba-tiba. Jeongguk setengah menahan malu membenarkan pakaiannya yang tersingkap, sementara Taehyung hanya menyengir seperti orang kelimpungan dan mengucapkan hai canggung yang jelas dibalas delikan oleh Nyonya Jeon. “Kenapa minta maaf?” Jeongguk tergelak, mengambil posisi duduk di atas kasur menghadap Taehyung. Taehyung membuang napas keras-keras, “Yang tadi itu kelepasan.” Jeongguk mengangkat bahu tidak peduli, “Santai aja,” jawabnya ringan, “Bunda kaget doang pasti waktu tau anakn...

“The Moon and The Beautiful”

  “Aku mendapat pesan dari Namjoon  Hyung  beberapa saat lalu.” “ Hm ?” “Dia mencarimu, katanya kau menolak panggilannya dan tidak membuka pesan yang dia kirim.” “Aku menolak panggilannya?” “Ya, dan dia memintamu untuk ke ruangan kerjanya sekarang, ada yang ingin dibicarakan denganmu.” “Siapa?” “Namjoon  Hyung. ” “Apa katanya?” Sang lawan bicara — Jeongguk mulai merasa kesal, dia mendecih dan memutar bola mata jengah, menyaringkan nada bicaranya dan menekan setiap kata pada kalimatnya, “ Dia. Ingin. Kau. Ke. Ruangan. Kerjanya. Sekarang. ” “Namjoon  Hyung ?” Jeongguk menarik napas, setengah membanting stik  game- nya, ia kemudian bangkit dan melangkah menghampiri Taehyung. Pria besar itu tengah berbaring di sofa sejak beberapa jam lalu dengan pandangan fokus pada ponsel pintarnya. Dia bahkan mengabaikan Jeongguk ketika ditawari ajakan bermain  overwatch  bersama dan menolak panggilan serta tidak membaca pesan pribadi maupun pe...